bab 48

1.3K 95 1
                                    

kenapa kamu lagi?—Dejavu.
.
.
.
.
.

Arga mengaitkan jemarinya dengan jemari Damar, kepalanya masih menompang di dada bidang Damar yang naik turun sesuai kerja nafasnya, ia mendongakkan wajahnya menatap  rahang tegas yang mendengkur pulas, rasanya ia enggan untuk bangkit dan mandi, ingin tetap pada posisi seperti ini.

Arga meletakkan telunjuknya di dahi Damar, lalu turun kebawah melewati bagian-bagian atas tubuh, rasanya bulu bulu halus dibagian dada meremang ketika Arga mengitari bagian puting Damar, Arga menyudahi aksi merabanya, kini ia membangkitkan tubuhnya setengah duduk, menarik nafas dalam-dalam, ia memeluk lututnya, membayangkan hubungan yang sudah terjalin hampir dua bulan bersama Damar.

Pria berumur ini, mampu membuat Arga melupakan sosok yang mengoyakkan hatinya, banyak hal baru yang Arga tau setelah bersama Damar, setiap malam panjang selalu dihabiskan dengan pergulatan panas yang membuat mereka candu.

tapi, selama bersama Damar Arga hanya menginginkan tubuhnya, seakan melayani hasratnya yang baru tumbuh, ia ingin disiksa lagi dan lagi, lalu bagaimana tentang cinta?

jauh dari lubuk hati Arga, ia masih menginginkan Rafli untuk mencarinya, menemukannya, dan mengatakan bahwa ia menyesal meninggalkan Arga, tapi sepertinya tidak, sampai sekarang hanya pesan yang ia baca dua bulan lalu.

bagaimana bisa ia melupakan Rafli begitu saja?

setelah gurunya itu membantu Arga bangkit dari masa sulitnya, memupuk rasa kepercayaan dirinya, membuatnya ambisi akan kelulusan yang awalnya ia tak tertarik, kepribadian datar itu berubah menjadi kepribadian yang ekspresif.

lihat, karena Rafli juga, Arga bisa menunjukkan seluruh ekspresinya, entah ia marah, bahagia, kecewa.

lalu peran Damar?

laki-laki kepala tiga ini tak nampak tua seperti laki-laki kebanyakan, orang akan melihat Damar adalah kakak yang baik ketika mereka jalan beriringan, Damar hanya membantu Arga bernafas sejenak, walau didesan banyak kenangan indah yang ia toreh bersama Damar.

tawa, canda, saling berbagi kisah menghiasi hari-hari mereka sampai akhirnya Damar mengutarakan ketertarikannya dan hubungan mereka lanjut sampai sekarang, namun, Arga belum menemukan titik kenyamanan padanya, tapi takut untuk di tinggalkan.

pada Rafli ia takut ditinggalkan karena rasa ketergantungan yang amat besar, bunga mekar dihati Arga jika membahas kenangan indah bersama Rafli, lalu, ia takut ditinggalkan Damar karena ia tak akan bisa menemukan pria dominasi sepertinya yang mampu membikin Arga nyaman bergulat dikasur.

jahatkah Arga jika seperti ini?

****

"dek, Uda di pilih mau jurusan apa kuliahnya?" Damar bertanya disela-sela sarapan.

"ga tau mas, bingung"
muram, Arga sulit menentukan jurusan kuliahnya.

"dulu waktu SMA, kamu minatnya dimana?"

Arga mengedikkan bahunya, ia terlalu malas membayangkan pelajaran apa yang dulu sempat membuatnya terpikat.

"MTK?"

Arga menggeleng.

"b. ingris?" jawaban Arga masih sama, sampai akhirnya Arga bertanya balik, "kalau mas dulu apa?"

"sejarah"

"kenapa sejarah?"

"karena mas penghafal handal" ia membanggakan dirinya, "gimana ya jelasinnya, gini deh—"

—sejarah itu history, kejadian yang Uda terjadi makanya dinamakan sejarah, kayak sejarah tokoh-tokoh di Indonesia, dan seluruh dunia, kita jadi tau bagaimana proses mereka dari sulit sampai jadi sukses sekarang, kita bisa terapkan di hidup kita, walau gagal gapapa, mereka dulu juga gitu, baru tumbuh sayap-belajar ngepakkan sayap-terus terbang, ga gampang kan? nah itu yang bikin, mas tertarik Ama sejarah jadi bisa ngambil Sari Pati hidup orang lain agar kita bisa antisipasi"

STEP FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang