Chapter 8

21.5K 2.6K 15
                                    

[TELAH DIREVISI]

HAPPY READING 💕

°•°

Sandra meletakkan alat makannya usai menyelesaikan sarapan. Dia menyesap tehnya sambil berusaha tenang walau tahu dirinya terus dilirik. Selagi menunggu Archduke menyampaikan berita, Sandra dan yang lain hanya bungkam. Dalam diamnya, Sandra melirik Chris yang duduk di sebelah kanannya. Lelaki itu terlihat biasa, hanya saja ada sedikit perubahan yang tidak terlalu kentara jika tidak diperhatikan dengan seksama, karena Chris bersikap sangat natural layaknya tidak pernah ada perselisihan di antara mereka.

Tidak hanya Chris, tetapi Calvin juga. Kedua saudara laki-laki ini terlalu diam untuk seseorang yang biasa mencela Cassandra setiap ada kesempatan. Memang mereka tidak mengajak Sandra mengobrol atau sekadar menegur, tetapi melihat mereka tampak tidak keberatan dengan kehadiran Sandra, membuatnya merasakan asing yang cukup aneh.

Sungguh, Sandra sama sekali tidak nyaman dengan ini semua. Dia ingin mendesak Archduke Nearsen agar segera mengatakan keperluannya dengan orang-orang di meja makan ini. Sandra sesak berada di antara mereka semua.

Cepatlah! Perintah Sandra dalam benaknya.

“Kemarin, Kaisar mengirim perintah melalui utusan.” Archduke memulai. “Baginda meminta kita datang ke Istana untuk menghadiri jamuan dalam rangka permintaan maaf atas peristiwa di pesta. Jadi, kita semua diwajibkan datang. Besok sore kita akan berangkat, persiapkan diri kalian.”

Hening begitu Archduke Nearsen menyelesaikan ucapannya. Keheningan itu bahkan terasa mencekik bagi para pelayan yang berdiri di sekeliling meja makan.

“Kita yang Ayah maksud,” Chris menatap datar pada sang Ayah, “apakah termasuk Cassandra di dalamnya?”

“Ya.” Archduke menjawab tegas dan beralih pada Sandra yang juga menatap beliau dalam diam. “Kau harus ikut. Baginda Kaisar secara khusus memerintahkanmu untuk datang. Jadi, kau tidak bisa menolak meskipun memberi sejuta alasan.”

Sandra membuang wajahnya, merasa sesak akibat menahan gejolak kesal yang melubangi hatinya begitu dalam. Padahal, sejak awal Sandra berikrar tidak akan terlibat dengan penyebab kematiannya. Termasuk bertemu Keluarga Kaisar yang juga keluarga Pangeran Xavier. Lelaki yang Cassandra cintai sampai ajal menjemputnya.

Sandra tidak ingin bertemu mereka, cukup sekali di malam pesta itu. Tidak seharusnya ada yang kedua. Namun, kini Sandra malah berada dalam situasi tidak bisa menolak, karena jika iya, reputasi Cassandra di mata publik yang mulai membaik akan hancur karena tidak menuruti perintah Kaisar.

“Cassandra.” Archduke menegur.

“Ini perintah Baginda. Mau menolak atau menerima, saya diharuskan datang jika tidak ingin mendapat hukuman.” Sandra menatap Ayahnya datar. “Bukan begitu, Your Grace?”

Berikutnya, Sandra dan Archduke saling memandang dalam diam dengan tatapan sulit didefinisikan dengan kata-kata.


Sandra berjalan tanpa arah. Dengan berbekal empat permen yang tersimpan saku jubahnya, kini dirinya berada di pasar ibukota setelah kabur, lagi.

Jujur, Sandra melupakan soal Iblis itu. Dia hanya sibuk bermain-main dengan sihirnya dan terkadang berjalan-jalan. Sandra bahkan tidak peduli tentang persiapan mereka ke istana untuk makan malam bersama keluarga kaisar. Lebih tepatnya, dia malas memikirkannya. Biarkan saja Ryana mencarinya, toh dirinya hanya sebentar.

Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang