59. The Fault

2.8K 348 58
                                    

Coba bacanya sambil play lagu di atas ya. Kalau gabisa baca sambil play, donlot dulu lagunya gapapa kok.

Yoon Mi Rae - I'll Listen To What You Have To Say.

***

Sejak awal semua ini memang salahnya. Salahnya yang tidak pernah tahu diri! Salahnya yang selalu menaruh harapan penuh pada gadis itu.

•••

Tangan Kejora terjulur mengambil sebuah figura potret seorang Frans Wiguna dengan posenya di hadapan piano yang dulu sempat ia perbincangkan dengan tantenya saat pertama kali ia mendatangi rumah ini.

Kejora memang tidak tahu persis apa yang terjadi di masalalu sampai ayahnya tega mengambil nyawa seseorang. Kejora juga tidak pernah bertemu dengan seseorang itu. Namun tidak tahu kenapa, saat ini, di saat dirinya memandangi potret dalam genggamannya kini... Kejora benar-benar merasa kehilangannya. Entah mau bagaimana faktanya, tetap tidak ada satu orang pun yang akan baik-baik saja setelah ditinggal oleh seseorang mereka sayangi untuk selamanya.

Brak!

Kejora sedang memerhatikan foto Frans, tiba-tiba ia mendengar gebrakan pintu tertutup yang membuatnya menoleh. Terlihat Bintang yang masih berdiri di baliknya. Diam, seolah kakinya benar-benar tidak bisa meninggalkan pintu yang baru saja ditutupnya itu. Alih-alih mengambil langkah, bergerak barang satu senti pun tampak seakan begitu berat. Diamnya seperti sedang bergelut hebat dengan batinnya sendiri. Suara pikiran dan hatinya seperti tak seirama.

Sampai kemudian Kejora lihat, cowok itu sudah berbalik membuka pintu dan kembali keluar.

Kejora mengikuti langkahnya. Namun tak jauh dari pintu, kaki gadis itu berhenti melangkah bersamaan dengan Bintang yang tertegun memijakkan kakinya.

Bintang tertegun saat mendapati keberadaan seseorang di sana bersama Rasi.

"Lo ngapain duduk di jalanan begini?"

Suara seseorang sesaat membuat pandangan Rasi terangkat. "Leon? Kamu ngapain di sini?" tanya Rasi sambil cepat-cepat mengeringkan pipinya.

"Ayo bangun." Leon mengulur tangannya ke arah gadis itu. Tulus ingin membantunya berdiri.

Uluran tangan itu terabaikan. Rasi hanya sibuk menahan isak dan menyembunyikan mata sembabnya. Sampai kemudian Leon mengatakan, "Biru harus dioperasi."

Rasi berdiri dengan sendirinya. Menatap Leon tak percaya. "Operasi? Bukannya kalau operasi terlalu beresiko buat Biru?"

"Iya, emang beresiko. Tapi nggak ada pilihan lain yang lebih baik dari itu. Makanya gue ke sini buat jemput lo. Ayo!"

"Tapi..." Sejenak Rasi menoleh. Dilihatnya Bintang sedang berdiri di belakang sana memerhatikannya dengan raut yang tak terbaca.

Leon menengok arloji silver di tangannya. "Nggak ada waktu lagi, Ras. Kita harus ke sana sekarang kalau lo mau ketemu dia sebelum operasi. Karena besok, Dokter Fajar pasti udah nggak bakal ngebolehin dia ditemui siapapun selain orangtuanya."

Tak Ada Selamanya 1&2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang