Cuma mau ingetin, bacanya 2x yaa. Pertama buat serius, kedua buat spam komentar di tiap paragraf. Jangan lupa vote juga yaa! Ok ok?^^
Happy reading:*
***
Now music playing~
Akmu - How Can I Love The Heartbreak, That You're The One I Love
***
Seharusnya ini adalah hal baik bagi mereka. Akan tetapi sekali lagi, kenapa kini mereka justru merasakan hal yang sebaliknya?
***
Bintang menuruni anak tangga sambil menyangkutkan tali ranselnya di satu pundaknya. Menyambangi meja makan, yang di sana ada mamanya tengah menyiapkan sarapan.
"Lho, Bi, kamu sendirian? Kejora mana?" titah Naina.
Bintang duduk. "Nggak tau."
"Coba kamu cek, deh, di kamarnya."
"Mama aja cek sendiri."
"Bintang! Kalau ada apa-apa sama Kejora gimana."
"Nggak peduli."
"Bintang!"
"Kalau Mama khawatir, Mama cek aja sendiri!" bentak Bintang dengan menggebrak gelasnya di atas meja.
Lalu anak itu malah berdiri mengabaikan nasi goreng di hadapannya, tidak jadi sarapan. Bukan apa, napsu makannya sudah terlanjur lenyap sekarang.
"Mau ke mana kamu?! Habiskan dulu sarapannya!"
"Bintang udah nggak napsu!" meninggalkan Naina yang akhirnya naik, untuk memanggil sendiri Kejora di kamarnya.
Bintang memerhatikan mamanya sambil membatin, Kalau aja Mama tahu tentang dia anak pembunuh.
Bintang berjalan, namun saat ingin memakai helm, kucuran air hujan semalam yang tertampung di dalamnya tumpah mengakibatkan sepatunya basah. Ia lupa semalam hujan. Dan membiarkan letak helmnya tergantung menengadah ke atas sehingga air hujan tertampung di dalamnya.
Bintang mendecak kesal. Pagi yang sial. Sehingga ia harus kembali masuk lagi untuk mengganti sepatu.
Ting!
"Iya sebentar," sahut Bintang yang tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
Usai mengikat dua tali sepatunya, Bintang bangkit dari sofa ruang tamu dan secepatnya bergegas untuk membukakan pintu.
Ting!
Seperti tidak sabaran, orang itu membunyikan bel lagi. Padahal Bintang dengar dan sudah berteriak 'sebentar'. Tetapi nampaknya tamunya pagi itu tidak bisa menunggu lama.
"Iya, tungg⸻"
Mengenali seseorang di balik sana saat membukakan pintu, seketika Bintang tergugu dan kalimatnya mendadak terputus.
Kehadiran seseorang di hadapannya saat ini sungguh membuat Bintang seketika bertanya dalam benaknya, "Kenapa waktu berlalu sangat cepat?"
"Pantes aja jam segini Kejora udah siap-siap," seru Naina seraya menyambangi pintu utama rumahnya yang terbuka dan Bintang yang berdiri di sana. Agaknya wanita itu sudah bisa mengira siapa tamunya pagi ini.
Tubuh Bintang setengah berbalik, namun kepalanya menoleh sempurna. Terlihat mamanya sudah bersama dengan Kejora yang pagi ini tidak mengenakan seragam sekolahnya seperti biasa. Dan gadis itu juga membawa koper besar, yang saat itu ia bawa ketika pertama kali datang untuk tinggal di rumahnya, guna mengemas pakaiannya selama menumpang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Ada Selamanya 1&2
Teen Fiction'Selamanya' hanya kata penenang. Hanya sebuah peralihan kata bagi mereka yang tidak percaya adanya sebuah akhir. Karena pada kenyataannya di semesta yang mudah rapuh ini, tak ada yang kekal. Tak ada yang abadi. Dan tak ada... Selamanya. Tentang sela...