"lu disuruh datang ke sekolah!" Terakhir, kali ini saja, dia capek mengharapkan Layla untuk bisa hadir ke sekolahnya.
Layla tak menggubris, dia sedang bersolek di meja rias, Arga dongkol karena merasa di acuhkan,
"Pelanggan selalu nomor satu! Kalau emang gue anak Lu, seharusnya-"Itu urusan mu!" Potong Layla, dia juga capek merendahkan diri didepan anaknya ini, buat apa, toh, Arga tak menghargainya.
Arga berdecak, ia menatap nanar Layla, "emang dari dulu gue ngerasa ga pernah punya wali"
Layla masih acuh, sampai anaknya itu menghilang dari pandangannya, lalu kembali mematut-matut dirinya di depan cermin, ia harus terlihat cantik di party pelanggan setianya nanti, dengan balutan mini dress, dan sesikit memoles lipbalm guna menambah kesan hidup warna di bibirnya.
Suara klakson mobil terdengar, itu jemputannya, Layla segera menghampiri, tapi sebelum keluar dari rumah, Layla sempat beradu pandang dengan Arga, tatapan nanar itu seakan mengintimidasi Layla.
Namun ia tak perduli, dia harus pergi, Layla harus bertemu dengan laki laki itu, laki-laki yang telah berjanji untuk menikahinya, membuatnya melupakan profesi keji ini.
Adrian.
Adrian tersenyum manis sekali pada Layla, wanita berumur 30 tahun ini begitu menggoda Adrian, sengaja membuka dua kancing di area payudaranya, hal itu berhasil membuat Adrian terangsang dan menggauli calon istrinya itu didalam mobil.
Mas, kamu kapan nikahin aku? Aku capek jadi psk Mulu
Ia sayang sabar ya, aku cari waktu yang tepat buat aku ngenalin kamu sama orang tua ku.
Kita ga jadi pergi?
Jadi, tapi kita bersih bersih dulu, kita sekarang berantakan.
Party kecil ini hanya untuk sanak saudara dari keluarga Wicaksana saja, berlokasi di puncak-lebih tepatnya di sebelah hotel milik sahabat setia Wicaksana.
Adrian memarkirkan mobilnya, lalu menggandeng Layla masuk kedalam party itu, semua mata sempat tertuju pada Layla, siapapun mengakui kecantikan dari wanita paruh baya ini.
Memabukkan, hentakan dari musik ADM itu membuat Layla tak bisa menahan gairahnya untuk menari, mengikuti beat yang bermain pada musik itu, sampai tersadar Adrian tak ada di sampingnya.
Layla berada di kerumunan saudara laki laki dari Adrian, membuat Adrian menatap kesal dirinya dari jauh, Adrian mendekati Layla dan menarik lengannya kasar.
Layla merintih kesakitan, dan mencoba melepas tangan Adrian dari lengannya, tapi sadar tenaga Adrian jauh lebih besar darinya, hanya bisa pasrah membawa Layla ke salah satu kamar hotel.
"Sakit mas! Kamu kasar banget!" Rintih Layla.
Adrian menoleh sengit ke Layla, "makanya jangan murahan!"
"Maksud kamu apa mas?"
Adrian itu cemburuan, ia tak bisa melihat Layla bersama pria lain, ia meludah kesamping Layla, membuat Layla membulatkan sempurna matanya.
"Kamu bilang kamu ngehargai aku, tapi kenapa sekarang malah kamu yang merendahkan aku, mas?"
"Aku coba ngehargai kamu, tapi, kamu sendiri yang bikin kamu ga punya standar harga diri, jangan tunjukkan profesi pelacur mu itu disini!"
Sakit, kalimat yang terlontar dari calon suaminya itu terasa begitu menyakitkan, Layla langsung membalikkan badannya dan berlalu dari Adrian, namun, pria itu kembali menahannya, dan memaksanya masuk ke kamar bersamanya.
"Lepasin!" Ucap Layla.
"Setidaknya lakukan dulu pekerjaan mu!" Tukas Adrian.
"Aku ga sudi!" Layla membalas dengan hal yang sama-meludahi Adrian.
Adrian kalap, dia menampar kuat pipi Layla, dan mencekik leher wanita itu, membuat tubuh Layla mengerjap kesakitan, lalu menjatuhkannya ke lantai.
Untung suasana koridor hotel ini sepi, jadi kemungkinan tak ada yang mendengar keributan disini, sampai akhirnya seorang pria dari kejauhan melihat seorang wanita sedang diperlakukan dengan sangat keji.
Adrian melanjutkan cekikan nya, ia mengunci tubuh Layla dengan dengkulnya, dan menumpu kan semua tenaga di tangan nya, kalau bisa Layla harus mati juga saat itu, pikir Adrian.
Tiba-tiba seseorang memukul keras kepala Adrian, membuat dia tergeletak disebelah Layla memegangi kepalanya, pria itu membangkitkan tubuh Layla, lalu membopongnya untuk pergi, namun Adrian mengejarnya dan membalas memukul bahu pria itu.
Terjadi perkelahian di sana, sampai beberapa orang menyadari dan salah satu dari mereka memanggil pihak keamanan, dua pria dan Layla di amankan.
Di kantor satpam mereka di interogasi bertiga, ternyata dua pria itu saudara kandung, mereka dikagetkan dengan suara pintu yang dibanting.
"Mama?" Adrian memanggil.
"Kalian lagi, kalian lagi, ga bisa sehari saja ga bikin keributan!" Mama marah.
"Kalau dia bisa menghargai perempuan, ga akan begini jadinya, ma!" Pria itu membela dirinya.
"Lu tuh terlalu ikut campur urusan orang! Pikirin aja siapa calon istri yang bisa lu kenalin ke mama!" Adrian menyahuti.
Mama menoleh kearah pria yang disebelah Adrian itu, raut wajah seakan menanyakan, kapan dan siapa wanita itu nanti?
Pria itu menggenggam tangan Layla, "dia Ma! Aku mencintainya, dia calon istri ku!"
Semua kaget, bahkan Layla sendiri.
"Brengsek" hampir saja Adrian kembali mengayunkan pukulan ke wajah saudaranya itu, namun sudah di lerai oleh satpam.
Pria itu memberikan isyarat untuk Layla mengiyakan rencananya ini, Layla paham dan menganggukkan kepalanya,
"Saya calon istri dari anak ibu"Mama mengernyitkan dahinya, lalu tersenyum, "kalau begitu, kapan kamu senggang kita bisa makan malam di rumah saya?"
"Ahh iya bu, bisa!"
"Untuk kalian berdua, nikmatin hukuman kalian dari pak satpam!"
Adrian dan Rafli terdiam mendengarnya.
Iya kalian ga salah dengar, itu emang pak Rafli, si guru muda yang mengajar disekolah Arga.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP FATHER
Teen Fiction"Bagaimana perasaan mu, jika kau mencintai ayah mu sendiri?" Arga si trouble maker itu hampir dikeluarkan dari sekolah gara gara tingkahnya, dan terancam tak lulus gara gara nilainya yang dibawah rata-rata, tapi guru sejarah nan baik hati membantu A...