Chapter 18

15.8K 2K 28
                                    

HAPPY READING 💕

°•°

"Setelah ini aku akan melepasmu, Kak. Untuk sekarang temani aku dulu."

Xavier menoleh, mendapati adiknya sedang menatapnya jahil. Pemuda itu berdeham lalu membuang muka.

Apa dia ketahuan?

"Ya, kau ketahuan, Kak."

Xavier menoleh cepat pada Xavia dan menyipitkan mata. "Jangan baca pikiranku!"

Xavia terkekeh, kemudian ikut memandangi sosok yang sedari awal Xavier perhatikan. "Dia sangat cantik," komentarnya.

Xavier mengerjap bingung, lalu mengalihkan pandangan ke lantai bawah seperti Xavia.

Di sana, mereka melihat Cassandra yang sedang melamun sendirian ditemani segelas jus jeruk yang Xavier tebak belum diminum.

Xavier sedikit terkejut saat melihat putri Viscount Renfiel dan dua gadis yang mengekor menghampiri Cassandra. Namun, yang membuatnya lebih terkejut ketika ia menyadari bahwa Cassandra dapat mengatasi gadis itu dengan mudah. Ia ikut tertawa kecil saat melihat gadis itu menahan tawa sambil memperhatikan kepergian Sabella. Namun detik berikutnya, ia tersentak melihat ekspresi Cassandra yang berubah.

Xavier pikir dari awal bertemu setelah sekian lama, gadis itu kian menarik.

Cassandra De Nearsen. Sejak dulu dia hanya bisa melihatnya dari jauh karena perintah dari para tetua, mengenai larangan seorang Holy Magic berdekatan dengan Dark Magic. Dulu, Xavier hanya bocah yang tidak bisa membantah dan harus menurut meskipun tidak suka.

Namun, sekarang usianya sudah dewasa. Tanpa perlu mendengarkan satu-persatu peraturan kolot para tetua, Xavier sudah bisa menghadapi celaan para bangsawan dan memiliki kuasa untuk melawan. Tekadnya yang hampir hilang kini muncul lagi. Xavier yakin, kali ini dia takkan salah dan takut akan omongan orang padanya.

Lagi pula, daripada omongan orang lain, ada sesuatu yang lebih penting dari itu semua. Sesuatu yang menyangkut masa depan Victorion dan Xavier tidak ingin itu semua sia-sia hanya karena omongan orang lain.

Pandangan Xavier jatuh pada gaun yang dikenakan Cassandra. "Jadi, itu gaun yang dia katakan," gumamnya pada diri sendiri yang dapat didengar Xavia.

"Gaun apa?"

Xavier tidak menjawab, dia tersenyum tipis sambil memperhatikan detail penampilan Cassandra dari belakang. Rambutnya yang bergelombang dibiarkan tergerai, namun ada sejumput rambut dekat kedua pelipisnya diikat menjadi satu ke belakang dan diberi hiasan mutiara merah yang serasi dengan warna gaunnya. Dan menurut Xavier, poni tipis yang menghiasi dahi gadis itu membuat Cassandra terlihat lebih cantik dan manis.

Sejak pertama kali bertemu, entah itu di masa kecil atau di taman istana, Xavier menyadari bahwa Cassandra selalu memakai setelah gelap. Gadis itu memiliki obsesi tersendiri dengan pakaian kelam, mungkin untuk menyeimbangkan rambut putih saljunya. Dan itulah yang membuat Cassandra semakin menarik untuk dilihat.

"Ya, dia sangat cantik."

Senyum Xavier luntur dan tergantikan dengan matanya yang terbuka lebar. Ia melotot pada punggung Cassandra yang setengah terekspos. Awalnya ia senang saat melihat gadis itu memakai gaun tertutup. Tetapi, melihat punggung Cassandra yang sedikit tertutupi rambutnya membuat emosinya meluap. Apalagi saat ia mendapati beberapa laki-laki mencuri pandang pada Cassandra.

Xavier tidak tahan lagi!

"Greetings, to His Imperial Highness Crown Prince of Victorion and Her Imperial Highness The Princess Imperial!"

Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang