-ALPHA & OMEGA
"Dek, ini nahh" Lengan tampak tegap itu mengulurkan handuk kedalam kamar mandi, ia tersenyum jahil ketika melihat sekilas bongkahan pantat Arga yang begitu kenyal.
"mas ihhh" pekik Arga ketika menyadari pintu dibuka oleh Damar, tangan Arga juga sigap mendorong pintu itu agar tertutup kembali, namun tenaganya kalah telak dibandingkan tenaga Damar.
Damar semakin mendorong pintu itu, dengan sekuat tenaga Arga juga mencoba menutupnya, "mass, ih, mau ngapain lagi?"
"ikut mandi bareng lah"
terlihat enteng sekali damar berkata."Mass, aku ah- marahh ah- lohh," Arga sesak mencoba mengimbangi tenaga Damar.
Damar terkekeh melihat raut Arga, "kamu ngap-ngapan? hahah"
Arga mendelikkan matanya, "Ga! pake nanya!"
melihat kekasihnya kelimpungan, damar menutup pintunya, tapi sebelum itu-
"aku mau nyentuh milik aku!"
"apa?"
"ituu" Damar memanyunkan bibirnya, menunjuk bagian pantat Arga.
"ga boleh!"
Damar merengut "kenapa gaboleh si? kan aku cuman mau-
"ga ga, aku tau akal kamu ya mas! megang itu modus! padahal mau nyodok kan?" sanggah Arga sambil melotot.
"iya hehehe" damar nyengir, Arga bergidik ngeri, kalau mereka bercumbu dikamar mandi, intensitas Damar akan bertambah kuat, bak alpha yang siap memangsa omega.
Arga takut taring itu muncul dan membawa Arga dalam kukungannya, apa susahnya bagi seorang Alpha menahan bobot mungil seorang omega lemah seperti Arga.
"abis itu mas keluar ya?" Arga mencoba antisipasi kalau tiba-tiba Damar—
benar saja, baru menyentuh dan membelai pantat bersih itu, Arga dikagetkan karena Damar yang membuka paksa pintu, nafasnya menderu, ia menatap tajam tubuh Arga, lalu menyapu bibir atasnya.
Damar sudah bertranformasi menjadi pria Alpha, dia akan melahap Arga sekarang juga, kancing baju yang perlahan dibuka Damar itu menujukkan dada bidang dengan kontras coklat, munafik jika Arga tak terangsang.
Bahu Damar membesar—sepertinya, situasi ini, Damar akan memeluknya kuat, lalu membawanya ke bathtub dan mereka mulai bercumbu disana, namun Damar mendorong Arga pelan lalu ia memundurkan langkahnya sembari menutup pintu kamar mandi itu lagi.
"Hahaha u lose argaaa, sange kamu kann?"
Arga terdiam mematung didalam kamar mandi, ia hampir saja mengumpat, tapi sadar Damar lebih tua darinya, ahhh sudahlah, lebih baik Arga membersihkan kembali tubuhnya.
.
.
.
.
"Hei sayang ku, Uda siap mandi nihh" panggil Damar, ia membuka lebar pahanya, berharap Arga akan duduk disalah satu pahanya.namun Arga tak menggubris, ia jalan saja dengan wajah datar, Arga hendak jalan kaki ke Alfamart membeli kondom, persediaan mereka habis, melihat sang kekasih yang berlalu saja dahi Damar mengerut, ia membiarkan Arga yang mungkin masih kesal akan tingkahnya.
ntar juga baikan.
Sebelum pergi, Arga mengambil gelang rambut, dan menguncir satu rambutnya seperti ekor kuda, lalu mematut dirinya didepan cermin ruang tamu, celana pendek kaos putih dengan cardigan coklat muda—itu kesan casual untuk pria muda sepertinya.
Saat Arga sudah membuka pintu, dia terkesiap melihat ada sebuah paper bag hijau army diatas keset, Arga meraihnya dan melihat isi didalam paper bag itu, netra hitam miliknya membesar, rahang Arga pun ikut mengeras ketika membaca pesan mini yang diselipkan disela-sela coklat dan beberapa buku sejarah.
Ada dua suasana hati yang ia tangkap.
Bunga di hatinya mekar ketika menyadari bahwa Rafli menyesal, dan masih mencintainya?
tapi dia kepikiran nasib sang mama, bagaimana perasaannya jika mengetahui suaminya tak mencintainya?
Hati Arga melengos, sehelai rambut lepas dari ikatannya, bulu dibagian lehernya meremang, ada sesuatu yang berhembus kencang disana,
"mas?" pekik Arga menyadari itu nafas Damar.
Damar menunjukkan cengiran kudanya, detik kemudian tatapannya beralih ke paper bag hijau army yang berada digenggaman Arga,
"dari siapa?""my Ex, mas"
sang Alpha merubah wajahnya datar, ia juga tak berpendapat mengenai pemberian dari mantan Arga itu, Damar memilih kembali masuk kedalam sembari mengusap gusar wajahnya, Arga memperhatikan tingkah kesal Damar.
Arga kalut, ia takut kekasihnya itu marah jika menyimpan pemberian Rafli, tapi, hatinya meringis kalau tak menyimpan barang pemberian Rafli, yang pasti sangat berguna, samar-samar Arga mendengar suara Damar dari dalam.
"aku bisa beliin lebih banyak dari yang dia kasih!"
Entah alasan apa, sepertinya Damar tau Arga bimbang harus memilah pemberian ini.Arga langsung melirik tong sampah yang tak jauh dari tempatnya berdiri, lalu melangkah cepat kesana, dan langsung membuang paper bag itu, kemudian melanjutkan langkahnya ke Alfamart.
****Layla menyibak jendela itu, sepertinya ada selisih antara Rafli dan Adrian, bahkan Adrian menunjukkan paper bag yang ia bawa kehadapan Rafli, Layla paham situasi seperti ini, apalagi kalau bukan menyangkut dirinya.
Layla masih memperhatikan dua bujang yang terlibat cekcok mulut itu, Rafli sempat bungkam ketika Adrian menunjukkan paper bag tadi, dan Layla menjadi penasaran apa isi paper bag itu.
merasa semakin parah, bahkan Adrian membumbung kerah Rafli keatas, dan mungkin siap menghujam Rafli dengan tinjuan tangannya.
siapa yang tak tau Adrian?
pria yang sangat tergila-gila akan paras dan pribadi Layla, bahkan Layla pun menyadari itu, tapi lintas kenangan buruk saat Adrian menyekapnya di apartemen—menguncinya disana, membiarkan dia kelaparan, tak memberinya minum sedikitpun—semua itu membuat persediaan udara di dadanya semakin sempit, sesak dan begitu menyakitkan.
Bugh!
Layla spontan menutup mulutnya, ketika Rafli mendaratkan satu pukulan ke wajah Adrian, tak sekali, ada beberapa pukulan yang menyusul, membuat Adrian terpental jatuh ke bawah, Rafli sedari tadi menahan amarahnya, membiarkan Adrian leluasa berbicara tanpa menyadari Rafli tersulut emosi—mungkin begitu perkiraan dari Layla.
Layla hendak melerai mereka, saat dia melangkah cepat kesana, Rafli malah berlalu pergi meninggalkan Layla yang termangu menatap kepergiannya, sampai hilang dari pandangan pun, Layla masih setia menatap punggung mobil suaminya itu.
tanpa menyadari Adrian memanggilnya,
"Mba Layla"
"mba"
"Aca"
Layla menoleh ketika panggilan sayang itu menyeruak lagi, panggilan sayang dari orang yang pernah Layla sayangi.
dia....?
.
.
.
siapa dia?
kenapa Adrian mengetahui panggilan itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
STEP FATHER
Teen Fiction"Bagaimana perasaan mu, jika kau mencintai ayah mu sendiri?" Arga si trouble maker itu hampir dikeluarkan dari sekolah gara gara tingkahnya, dan terancam tak lulus gara gara nilainya yang dibawah rata-rata, tapi guru sejarah nan baik hati membantu A...