Sebelum baca, mari kita ucapkan.
MINAL AIDIN WAL FAIDZIN, mohon maap lahir batin kepada kalian semua. Mungkin aku ada salah kata, salah ketik, salah emot, yang menyinggung perasaan kalian.
Terima kasih udh baca first story aku sampe sekarang, maap atas semua kelalaian atau kesalahan yang sekiranya tidak enak di hati kalian.Maap lahir batin semuanya 🙏
Selamat menikmati ketupat dan berbagai sayurannya hari ini😊HAPPY READING 💕
°•°
Matahari hampir menenggelamkan diri di ufuk barat ketika kereta kuda yang dinaiki Xavier dan Cassandra menyusuri jalanan pasar dengan tujuan akademi. Berbeda dengan situasi di pasar yang semakin sore semakin ramai, suasana di dalam kereta justru sangat sunyi. Kedua orang yang duduk saling berhadapan itu sibuk dengan pikirannya sendiri, seakan-akan sebelumnya tidak terjadi apa-apa.
Mungkin berbeda dengan Cassandra yang hanya melamun dengan pandangan tertuju ke luar jendela, Xavier malah sibuk memperhatikan gadis itu. Kali ini, bukan rasa kagum yang terlintas dalam pikirannya, melainkan rasa khawatir dan bersalah yang menghinggapi hatinya ketika melihat bagaimana reaksi Cassandra setelah membaca sumpah Dewi Eirene sampai saat ini.
Apa semua informasi yang mereka dengar tadi sungguh mengejutkan Cassandra? Xavier juga terkejut, tetapi keterdiaman Cassandra justru membuatnya semakin bertanya-tanya.
Beberapa jam mereka habiskan untuk membicarakan soal takdir itu. Bukan hanya sumpah sang Dewi, mereka juga membicarakan hal-hal terkait dengan takdir itu, seperti keistimewaan lain yang akan membuat mereka saling terhubung satu sama lain melalui tato itu. Informasi yang sangat berguna setelah satu tahun lamanya Xavier meminta Paman Frans untuk mencari tahu kebenaran takdir mereka bersama Pendeta Agung Remo juga.
Kedua pria itu saling bekerja sama dan membantu mencari tahu, Xavier juga sesekali ikut memberi pendapat. Hingga akhirnya, mereka menemukan buku hitam yang kini berada di pangkuan Cassandra.
Frans memang jujur mengatakan bahwa sumpah itu dilihat temannya si pemilik Dark Magic, namun karena temannya itu telah tiada, Frans jadi tidak bisa melihatnya lagi. Xavier pun baru pertama kali lihat setelah Cassandra yang memunculkan tulisan itu. Karena sumpah sang Dewi memang hanya mampu dilihat para pengguna Dark Magic saja.
Sebetulnya, kepergian mereka ke pasar hari ini bukan karena tugas pertama yang didapat Cassandra, melainkan atas keinginan Xavier. Lelaki itu yang mengatakan pada Isla agar memberikan tugas peninjauan kepada Cassandra sebagai dalih agar mereka bisa pergi ke pasar.
Jujur saja, selain karena alasan ingin dekat dengan Cassandra sampai lulus, Xavier juga ingin membuat Cassandra masuk ke dalam jajaran anggota dewan agar mereka lebih mudah keluar akademi tanpa banyak peraturan ketat. Dan semua rencananya berjalan sangat lancar. Xavier pun bahkan sampai ingin bersorak ketika Cassandra ingin mengunjungi toko Paman Frans. Padahal sebelumnya Xavier bingung mencari alasan agar gadis itu mau ikut dengannya ke toko itu, tetapi kekhawatirannya tidak berlangsung lama karena Cassandra dengan sendirinya ingin pergi ke sana.
Cassandra mungkin licik, tetapi sebagai senior dalam bidang itu, Xavier tentu tahu bagaimana mengatur siasat agar tidak dicurigai lawan bicaranya. Xavier sudah melewati pembelajaran itu di usianya yang baru menginjak angka sembilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired Girl
FantasySandra salah ketika berpikir bahwa orang pertama yang akan dia temui begitu bangun dari mimpi panjangnya adalah Hera, sahabat yang tinggal bersamanya di panti asuhan selama lebih dari sepuluh tahun. Sandra ingat bahwa dirinya mengalami kecelakaan te...