Adrian terus menekan pedal gas mobilnya, hingga mobil miliknya itu melaju dengan kecepatan penuh, untung dia ahli dalam mengemudi, jika tidak, mereka bisa berujung dengan kecelakaan fatal, sangkin kalutnya Layla tak lagi ketakutan, pusat pikirannya tertuju pada anaknya itu, apalagi setelah mereka mengetahui Arga dalam bahaya.
keinginan Layla hanya satu, segera sampai dan bawa pulang Arga dari si pria toxic itu.
kecepatan mobil mulai stabil, jarak club itu cukup jauh dari mereka-dari villa sampai pinggiran kota, kira-kira menempuh waktu hampir tiga jam, sudah 2 jam mereka diperjalanan, Adrian melirik Layla disebelahnya, wanita itu memilin ujung bajunya, sesekali menggaruk garuk kukunya, Adrian tau Layla dalam perasaan kalut sekarang.
"aku yakin kita pasti bawa pulang Arga"
ucap Adrian menenangkan, sembari mengusap punggung tangan kanan Layla.Layla tak sanggup menjawab, ia hanya tersenyum pasif, lalu fokusnya kembali kejalan, ia ingin sekali sampai ke club itu.
****
flashback.dear Arga.
saat itu aku hanya menjadi guru honorer di salah satu SMA, dan kebetulan pula, aku menjadi wali kelas mu, aku begitu heran saat itu, disaat mereka menilai kau begitu buruknya aku tidak sama sekali, karena aku tau ada sesuatu yang tersembunyi indah disana, ditutupi oleh rasa takut, kecewa mu pada orang dewasa kala itu.
aku membuktikan padamu, bahwa orang dewasa seperti ku ada juga yang baik, lalu aku berhasil membuat mu tersenyum, dan itu sangatlah indah, ahhh seandainya saja aku bisa melihatnya lagiii.
tapi, semua tak berlangsung lama, aku menggoreskan luka di benakmu, membuat mu begitu membenciku sekarang, aku tau aku yang menyembuhkan luka mu dan kini aku yang memberikan luka bahkan sangat dalam.
maaf kan aku Arga, cinta ini tak bisa hilang begitu saja, walau kau sudah bahagia bersama yang lain, aku tak berniat merebut mu lagi, karena kebahagiaan mu adalah hak mu, aku hargai itu.
maafkan aku sekali lagi sudah melukaimu, jujur sulit melupakanmu, tapi sakit jika terus disini melihat mu bahagia dengan yg lain, aku pamit, dan terus berbahagialah..
salam ku,
Rafli."semoga email ini kamu baca ya, Ga" gumam Rafli dalam hati, ia akan pergi besok, semua masalah sudah diselesaikan dengan baik, ia siap pergi dan belum tau akan kembali lagi.
disini, ditempat yang dulu sering mereka kunjungi, danau ini menjadi saksi bisu kenangan indah mereka, atau hanya Rafli yang menganggap itu kenangan indah?
Rafli menelan salivanya, begitu sakit, hingga bulir-bulir itu lolos dari sudut matanya, ia tertunduk sedih, terisak, ia amat merindukan Arga, ingin sekali bersama dengannya selamanya, membangun impian bersama.
"itulah bodohnya kamu Rafli!"
Rafli terperanjat kaget melihat pantulan dirinya sedang berbicara,
"a- a-apa maksudmu?""manusia tempatnya salah, lalu kau titipkan harapan padanya, dan itu jelas salah!"
"salah?" heran, Rafli sungguh heran maksud pantulan dirinya ini.
pantulan itu mengangguk, " menaruh harapan ke manusia adalah salah, lalu setelah harapan itu tak terwujud, kau sakit hati, dan menyalahkan takdir, padahal sudah dihimbau jauh jauh hari, bahwa menaruh harapan ke manusia itu salah"
"jadi apa yang harus aku lakukan?"
"ikhlas, harus benar-benar ikhlas, caranya? tanya hatimu!"
Rafli memjamkan matanya, mencoba bertanya pada hati kecilnya, "hei kamu, relakan semuanya ya, kita bangun ulang semuanya, kali ini kamu sebagai prioritas nya, maafin aku ya"
perlahan Rafli membuka matanya, dan benar saja, sebuah ketenangan menjalar ditubuhnya, rasanya seperti tali yang mengikat dadamu kini mulai terlepas, dan Rafli melirik lagi pantulan itu, dia masih ada disana, tersenyum sumringah,
"satu lagi Rafli"
"apa itu?"
"jika kau benar-benar mencintainya, sebut namanya disela sela doa mu, hatinya milik tuhan-nya, Tuhannya lah yg mampu membolak-balikkan hatinya, jika emang dia jodohmu dia akan kembali padamu"
"apa itu tak akan sia sia? bukan kah itu termasuk berharap juga?"
"kali ini Tuhan ikut campur dalam urusan mu, dan biarkan mantra ajaib itu bekerja"
"baiklahhh"
.
.
Rafli singgah ke masjid yang tak jauh dari danau itu, kebetulan adzan Maghrib tengah berkumandang, selesai dari sana, niatnya Rafli akan langsung menuju rumah, namun dering ponsel nya berbunyi.."halo.."
"iya? siapa?"
"aku Sega, arga dalam bahaya, kalian harus jemput dia, satu lagi jangan lupa bawa polisi"
"dimana dia?"
"aku kirim alamatnya di wa"
BIP telpon dimatikan sepihak, bagai disambar petir, Rafli lemas mendengar Arga dalam bahaya, ia merogoh kantung celananya dan menghubungi Adrian, sementara itu ia akan menuju kantor polisi.
benar dugaan Rafli selama ini, Arga tak baik baik saja, luka itu siksaan bukan rasa peduli, damar hanya ingin menyiksanya menjadikan kepolosan anak itu sebagai umpannya .
tapi satu yang berbisik di relung hati Rafli,
aku melakukan ini karena aku baik, bukan karena aku berharap Arga akan kembali padaku.
UNTUK MENEBUS KESALAHAN AUTHOR YANG HIATUS CUKUP LAMA, AUTHOR INGIN CEPAT CEPAT UP CHPTER SELANJUTNYA, KARNA HILAL ENDING DARI CERITA INI MULAI KELIATAN.
SEMOGAAA SUKAAAAA💚💚💚💚
![](https://img.wattpad.com/cover/268278540-288-k246493.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP FATHER
Teen Fiction"Bagaimana perasaan mu, jika kau mencintai ayah mu sendiri?" Arga si trouble maker itu hampir dikeluarkan dari sekolah gara gara tingkahnya, dan terancam tak lulus gara gara nilainya yang dibawah rata-rata, tapi guru sejarah nan baik hati membantu A...