Chapter 32

10.4K 1.4K 94
                                    

Update lagi🎉
Sebenernya, aku mah pengennya update tanggal 24 karena aku tuh paling suka gantungin anak orang. Tapi ngeliat komentar kalian aku jadi ga tega😭
Ga nyangka kalian bakal seantusias itu nunggu update ni cerita. Makasih banget buat supportnyaaaa, aku seneng banget kalau kalian menikmati cerita ini😭🥰

Maap kalo ada typo atau kesalahan lain, soalnya belum aku revisi hehe 😏

HAPPY READING 💕

°•°

Setelah Sandra mengatakan siap, Xavier langsung mengayunkan pedang pada Sandra, namun gadis itu berhasil menghindar. Beberapa kali Xavier terus menyerang, tetapi Sandra terus berhasil menghindar. Saat Sandra mendapat waktu yang pas untuk menyerang Xavier, dia segera melayangkan pedangnya ke titik vital Xavier. Tetapi, Xavier menyadari serangan Sandra dan berhasil menahannya.

"Hati-hati, Nona. Tubuhmu bisa terbelah jika keras kepala ingin memenangkan pertandingan ini." Xavier berujar ketika pedang Sandra melintang tepat di depan jantungnya. Tanpa pikir panjang, Xavier menghentakkan pedangnya hingga menimbulkan suara keras dan membuat Sandra terlempar dengan kepala mendarat di tanah lebih dulu.

Xavier yang melihat kesempatan itu langsung mengarahkan ujung mata pedangnya ke dada Sandra, namun gadis itu sudah lebih dulu berguling ke samping dan berhasil menggores betis Xavier. Laki-laki itu jatuh berlutut, lantas segera menahan pedang Sandra ketika gadis itu lagi-lagi ingin menusuk jantungnya lagi.

Sandra meringis dalam hati. Merasa situasi yang kini di hadapi sangat gila. Xavier sungguh tidak main-main melawannya. Setelah ini, Sandra akan mengutuk orang bernama Armand itu! Sialan sekali lelaki yang tidak dia kenal itu, sudah menantangnya melawan Xavier.

Benar-benar gila semua anggota dewan. Sandra bersumpah tidak akan masuk ke dalam jajaran anggota dewan itu!

"Fokuslah, Nona. Kau ingin aku lempar ke dalam jurang itu?"

Sandra tertawa sinis ketika tubuhnya baru saja terlempar dan menabrak pohon besar. Melihat Xavier yang sudah siap menusuknya, Sandra dengan cepat berkelit dan mengakibatkan ujung pedang Xavier tertancap di batang pohon. Sayangnya, Xavier sudah lebih dulu bersalto saat Sandra hampir menebas perut laki-laki itu.

Melihat Xavier yang tengah melawannya dengan tangan kosong sambil sibuk meraih pedangnya yang terjatuh di bawah pohon, Sandra menggunakan kesempatan ini dengan baik. Gadis itu tanpa segan melayangkan tendangan dan mengenai tepat sasaran di wajah tampan Xavier.

"Wah, aku tidak menyangka kau berani menendang wajahku." Xavier berkomentar begitu melihat sudut bibirnya sedikit robek dan mengeluarkan darah.

"Memang Anda siapa sampai harus membuat saya takut?"

Xavier terkekeh. Tanpa bicara lagi, Xavier kembali mengayunkan pedangnya dan dibalas Sandra begitu lihai. Dentingan pedang mereka terdengar sangat sengit dan tidak ada jeda waktu. Mereka terus menyerang dan bertahan tanpa peduli waktu yang terus berjalan dan buliran peluh yang terus mengalir.

Chris yang baru saja kembali ke stadion mengambil tempat duduk di samping Edward, Xander, Marcello, dan Xavia.

"Mereka sangat menakutkan," celetuk Edward ikut was-was melihat pertarungan mereka.

"Jantungku seperti akan meledak." Xavia menimpali.

"Aku bersumpah tidak akan melawan mereka. Aku masih sayang leherku," ujar Marcello memegang lehernya sendiri dengan cemas.

"Aku jelas tahu Xavier hebat menggunakan pedangnya. Tapi, aku sama sekali tidak menyangka jika Cassandra mampu mengimbangi kekuatan kakak. Dia benar-benar hebat," komentar Xavia.

Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang