HAPPY READING 💕
°•°
“Jelaskan, Cassandra.”
Sandra tidak menanggapi perintah Christopher yang memintanya untuk menjelaskan kejadian di taman tadi. Dia hanya diam menatap kosong pada piring buah yang diletakkan di hadapannya.
Kini, jam makan malam telah tiba. Dua keluarga dengan posisi tertinggi di Victorion telah duduk di kursi masing-masing sembari menunggu hidangan utama disediakan. Para orang tua yang menyaksikan perdebatan kecil anak-anaknya hanya bisa terdiam, tidak mengerti situasinya.
“Sebetulnya, apa yang terjadi?” Archduke Nearsen yang sudah tidak tahan dengan rasa penasarannya pun akhirnya memilih bertanya.
“Jadi Ayah, di taman tadi—” Belum menyelesaikan mengadu, Calvin dibuat memekik tertahan ketika merasakan ada sesuatu yang dingin dan tajam menyentuh pipinya. Perhatiannya beralih pada Sandra, sudah bisa menebak siapa pelakunya. “Apa yang kau lempar? Kenapa sangat sakit?”
“Aku tidak melakukan apapun.” Sandra menyangkal dengan santai. Meski begitu senyum jahil terpatri di wajahnya. Dia berhasil mencegah Calvin membeberkan semuanya di waktu yang tepat dengan cara membekukan sedikit air yang dia tembakkan ke Calvin. Memang tidak seharusnya Sandra menyembunyikan kejadian tadi, tetapi dia belum siap semua orang mengetahui rahasianya. Belum, sampai pada waktu yang tepat.
“Saya mohon maaf atas perilaku anak-anak saya, Your Majesty.” Archduke berujar pada kaisar.
Kaisar justru tertawa kecil. “Tidak apa-apa, Tuan Archduke. Anak-anakku juga seperti itu. Mereka sering bertengkar hanya karena hal kecil.”
Archduke sedikit menunduk menanggapi.“Aku mengadakan makan malam bersama keluarga Archduke Nearsen dalam rangka sebagai ucapan terima kasih dan permohonan maaf keluargaku atas insiden di hari kedewasaan Christopher.” Kaisar mengawali, lalu beralih pada Sandra hingga membuat gadis itu terkesiap. “Dan untuk Nona Cassandra, aku berterima kasih karena kau sudah ingin datang menghadiri makan malam ini. Aku juga ingin meminta maaf karena sudah membuatmu mengalami tidur panjang karena sudah melawan para Assassin itu ketika tubuhmu belum pulih pasca kecelakaan yang kau alami.”
Sandra berdeham pelan. “Saya hanya melakukan apa yang saya seharusnya saya lakukan, Your Majesty. Sudah menjadi tugas saya sebagai rakyat Victorion untuk melindungi keluarga kekaisaran.”
“Kau terlalu rendah hati, Nona Cassandra.” Kaisar berujar. “Kalau begitu, silakan dinikmati makan malam yang telah kami sediakan.”
Dengan begitu, semua orang mulai menyantap makan malam masing-masing dalam diam. Keheningan itu berlanjut sampai makanan utama telah selesai dihidangkan dan digantikan dengan makanan penutup.
Keheningan seperti ini memang sering terjadi pada kalangan bangsawan, itu sesuai etika yang diajarkan. Jikalau ada yang ingin berbicara, maka harus seseorang yang kedudukannya lebih tinggi atau tuan rumah yang memulai. Sandra juga tidak berminat berbicara walaupun mulutnya gatal ingin menyemprot orang-orang yang sejak tadi memandanginya.
Setelah makanan penutup disajikan, setiap orang juga disajikan teh melati khas keluarga kekaisaran pun juga ikut disajikan.
Tidak hanya Sandra, Xavier juga ikut memandangi setiap pelayan yang membawakan teh kepada setiap orang. Kening berkerut dalam begitu mencium bau menusuk yang sangat menyengat hidung dari salah satu cangkir milik seseorang. Tatapannya menajam begitu Xavier mengetahui bahwa bau itu berasal dari cangkir Ibunya. Matanya seketika melebar ketika permaisuri siap meminum teh itu. Baru saja ingin menghentikannya, teriakan seorang gadis yang tidak asing di telinganya sudah lebih dulu mencegah sesuatu yang tidak diinginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired Girl
FantasySandra salah ketika berpikir bahwa orang pertama yang akan dia temui begitu bangun dari mimpi panjangnya adalah Hera, sahabat yang tinggal bersamanya di panti asuhan selama lebih dari sepuluh tahun. Sandra ingat bahwa dirinya mengalami kecelakaan te...