Aku bakal up cerita ini setiap hari sambil nunggu jadwal skripsiku turun. Tapi temen2 juga harus tetep komentar yang bwanyak yaa? ok ok? gomawoo^^,
GAKOMEN = BIASMU JODOHKU
HAPPY READING***
"Rasi sama gue udah sahabatan dari kecil. Bahkan dari kami masih bayi. Lagi pula, Rasi juga udah milik Biru. Dia cinta banget sama Biru. Jadi nggak ada alasan buat lo untuk salah paham."
•••
"Iya, ini lagi istirahat sebentar. Makanya gue sempetin kasih kabar ke lo. Soalnya nanti nggak boleh nyalahin ponsel dulu," tutur Biru pada Rasi yang berada di seberang sana.
Dengan senyum, Rasi mengangguk percaya. "Aku takut kamu pergi lagi."
"Ras... Mulai sekarang lo nggak perlu lagi takutin hal itu."
"Atas nama Langit Sabiru?"
"Ayo, Nak."
Seketika Rasi mengernyit. "Yang tadi itu mirip suara bunda kamu?"
"Bukan, bukan," elak Biru. "Udah, ya, Ras. Gue tutup dulu teleponnya."
"Oh? Iya. Have fun."
"Thank you." Biru bernapas lega. Dengan cepat ia segera memutuskan sambungan teleponnya dangan Rasi.
Nyaris saja ketahuan kalau dirinya berbohong. Ketahuan kalau kenyataannya, ia memang tidak ada acara Study Wisata. Melainkan hari ini jadwalnya Biru untuk radioterapi. Dan berhubung dampaknya baru akan pulih kembali usai satu minggu setelahnya, maka dari itu Biru berbohong dengan mengatakan Study Wisata selama satu minggu penuh.
"Untuk jadwal radioterapi dengan Dokter Fajar akan dilakukan pukul 10 pagi ini, ya," tutur seorang suster yang mampu mengalihkan perhatian Biru dari lamunannya.
🌩
Beberapa detik, mata mereka sempat bertemu. Bintang diam. Bingung. Di satu sisi ingin ada untuk Rasi, namun di sisi lain ia juga tidak ingin Kejora salah menarik kesimpulan mengenai apa yang dilihatnya. Lalu sampai akhirnya, Kejora memilih untuk pergi lebih dulu. Berlalu masuk ke dalam kamarnya, tanpa ingin tahu apa-apa, lantaran ia sudah bisa menebak, kalau dirinya tahu sesuatu pun hal itu hanya akan menyakiti hatinya.
Tidak tahu kenapa saat itu, bahkan sampai detik ini, wajah Kejora yang tampak kecewa padanya terus saja terbayang-bayang dalam ingatan Bintang. Hingga saat ini menjadikan Bintang tidak bisa berkonsentrasi sama sekali dalam memerhatikan pelajaran, lantaran banyak hal yang terlintas di kepalanya karena bayang-bayang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Ada Selamanya 1&2
Teen Fiction'Selamanya' hanya kata penenang. Hanya sebuah peralihan kata bagi mereka yang tidak percaya adanya sebuah akhir. Karena pada kenyataannya di semesta yang mudah rapuh ini, tak ada yang kekal. Tak ada yang abadi. Dan tak ada... Selamanya. Tentang sela...