HAPPY READING 💕
°•°
Sejak pagi, stadion akademi sudah mulai ramai di penuhi para murid dari berbagai kelas dan juga para guru yang akan menyaksikan pertandingan hari ini.
Setiap tahunnya, memang akan diadakan pertandingan antara sembilan anggota dewan dan para murid tahun pertama akademi.
Setiap anggota dewan akan membawa bendera merah dan jika para murid berhasil merebut bendera itu, maka mereka akan dinyatakan sebagai pemenang dan mendapat sebuah hak istimewa yang akan menguntungkan mereka di akademi.
Dan jika berhasil melawan Ketua Dewan yang tidak lain tidak bukan adalah Xavier, maka mereka akan diberi hadiah yang akan lebih istimewa dan lebih menguntungkan mereka di akademi di masa depan. Tetapi, jika kalah mereka akan ditempatkan peringkat terbawah.
Sungguh, Sandra sama sekali tidak penasaran apalagi tertarik akan hadiah itu. Satu-satunya yang inginkan adalah kabur dari sini. Dia tidak mungkin menang atau mengalahkan diri karena itu akan merusak tujuan awalnya datang kemari.
Sejak duduk di stadion, Sandra tidak berhenti mengembuskan napas panjang, terlihat sekali sedang gelisah. Lima menit menunggu, hingga suara terompet terdengar begitu nyaring di seluruh stadion. Sandra dapat melihat seorang guru yang merangkap menjadi pembawa acara pertandingan mulai bersiap-siap membuka acara.
"Selamat siang kepada seluruh murid kebanggaan Akademi Helios!"
Suara riuh tepuk tangan menyambut ucapan si pembuka acara. Sandra menghela napas malas, dia melirik ke sembarang arah dan matanya bertabrakan dengan mata biru gelap yang memandangnya begitu dingin. Sandra mengernyit, berpikir siapa gadis yang menatapnya seperti itu. Selama satu tahun di dunia novel, ini pertama kalinya melihat sosok gadis berambut hijau gelap itu.
"Sebelum kita mulai, mari kita lihat terlebih dahulu kesembilan anggota dewan yang sudah bersiap memulai pertandingan ini!"
Sebuah layar besar muncul secara ajaib di tengah-tengah lapangan, di sana diperlihatkan para wajah anggota dewan yang berpencar di berbagai tempat. Xavier, si Ketua Dewan itu terlihat santai duduk di atas pohon. Sandra tidak peduli, dia melirik ke bagian lain yang memperlihatkan Christopher sedang menguap lebar.
Sandra mengernyit jijik. "Dasar aneh."
"Baiklah, tidak perlu berlama-lama lagi. Waktu kalian hanya dua jam. Dan untuk mempersingkat waktu, kalian diperbolehkan untuk melawan rekan kalian sendiri. Kalau begitu, mari kita mulai pertandingan ini!"
Suara terompet kembali terdengar sebagai tanda pertandingan dimulai. Saat itu juga, seluruh murid tahun pertama di teleportasi 'kan ke hutan tempat mereka akan melangsungkan pertandingan.
Sandra sedikit terhuyung karena teleportasi itu sangat tiba-tiba. Dia memfokuskan pandangannya lalu melihat sekitar. Banyak murid yang berlari menghampiri para dewan dan beberapa sudah mulai bertarung. Bahkan sudah beberapa kali terdengar ledakan di beberapa tempat.
Sandra berdecak. Dia langsung mengayunkan pedang cahayanya ketika beberapa murid tahun pertama berusaha menyerangnya. Beberapa kali dia menebas dada dan perut hingga leher mereka tanpa ampun. Sandra seakan dirasuki arwah Assassin begitu dia dengan kejamnya memenggal kepala beberapa murid. Tidak butuh waktu lama, belasan murid yang tadi Sandra hadapi sudah menghilang dari hadapannya.
Sandra mengusap wajahnya kasar, membersihkan darah para murid yang terciprat ke wajahnya. Baru saja ingin melangkah ke tempat lain, langkah Sandra diinterupsi seseorang.
"Woi!"
Sandra menoleh, mendapati Christopher sedang menatapnya dengan senyum menyeringai. Di tangan laki-laki itu sudah terdapat pedang dengan mana biru. Khas Bluesoul Magic.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired Girl
FantasiSandra salah ketika berpikir bahwa orang pertama yang akan dia temui begitu bangun dari mimpi panjangnya adalah Hera, sahabat yang tinggal bersamanya di panti asuhan selama lebih dari sepuluh tahun. Sandra ingat bahwa dirinya mengalami kecelakaan te...