Chapter 26

13K 1.4K 17
                                    

HAPPY READING 💕

°•°

"Kalian jatuh pingsan disebabkan benturan energi sihir yang terlalu kuat." Remo berujar begitu selesai mendengarkan semua penjelasan Pangeran Xavier mengenai kejadian yang mereka alami. "Jika kalian memang tidak bisa bertarung satu sama lain, maka tidak seharusnya kalian bertengkar sampai menyerang satu sama lain. Apalagi saat menyerang dengan sihir, kalian sedang dalam kondisi marah. Menyerang dengan keadaan seperti itu, selain tidak baik bagi diri sendiri juga risikonya tidak baik pada lawan. Terlebih niat kalian saling melawan juga tidak baik. Jadi, seperti inilah hasilnya. Tubuh kalian tidak mampu menerima benturan energi sihir dan membuat kalian seperti ini."

"Kalau begitu, apa yang harus aku lakukan?" Xavier bertanya, laki-laki itu terlihat sekali tidak memiliki energi untuk membantah.

"Bagaimana dengan Cassandra? Apa dia tahu mengetahui takdir kalian, Your Highness?" 

"Aku belum memberitahunya." Xavier mengakui tanpa berhenti menatap Cassandra. "Mungkin dia menyadarinya saat aku memberinya healing di Hutan Florence, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Mungkin memang belum saatnya aku memberitahu, apalagi hubunganku dengannya semakin merenggang. Ini bukan waktu yang tepat."

"Kau ingin biar aku yang memberitahunya? Cassandra pasti akan percaya." Remo menawarkan.

Xavier menggeleng. "Ini mengenai kami, aku ingin memberitahunya langsung. Jadi, aku mohon pada kalian untuk tetap merahasiakannya dari Cassandra."

"Sampai kapan kau akan menyembunyikannya, Kak? Malam ini kau harus kembali ke akademi bersama Edward dan Chris. Kalian baru bertemu satu tahun lagi. Apa kau akan merahasiakannya selama satu tahun ini?" Xavia menyuarakan kekhawatirannya.

"Selama jangka waktu itu, aku akan mencari tahu lebih banyak mengenai takdir kami. Mungkin di akademi aku akan menemukan sesuatu." Xavier menjelaskan, lalu beralih pada Remo. "Tapi, Remo. Apa kau tidak tahu apapun soal takdir ini? Apa Dewi Eirene tidak mengirim pesan padamu?"

Remo menggeleng lesu. "Aku sungguh tidak tahu. Aku baru mengatahuinya setelah melihat sihir kalian beradu dan mendengar cerita darimu tadi." Remo kembali mengembuskan napas lelah, terlalu banyak hal yang terjadi dalam satu waktu. "Aku akan mencari tahu soal ini, mungkin sekalian mengirim pesan pada Dewi Eirene mengenai takdir kalian karena aku harus mengetahui lebih dalam. Wanita itu pasti menyimpan pesan tersembunyi dibalik takdir yang dia buat untuk kalian."

Mungkin saja ini ada kaitannya dengan Lairene, lanjut Remo dalam hatinya.

"Baiklah, aku akan menunggu kabar darimu." Xavier tersenyum kecut pada Remo dan berdiri. "Aku harus kembali ke akademi sekarang, sudah hampir fajar. Aku tidak bisa membiarkan Edward dan Chris terlambat lebih dari ini, mereka bisa terkena poin pelanggaran karenaku."

"Tidak masalah, Your Highness. Kami siap menemani Anda." Edward menyahut santai.

Xavier mengangguk. Dia melirik pada Cassandra sejenak, lalu menatap yakin pada Remo. "Aku titip Cassandra. Jangan sampai dia sakit dan terluka seperti ini lagi. Aku tidak ada di sampingnya."

Remo tersenyum miring dan mengangguk. "Tentu, Pangeran."

Xavier beralih pada Xander. "Jangan biarkan dia sendiri, Xander. Cassandra butuh seseorang untuk selalu berada di sisinya. Tolong gantikan posisiku untuk sementara waktu."

"Dimengerti, Your Highness." Xander menjawab tegas.

Xavier mengangguk lagi, baru ingin berbicara pada Xavia, gadis itu sudah lebih dulu menyela. "Iya-iya, aku akan baik-baik saja. Aku pastikan Cassandra akan selalu bersamaku."

Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang