Hehe.
HAPPY READING 💕
°•°
Xavier menghela napas dan menjatuhkan kepala di sandaran sofa tanpa berhenti melihat Sandra. Posisi duduknya yang tegak membuat Xavier hanya bisa melihat punggungnya. Namun, saat Xavier menyatukan rambutnya menjadi satu, Xavier melihat jelas pipi Sandra yang menggembung karena mengunyah. Hanya pipi, wajahnya tidak terlihat sama sekali.
Imut sekali, benaknya berkomentar tanpa suara.
Dirinya terdiam beberapa saat. Sebelum senyumnya terukir tipis tatkala Sandra terlihat menganga lebar untuk menyuap roti berisi daging itu. Kemudian pipinya menggembung lagi saat mengunyah. Gadis itu benar-benar fokus makan sekaligus mendengarkan diskusi para kesatrianya.
"Enak?" tanya Xavier yang hanya bisa didengar oleh Sandra.
Gadis itu mengangguk dua kali tanpa repot-repot berpaling.
Xavier tersenyum, kemudian menarik kedua bahu Sandra agar bersandar di sofa bersamanya. Anehnya, gadis itu menurut saja ketika dia merangkul bahunya. Padahal biasanya langsung kesal. Sepertinya Sandra terlalu fokus pada makanannya.
"Mau tambah lagi?" tanya Xavier masih dengan bisik.
"Belum habis," jawab Sandra dan menyuap lagi.
Xavier bertanya lagi, "Di Istana makan banyak, ya?"
"Iya. Terakhir aku makan lobster besar. Dua." Sandra menoleh pada Xavier dan memberi senyum malu-malu. "Aku suka. Baginda berjanji akan menyiapkan lagi setelah kita pulang. Nanti kita harus makan bersama. Xavier harus coba."
Xavier tersenyum. "Iya, nanti kita makan bersama."
Sandra tersenyum lebar dan kembali makan lagi. Gadis itu anteng meskipun Xavier memainkan telinganya yang memakai anting kecil. Bahkan saat Xavier cubit anting dan pipinya, Sandra diam saja.
Namun, karena terlalu gemas, Xavier jadi menarik wajah Sandra dan menghujani pipinya dengan banyak kecupan. Bahkan menggigitnya. Hal itu sontak membuat Sandra mengerang pelan tanda kesakitan. Namun, gadis itu tak bisa menjauh karena tubuhnya dikunci erat kedua tangan kekar Xavier.
"Xavier, aku sedang makan," keluh Sandra. Bibirnya mengerucut saat Xavier berhenti mengecup pipinya dan mereka saling menatap. "Jahat."
Xavier nyengir lebar. "Aku gemas."
"Aku bukan makanan." Sandra dengan pandangan sebal dan melas menyentuh pipinya yang agak memerah akibat ulah Xavier. "Sakit."
"Maaf, ya." Xavier mengusap pipi Sandra. Selain memerah dan ada bekas gigitan Xavier, di sana juga terdapat jejak salivanya. Xavier tidak bisa menahan diri, dan tentu merasa bersalah. Dia pun meniup pipi Sandra agar setidaknya gadis itu tidak marah lagi. "Masih sakit?"
Sandra menggeleng kecil. Xavier pun tersenyum dan mengacak-acak rambut di puncak kepala Sandra. "Aku tidak akan mengganggu lagi. Maaf, ya."
"Ini. Xavier mau?" Sandra tiba-tiba menyodorkan sandwich-nya dan itu cukup membuat Xavier terkejut. "Pasti lapar. Karenanya jadi makan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired Girl
FantasySandra salah ketika berpikir bahwa orang pertama yang akan dia temui begitu bangun dari mimpi panjangnya adalah Hera, sahabat yang tinggal bersamanya di panti asuhan selama lebih dari sepuluh tahun. Sandra ingat bahwa dirinya mengalami kecelakaan te...