FIX KALIAN WAJIB BACA DULU INTRO DARI AKU INI YA!
haloo, apa kabar? gimana hari seninnya? udah lama banget ya aku hiatus, semoga kalian masih betah buat baca cerita Bintang Kejora sampai tamat:" maaf aku baru bisa update sekarang, karena sebelumnya sibuk kuliah, skripsi, sama kerjaan yang hectic banget guys.
gini, jadi karena aku udah lama hiatus, dan aku takut kalian lupa sama jalan ceritanya, atau kehilangan feel pas baca, jadi sangat sangat aku sarankan kalian buat baca ulang 1 atau 2 part sebelum ini yaa. plis banget.
oke, kita langsung mulai aja yaa. Happy reading^^
***
Now playing: Sondia - First Love
***
"Kadang seseorang tega menghancurkan masa depan orang lain, hanya karena dia terus menetap dengan masa lalunya."
***
Kejora mengerjap lemah. Gadis itu tersadar, namun kepalanya terasa pusing sekali. Pandangannya yang semula kabur, semakin lama semakin menjelas. Mendapati dirinya terduduk di tengah-tengah sebuah ruangan kumuh, dengan kedua tangan dan kaki terikat, juga mulut dibekap lakban.
Sampai tak lama berselang, seseorang memasuki ruangan tersebut, membuat Kejora menoleh terkejut, lantaran tidak lain adalah dia yang tidak pernah Kejora sangka-sangka. Milka, tantenya sendiri. Dia, yang selama ini telah merawatnya penuh kasih sayang.
Menunjukkan rasa bersalahnya, Milka membelai rambut Kejora. "Kalau saja kamu tidak ikut campur urusan Tante dengan orangtua kamu, Tante tidak akan berbuat seperti ini ke kamu karena Tante benar-benar sudah menganggap kamu layaknya anak Tante sendiri."
Tidak bisa bicara apa-apa, Kejora hanya memberontak dengan menggerakkan kepalanya kasar. Membalas tatapan tajam. Meski matanya mulai memerah dan berair.
"Segala sesuatu memiliki alasan. Sekalipun dalam melakukan kejahatan," ucap Milka. "Kita tidak bisa menyalahkan penjahat, ataupun sang korban. Tapi yang patut untuk disalahkan adalah takdir. Takdir dan kenyataan yang tidak pernah adil bagi segelintir orang. Yang menyebabkan mereka nekat, untuk menyelesaikan segalanya dengan tangan mereka sendiri, meski dengan cara yang salah. Karena bagi mereka yang tidak pernah merasakan keadilan, salah-benar tidak pernah ada bedanya."
Sesaat setelah bercerita, ditolehnya kembali Kejora yang ternyata tatapan anak itu kini semakin menusuk. Seperti ada banyak hal yang ingin dia ungkapkan padanya.
Milka merunduk. "Kamu ingin mengatakan sesuatu?" tanyanya lembut. Tidak berubah, persis seperti biasanya tiap kali dia bicara pada Kejora. Lalu pelan-pelan dia lepas lakban tersebut dari mulut Kejora.
"Kenapa Tante..." Tiba-tiba Kejora menggantungkan kalimatnya. Seolah apa yang ingin dia katakan saat ini, sangatlah berat untuk terlontar dari mulutnya secara langsung. Sampai-sampai air matanya mulai berjatuhan, dan bibirnya bergetar. Tampak semakin dia ingin menanyakan hal tersebut, semakin sakit pula rasa yang dibebani dadanya.
Alhasil Milka yang mampu membaca itu semua, mencoba menebak. "Kenapa Tante buat ayahmu sampai memukuli ibumu, atau... Kenapa Tante tega membunuh papanya Bintang, dan membuat tuduhan tertuju ke ayahmu. Apa itu yang mau kamu tanyakan?"
Kejora terdiam. Karena sialnya tebakan itu benar. Namun pertama yang paling ingin dia ketahui jawabannya adalah, "Kenapa Tante memfitnah ibu dan ayah Kejora? Apa Tante tahu seberapa menderitanya ibu, tiap hari harus menerima pukulan dari ayah?! Apa Tante tahu kalau selama ini ayah juga menderita karena harus menanggung perbuatan Tante?!" tanya gadis itu dengan intonasi meninggi, lantaran di saat yang bersamaan dia juga harus menahan sesaknya sendiri mengingat segala yang terjadi selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Ada Selamanya 1&2
Teen Fiction'Selamanya' hanya kata penenang. Hanya sebuah peralihan kata bagi mereka yang tidak percaya adanya sebuah akhir. Karena pada kenyataannya di semesta yang mudah rapuh ini, tak ada yang kekal. Tak ada yang abadi. Dan tak ada... Selamanya. Tentang sela...