"Adrian, Layla" panggil Sega sembari membenarkan posisi duduknya.
Layla yang tengah mengupas buah itu, langsung menoleh, begitu juga Andrian,
"iya Ga?" balas mereka bersamaan."Damar Uda ketangkap?"
Adrian yang semula goleran di sofa kini beranjak bangkit dan mendekati ranjang Sega, lalu ia mengangguk, Layla juga sudah berada disebelah Adrian, Sega melihat sorot mata kedua pasangan ini, tatapan menyedihkan, mereka ingin berterimakasih atas bantuan Segalah, polisi berhasil meringkus damar dan teman-temannya.
Sega membuang pandangannya tak ingin menatap lamat-lamat mereka, "lalu Arga, bagaimana?"
"keadaan Arga semakin membaik" jawab Adrian,
"dan dia berterimakasih banget sama kamu Sega" Layla menyentuh pundak Sega, "dia denger semua ucapan kamu di luar ruangan itu, dia sadar kalau pilihannya itu salah"
Sega tertegun akan kalimat (pilihannya itu salah) lelehan bening lolos dari sudut matanya, "mungkin aku juga salah"
Adrian dan Layla menatap heran, "salah?"
"damar adalah teman seperjuangan ku, sebelum aku sukses dengan gelar dokter ini, semua biaya kehidupan ku di tanggung oleh keluarganya, dan sampai detik ini aku belum pernah balas Budi, malah aku yang menjebloskannya ke penjara, apalagi saat aku sadar aku bakal jadi saksi di persidangannya nanti, hebat bukan?"
diam, mereka berdua tak berkutik mendengar penuturan Sega, yang merasa bersalah atas pengkhianatan yang ia lakukan.
"aku cuman bisa ngomong satu hal sama kamu Sega, aku juga pernah hidup lama di keluarga Damar, dan aku tau betul kamu dan dia"
"maksudnya?"
"mereka memupuk kita hingga jadi berguna, lalu memanfaatkan kita sebagai antek-antek terpercaya mereka, walaupun mereka berjasa tapi tindak kejahatan tak seharusnya di dukung terus menerus apalagi merugikan orang lain"
"tapi-
"mereka juga berjasa dihidup aku Sega, kamu tau itu, tapi apa kita bahagia sama sifat mereka? mereka jelas ga menghargai kita dan jatuhnya menghardik kita dan menanamkan sifat tau diri hingga kita ga mampu berkhianat, kamu, Uda termasuk hebat karena berani ngambil sikap untuk melaporkan tindak kejahatan yang dilakukan damar, kamu ga salah, kamu ga mau sampai damar ngelakuin hal yang salah lagi—
kamu berbeda denga dia Sega, kamu the real orang baik, yang jasanya harus diingat"
wanita ini, dari dulu hingga sekarang tutur katanya selalu saja indah, dia menjelaskan dengan sangat baik apa arti balas Budi dan pengkhianatan, hingga Sega terbuai, lalu sadar kalau sikapnya bukanlah sebuah pengkhianatan, tapi penyelamatan agar tak ada korban selanjutnya.
"aku harus ke kantor polisi" usul Sega.
"untuk apa? kamu masih terbaring sakit Sega!"
"aku juga harus dihukum"
sontak hal itu membuat Adrian dan lalya kaget, kenapa pria ini mampu menyimpulkan isi pikirannya sendiri tanpa pikir panjang, kenapa dia juga harus dihukum?
"tolong bawa aku kesana"
"baiklah"
.
.sepanjang jalan menuju kantor polisi, Sega menanyakan rentetan kejadian saat polisi menggerebek club itu,
FLASHBACK.
ruangan itu sudah dibanjiri keringat, erangan kenikmatan menggema di seluruh sudut ruangan, tak ada lubang yang kosong— kira-kira begitu istilahnya, mulut Arga dipenuhi oleh penis berukuran besar, berurat dan sangat panjang lalu kemudian anusnya dihujam oleh empat penis yang masuk dengan bersamaan.
beberapa orang lagi memijat penis mereka sebelum mendapati giliran, sembari mengayunkan Pacutan ke seluruh tubuh Arga, hingga tak ada celah lagi untuk pacutan itu mendarat, tubuh Arga sudah merah kehitaman.
bayangkan betapa kacaunya Arga, dibagian mulutnya, penis-penis itu ditekan kuat hingga mentok ke tenggorokannya, sesekali menampar dan mencekik kuat leher Arga hingga meninggalkan bekas memerah disana.
jangan tanya bagian belakang, sudah tak terbayangkan lagi bagaimana tak kondusif nya situasi dibelakang itu, dari hentakan kuat lalu diimbangi oleh suara decit pacutan hingga benda-benda aneh yang ikut bermain ditubuh Arga, sang sub pun hanya bisa pasrah, membiarkan tubuhnya digerayangi oleh 8 pria sekaligus, yang ia tau adalah, ini mungkin hari kematiannya.
.
.
.
sprei putih itu sudah tercampur dengan noda darah yang mengalir dari anus Arga, rasa sakit yang amat perih digantikan oleh kebas atau mati rasa, sekujur tubuhnya pun lebam dan Arga semakin kehilangan kesadarannya, bagaimana tidak, untuk minum saja ia tak diberi izin.Arga menghitung mundur, tepat pada urutan ke satu Arga yakin dia akan mati,
enam...
Lima...
empat...
tiga...
dua...
sa—ada yang lain, saat angka satu disebut Arga benar-benar pingsan, tapi sebelum itu, ia mendengar sebuah gebrakan besar...

KAMU SEDANG MEMBACA
STEP FATHER
Teen Fiction"Bagaimana perasaan mu, jika kau mencintai ayah mu sendiri?" Arga si trouble maker itu hampir dikeluarkan dari sekolah gara gara tingkahnya, dan terancam tak lulus gara gara nilainya yang dibawah rata-rata, tapi guru sejarah nan baik hati membantu A...