VOTE DAN KOMEN YG BANYAKK!
Play lagu di atas yaa^^pokoknya aku gabakal bosen buat ingetin kalian bacanya harus 2x😚
1x serius, 1x spam komen yaa
***
Now music playing
Davichi - Falling in Love•••
Ternyata apa yang ia dan Bintang percayai selama ini memang benar. Selamanya hanya kata penenang. Hanya sebuah peralihan kata bagi mereka yang tidak percaya adanya sebuah akhir. Karena nyatanya di semesta yang mudah rapuh ini, tak ada yang kekal. Tak ada yang abadi. Dan tak ada... Selamanya.
•••
"Hari ini kita ke ruang musik, ya. Karena akan ada beberapa teknik bermain alat musik yang harus dipelajari secara praktik," titah Bu Lia, guru seni musik yang paling jago memainkan alat musik apa saja. Dari alat musik tiup, pukul, petik, dan masih banyak lagi yang beliau bisa. "Jangan lupa bawa buku masing-masing supaya tidak mengganggu kawan yang lain," tambahnya lagi.
"Iya, Bu." Anak-anak menjawab serempak. Membawa buku masing-masing, dan langsung menuju ke tempat yang diperintahkan dengan langkah gontai. Tidak terkecuali Rasi.
Selain karena gurunya yang sudah berumur dan lebih sering marah-marah tidak jelas ketimbang menjelaskan, pelajaran Seni Musik memang paling membosankan bagi mereka. Satu dari sekian banyak murid di kelas itu, hanya Rasi yang selalu bersemangat dengan pelajaran tersebut. Akan tetapi sepertinya... Tidak untuk hari ini.
Aurel perhatikan, sejak tadi temannya yang satu lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melamun. Tidak tahu apa yang mengganggunya, membuat Aurel diam-diam mencemaskan gadis itu.
"Tumben banget. Biasanya lo paling semangat kalau ada pelajaran Seni Musik. Apalagi tiap ada praktik langsung di ruang musik kayak begini. Ada apa?" cibir Aurel yang sebenarnya secara tidak langsung ia sedang berusaha memancing Rasi agar bercerita.
Namun sayangnya gadis itu menggeleng. "Gak ada apa-apa," sahutnya seraya mengambil posisi duduk membaur dengan teman-teman sekelas lainnya, yang sudah lebih dulu duduk dengan beralaskan karpet beludru.
"Ah, kenapa harus ke ruang musik, sih, bikin gue tambah ngantuk aje!"
"Iya, njir! ACnya kenceng, karpetnya alus Tinggal aja nambah bantal. Pules gue langsung!"
Di saat anak-anak sedang mendumel dengan bisik-bisik satu sama lain, tiba-tiba alunan instrumental piano yang dimainkan oleh guru Seni Musik mereka membuat suasana seketika senyap. Tidak ada suara apapun lagi yang terdengar selain musik piano itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Ada Selamanya 1&2
Teen Fiction'Selamanya' hanya kata penenang. Hanya sebuah peralihan kata bagi mereka yang tidak percaya adanya sebuah akhir. Karena pada kenyataannya di semesta yang mudah rapuh ini, tak ada yang kekal. Tak ada yang abadi. Dan tak ada... Selamanya. Tentang sela...