Chapter 46

7.3K 1K 98
                                    

Makin ke sini makin dikit, aku jadi overthinking. Apa kalian nabung dulu? Atau cerita ini makin membosankan? Maap ya kalo bener. Tapi aku jamin, beberapa chapter ke depan kamu bakal dibuat kesel sama semua tokohnya wkwk. 

Salam sayang dari Xavier si tukang bucin + Sandra si cewek malu-malu tapi mau.

HAPPY READING 💕

°•°


Rencananya untuk pagi-pagi datang ke toko gagal sudah. Entah ada keperluan apa pihak kekaisaran datang menemuinya. Yang pasti, Sandra sudah berada di kereta kuda menuju istana untuk memenuhi perintah dari pihak kekaisaran. Sendirian. Tanpa Ryana karena dia sendiri yang meminta agar wanita itu datang duluan ke toko untuk membimbing Emiliana.

Setelah turun dari kereta kuda, orang pertama yang menyambut kedatangannya adalah salah satu kesatria Xavier yang paling dekat dengan Xavier. Dahi Sandra sedikit berkerut, namun tak urung membalas salam dari Edward.

"Semoga hari Anda menyenangkan, Lady Cassandra."

"Ya, semoga hari Anda juga menyenangkan, Lord Edward."

Edward tersenyum ramah. Lelaki itu mengulurkan tangannya, menuntun langkah Sandra menuju satu arah ke sisi timur istana.

"Sepertinya, Anda membawa kue yang enak." Edward berujar sambil melirik pada keranjang yang gadis itu bawa.

"Saya hanya membawa sesuatu yang sudah melekat dalam diri saya." Sandra tersenyum kecil. "Apakah Anda ingin mencobanya?"

"Boleh?"

"Tentu saja. Siapa yang berani melarang?" Sandra menyerahkan sebuah kotak kecil yang berisi cookies kering kesukaannya, lalu Edward menerimanya dengan senang hati.

"Terima kasih, Lady Cassandra."

"Sama-sama, Lord—"

"Edward saja. Anda bisa memanggil saya dengan santai."

"Sungguh?"

Sandra tersenyum dalam hati. Dia senang bisa mengakhiri percakapan formal ini. Agak membosankan dan sangat bikin lidah pegal karena berbicara dengan panggilan yang panjang. Apalagi pria setampan Edward yang menawarkannya sendiri, huhu bikin Sandra jadi kesemsem.

"Kalau begitu, kau bisa memanggilku Cassandra saja."

"Untuk yang satu itu tidak bisa."

"Kenapa?"

Edward menoleh pada Sandra dan tersenyum. "Anda adalah tunangan Putra Mahkota. Tidak seharusnya saya berbicara santai pada Anda."

Sandra mendengkus geli. "Pertunangan itu belum resmi. Kau tidak perlu kaku pada gadis yang lebih muda darimu."

"Anda membuat saya jadi terlihat tua." Edward tertawa kecil. "Baiklah, jika kau memaksa. Tapi, aku tetap tidak bisa memanggilmu dengan leluasa."

Sandra hanya mengangguk. Dia pikir itu wajar. Dirinya juga pasti akan seperti itu. Mata kelabunya kemudian melirik Edward yang baru saja mengambil sepotong cookies dari kotak pemberiannya tadi. Laki-laki itu lalu memakannya, tanpa tahu jika diam-diam Sandra menantikan kalimat apa yang akan diucapkan lelaki berambut biru itu.

"Aku mengerti kenapa Xander bisa sesuka itu mengawalmu dan seterbuka itu padamu, Sandra." Edward berkata seraya menutupi kembali kotak cookies-nya. Lelaki itu tersenyum kecil pada Sandra. "Selain bisa membuat makanan yang enak, kau juga sangat baik. Kadang aku iri pada Xander bisa setiap saat menikmati kue buatanmu."

Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang