bab 79

1K 48 13
                                    


Pernikahan Layla dan Adrian pun digelar, kali ini resepsinya hanya untuk keluarga besar, tak terlalu meriah tapi cukup elegan dengan nuansa biru laut, kedua mempelai tampak sangat bahagia, sebab kali ini pernikahan yang benar-benar dinginkan.

Layla, senyum pengantin wanita itu tak pernah luntur, walau umur sudah lebih dari kepala tiga, dia sangat anggun dengan gaun minimalis yang dikenakannya begitu mencuri perhatian, terlebih suaminya.

"cantik, jadi ga sabar mau ngelahapnya!"

"mas ih" Layla mencubit paha kanan Adrian, sang suami melenguh kesakitan sembari mengusap pahanya, pasti biru ini pikirnya.

nah, momen ini yang ditunggu-tunggu, siapa selanjutnya yang akan mengikuti jejak Layla dan Adrian, bunga akan dilemparkan sebentar lagi, tunggu aba aba dari MC itu sendiri.

semua berdempetan ingin mendapatkan bunga itu, namun sang bunga tau kemana arah ia jatuh-

bug,

diatas kepala Arga, Arga mendengus kesakitan, ia menatap kesal ke bunda dan ayah tirinya itu, tapi sebisa mungkin Arga tepis, walau hatinya masih dongkol karna Rafli, ia harus terlihat bahagia bagaimanapun ini hari bahagia bundanya.

"ambil sayang!" pinta sang bunda.

"buat apa? aku ga mau nikah kok!"

"ambil aja woi" teriak Aldo jaya dan Dinda.

Arga membelalakkan matanya, ia mengambil acuh bunga itu, lalu Aldo membisikkan sesuatu di telinga Arga,
"kak, ada tamu Adrian dibalkon, dia cuman ngasih kado ga mau ngeliat bunda, kayaknya mantannya om Adrian deh, lu kalau mau marah ke dia aja!"

"kok bisa ada orang yg diundang, malah nitip kado doang, ga masuk, mau gue sembur ni orang! malah bawa bawa bunda gue"

"ya kak, Sono aja lu!"

Arga menuju balkon di belakang rumah, sampai di sana Arga menatap aneh, kenapa balkon ini juga dihiasi bunga dan lampu hias dimana mana, Arga sempat takjub karna begitu indah tapi seingat Arga, ini bukan lokasi pre-wed bunda, apalagi buat tamu, bukan.

ini buat siapa?

Arga memicingkan matanya, melihat ada bingkisan kado disana, ia melengos heran, manusia itu benar-benar hobi pergi dan menghilang yg tertinggal hanya barang dan kenangan mereka saja.

pas Arga meraih bingkisan itu, tertera jelas nama bingkisan itu untuk dirinya sendiri,

"lah, kok aku?"

"iya emang kamu!" seseorang membalasnya dari arah belakang, Arga menoleh dan seketika terkesiap melihat siapa yang berada dihadapannya ini.

"hai" sapanya.

Arga lantas memundurkan langkahnya pelan di saat seseorang itu perlahan melangkah maju.

"maaf aku ga jujur sama kamu kalo-

"pengecut!"

Rafli, binar matanya melemah, ia siap menerima semua amarah dari Arga, ia tak lagi melanjutkan langkahnya.

mereka saling tatap, hingga hening beberapa saat, lalu entah kenapa tiba-tiba Arga melangkah maju dan memeluknya.
"aku sayang kamu mas, sayang banget!"

bahu Rafli mengerjap, ia membalas pelukan itu, sungguh, ini yang amat dirindukannya, jangan tanyakan seberapa bahagia dia hari ini, mereka melepas pelukan itu, lalu saling pandang , sesekali rafli mengusap lelehan bening dari sudut mata Arga.

"kok mas diam? mas ga sa-

Rafli menarik tengkuk leher Arga dan mengecup pelan bibir Arga, Arga kaku, giliran tubuhnya yang mengerjap, Rafli memgusap bibir Arga pelan lalu mendaratkan lagi bibirnya di sana, Arga membalasnya dan pergulatan lidah pun terjadi malam itu.

STEP FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang