HAPPY READING 💕
°•°
Masih dengan umpatan kesalnya pada Xavier, dengan emosi Sandra menendang pintu stadion. Dia ingin melihat, siapa murid yang akan menggantikan dirinya. Namun, cahaya terang tiba-tiba saja menusuk matanya dan membuat ia merasa seperti tersedot ke dalam cahaya itu. Sandra menutup matanya dengan sebelah tangan, dan saat cahaya itu menghilang dia menurunkan tangannya dan mengerjapkan matanya. Saat sudah fokus kembali, dia memperhatikan sekitar.
Lapangan luas yang kosong dengan bangku-bangku berjejer tinggi yang sudah diisi ratusan orang. Dan juga, seorang gadis yang kemarin terlibat pertikaian dengannya ada di hadapan Sandra.
Tunggu. Jangan bilang—
Ahh! Xavier! Dasar egois. Sandra bersumpah tidak akan memaafkan laki-laki itu!
"Selamat siang semuanya! Sekarang kita akan saksikan pertandingan antara wakil ketua dewan dengan gadis yang baru-baru ini mencuri perhatian kita, Cassandra De Nearsen!"
Sandra mendengkus geli begitu namanya disebut begitu lantang memenuhi stadion. Gadis itu menyugar rambutnya, menahan amarah yang sudah menggumpal di hatinya dan bersiap akan meledak. Dengan mata yang telah berubah merah, Sandra menatap tajam pada Giselle yang juga terlihat kesal padanya. Dibandingkan gadis itu, Sandra lebih marah!
"Apakah Cassandra mampu mengalahkan Giselle dan menjadi wakil ketua dewan Akademi Helios? Mari kita saksikan sekarang!"
Sandra memiringkan tubuhnya saat Giselle melempar bola api padanya. Kalau sudah begini, mau tidak mau Sandra harus memenangkan pertandingan. Karena jika tidak, itu hanya mempermalukan dirinya sendiri.
"Kau persis sekali seperti kakak tirimu, Lady Nearsen. Tukang perebut hak milik orang lain!" jeritan Giselle mampu membuat suasana stadion seketika senyap.
Sandra menghela napas. Walaupun sudah berusaha tenang, Sandra masih tidak bisa mengendalikan emosinya.
Dengan senyum manis, Sandra menatap ramah pada Giselle. "Selamat siang, Yang Mulia Wakil Ketua Dewan. Pertandingan hari ini sepertinya akan melelahkan. Mengingat cuaca hari ini cukup panas, Anda pasti sangat menikmati steak dagingnya. Sausnya terjatuh di pakaian Anda." Sandra berkata dengan bisikan. Ucapannya itu hanya mampu didengar oleh Giselle, orang-orang di stadion tidak mendengarnya.
Mendengar perkataan Sandra membuat Giselle menundukkan kepalanya, memastikan apakah benar ada saus yang tertinggal di pakaiannya setelah makan steak tadi. Namun, tindakannya itu justru sangat salah. Karena setelahnya suasana stadion malah ricuh.
"Oh, Lihatlah! Giselle menunduk pada Cassandra!"
"Ada apa dengan Giselle? Aku baru pertama kali melihatnya menundukkan pandangan."
"Apa dia begitu pesimis pada pertandingan ini? Giselle terlalu rendah diri ternyata."
"Wah, aku tidak menyangka Giselle bisa menunduk begitu hormat pada murid baru."
"Bukankah kita sudah bisa melihat akhir pertandingan ini?"
"Benar, kurasa kita tidak perlu menontonnya."
Sandra menyeringai lebar begitu Giselle menatapnya penuh amarah, bahkan Sandra berani bersumpah wajahnya sedikit sakit karena tersenyum terlalu lebar. Sandra tidak tahu apa ucapannya tadi salah atau benar, tetapi sepertinya salah. Karena gejolak hatinya yang ingin bermain-main dengan Giselle semakin besar, membuat jiwa pembunuhnya kembali muncul. Pasti akan sangat menyenangkan mengoyak tubuh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired Girl
FantasySandra salah ketika berpikir bahwa orang pertama yang akan dia temui begitu bangun dari mimpi panjangnya adalah Hera, sahabat yang tinggal bersamanya di panti asuhan selama lebih dari sepuluh tahun. Sandra ingat bahwa dirinya mengalami kecelakaan te...