HAPPY READING 💕
[TELAH DIREVISI]
°•°
Sorak-sorai masyarakat terdengar begitu gembira, menambah euforia sore hari di ibukota Victorion kian menyenangkan. Mereka yang berlalu-lalang di tepi jalan segera menyingkir tatkala sebuah kereta kencana berukuran sangat besar dan dibawa empat ekor kuda menyusuri jalanan utama yang mengarah menuju bangunan megah di pusat kota.
Berbanding terbalik dengan suasana di jalanan yang sangat ramai, suasana di dalam kereta justru sangat hening. Entah mengapa, kereta kencana mewah milik Keluarga Nearsen yang diisi oleh seluruh anggota keluarganya itu, memilih sibuk dengan kegiatan masing-masing ketika sebenarnya mereka memiliki kesempatan untuk berbincang layaknya sebuah keluarga.
Tidak terkecuali Sandra.
Gadis itu tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya. Berulang kali dia terlihat menelan kasar salivanya dan dengan gelisah memainkan jari-jemarinya yang dipangku di atas pahanya. Selain disebabkan oleh gaun merah muda yang dikenakannya terlalu mewah untuknya, Sandra juga merasa tak nyaman berada di antara keluarga cemara itu. Mereka memang sibuk sendiri, tetapi bukan berarti Sandra tidak sadar bahwa sedari tadi dirinya diam-diam diperhatikan.
Kenapa sangat lama tiba di istana? Aku ingin pulang dan kembali tidur, Sandra membatin kalimat yang sama untuk kesekian kalinya. Sudah dua puluh menit perjalanan, namun entah mengapa rasanya seperti sudah berjam-jam.
"Cassandra, ini pertama kalinya 'kan kau ke istana?" Suara hangat Archduchess mengisi keheningan. Sontak saja, semua atensi tertuju pada nama yang disebut oleh wanita anggun tersebut.
Sementara itu, kegugupan dalam diri Sandra naik hingga ke tingkat maksimal. Tangannya saling menggenggam satu sama lain bersamaan dengan senyum yang dia paksakan untuk menyungging. "Benar, Your Grace," jawabnya.
"Apakah kau memiliki suatu ketidaknyamanan? Jika aku tidak salah lihat, kau tampak gusar sedari tadi."
"Maaf membuat Anda khawatir, Your Grace. Saya hanya merasa gugup atas kehadiran saya di istana untuk pertama kalinya. Saya takut melakukan suatu kesalahan yang memalukan keluarga ini."
Archduchess Nearsen tertawa renyah. "Bagaimana mungkin seperti itu? Kau adalah putri dari Keluarga Nearsen yang memiliki martabat tinggi selayaknya putri bangsawan. Aku yang membinamu untuk kelas tata krama, merasa bangga bisa membawamu ke istana dan ke hadapan keluarga Kekaisaran. Bukan begitu, Cleo?"
Sandra melirik ayahnya yang tiba-tiba dimintai pendapat oleh sang istri. Pria itu tampak terkejut, namun selanjutnya kembali tak acuh dan hanya memberi anggukan singkat. Responsnya itu justru mengundang senyum cerah di wajah Archduchess Nearsen.
"Kau lihat itu, Cassandra? Ayahmu juga setuju pada apa yang kuucapkan."
Sandra sedikit menunduk pandangannya dan berkata, "Anda terlalu menyanjung saya, Your Grace."
"Kau sudah belajar tata krama?"
"Ya?" Sandra spontan merespons, cukup terkejut dengan suara bariton ayahnya yang bertanya. Dia mengangguk ragu. "Nyonya Archduchess membantu saya memperdalam pembelajaran. Saya merasa sangat terbantu atas kemurahan hati beliau."
"Jika memang sudah belajar, bukankah seharusnya kau juga sudah tahu bahwa adanya larangan untuk menunjukkan emosi yang berlebihan di muka umum?"
Sandra mengangguk ragu-ragu, tidak paham kenapa Archduke mendadak memarahinya.
"Lantas, kenapa kami hanya dengan satu kali lihat mampu mengetahui perasaan yang kau alami? Kami keluargamu, tapi kau harus tetap menaati aturan. Jangan sampai satu orang pun bisa mengetahui apa yang kau pikiran dan rasakan akibat gerak-gerik terlalu menonjol yang kau tunjukkan. Itu salah satu hal memalukan yang tidak boleh dilakukan putri dari Keluarga Nearsen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired Girl
FantasySandra salah ketika berpikir bahwa orang pertama yang akan dia temui begitu bangun dari mimpi panjangnya adalah Hera, sahabat yang tinggal bersamanya di panti asuhan selama lebih dari sepuluh tahun. Sandra ingat bahwa dirinya mengalami kecelakaan te...