19. Andai

3.6K 417 52
                                    

Andai saja Kejora bisa menjadi seperti Rasi bagi Bintang, mungkin segalanya akan membahagiakan.

•••

Kejora mengigiti kukunya. Bingung ingin menjawab apa. Karena tidak mungkin ia mengatakan yang sejujurnya. "Gue bilang..."

"Bilang apa, cepetan!" desak Bintang, penasaran. Apakah telinganya salah dengar atau bagaimana.

"Gue bilang―"

Tok tok tok

"Bintang, ada Om Januar cari kamu. Beliau menunggu kamu di bawah." Tak lama terdengar seruan Naina dari balik sana.

"Om Januar?"

Pasti ini berkaitan dengan Rasi!

Tanpa banyak bicara, langsung melipir dari kamarnya. Mengabaikan Kejora begitu saja, melupakan rasa penasarannya akan apa yang Kejora katakan tadi. Sampai-sampai seketika Kejora tidak tahu, apakah ia harus merasa senang atau kecewa akan suara ketuka pintu itu. Di satu sisi Kejora senang, karena ketukan pintu itu telah berhasil membuatnya menghindar dari cecaran Bintang. Namun di sisi lain Kejora juga kecewa, karena ketukan pintu itu telah berhasil membuat Bintang mengabaikannya dalam waktu kurang dari sekian detik.

Saat Bintang sudah keluar dari kamar dan turun ke bawah, Kejora diam-diam menyusul turun, meskipun ia tidak ikut bergabung di ruang tamu. Kejora hanya ingin mengetahui isi pembicaraan mereka.

"Ada apa, Om?" tanya Bintang.

Januar yang semula duduk menunggu di sofa, berdiri sejenak. "Begini Bintang, seharian ini Rasi mogok makan. Kamu bisa, kan, bantu membujuknya supaya dia mau makan, dan mau membicarakan apa yang membuatnya tiba-tiba menghindari Om dan Tante belakangan ini? Karena Om khawatir dia kenapa-kenapa kalau seperti ini terus-menerus."

"Ayo, Om, biar Bintang coba bantu," ajak Bintang yang menyertakan anggukan.

Naina mengusap bahu Bintang. "Iya, sayang, coba kamu bantu Om Januar dan Tante Maya. Biasanya kan Rasi luluh terus kalau sama kamu," balas Naina, memberi dukungan.

"Terima kasih, ya, Nai," tutur Januar pada Naina. Lalu beralih lagi pada Bintang. "Ayo Bintang, kita ke rumah Om."

Cukup jauh dari posisi Januar, Bintang, dan Naina berdiri, Kejora bergeming memerhatikan sekaligus mendengarkan obrolan mereka bertiga mengenai Rasi, tanpa ada satu pun dari mereka yang menyadari keberadaannya saat itu.

Lagi-lagi Rasi. Sepenting itukah gadis itu bagi Bintang?

Dengan dada yang mulai terasa sesak, batin Kejora bertanya, boleh tidak dirinya cemburu pada Rasi? Rasi yang tidak pernah gagal membuat Bintang agar selalu ada untuknya, tiap kali ia membutuhkan Bintang kapan pun dan dalam situasi apapun.

Bukannya Kejora tidak suka akan hal itu. Bukan pula Kejora berniat ingin merebut. Hanya saja setidaknya, Kejora juga ingin memiliki kesempatan untuk bisa mengisi ruang hati Bintang.

Andai saja Kejora bisa menjadi seperti Rasi bagi Bintang, mungkin segalanya akan membahagiakan.

Ya, Kejora tahu gadis itu memang sudah bersahabat sejak kecil dengan seseorang yang disukainya saat ini. Namun, apa salah, kalau dirinya juga mengharapkan posisi yang sama dalam hidup Bintang?

🌩

"Rasi, makan dulu, Nak. Ini Mama bawakan makanan kesukaan kamu, sayang."

Tok tok tok

"Rasi―"

Ujaran Maya terpotong, saat Januar tiba-tiba menyentuh salah satu bahunya. Sehingga membuatnya menoleh.

Tak Ada Selamanya 1&2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang