Perempuan itu nggak suka digantung. Nggak suka sama hubungan yang nggak ada kejelasannya. Sekali-dua kali dia emang bisa maafin lo. Bahkan tiga, atau berkali-kali, mungkin. Tapi ada satu hal yang mesti lo inget. Lo nggak akan pernah tahu, pada kali ke berapa lo nyakitin dia, dan dia memutuskan buat pergi ninggalin lo tanpa pernah ingin kembali.
•••
"Ru, libur semester ini anak-anak seangkatan di jurusan kita ngajakin ke Bali. Lo mau join nggak?"
"Nggak," sahut Biru, sambil memasukkan kameranya ke dalam tempat, pada Leon. Leonardo Morallez, seseorang yang merupakan teman sekelasnya, yang mengajaknya bicara saat ini.
Jangan heran, Biru memang selalu bersikap tak acuh pada siapapun. Ketus, tidak pernah mau membuang-buang suaranya untuk mengucapkan hal-hal yang berbau tidak penting. Ketika Bintang beranggapan Biru terlalu ketus pada Rasi, justru yang terjadi sebaliknya.
Sikap Biru pada orang-orang selain Rasi dapat dibilang jauh lebih ketus dibanding sikapnya pada Rasi. Hanya pada Rasi, Biru mau menceritakan hasil potret di kameranya walau hanya sesekali. Hanya pada Rasi, Biru mau menjelaskan kenapa ia lebih suka memotret pemandangan daripada objek makhluk hidup.
Seperti saat ini, Biru bahkan enggan membuka mulutnya lebih lebar untuk sekedar pamit beranjak duluan pada Leon. Biru melengos begitu saja keluar kelas melewati Leon, dengan membawa tas dan tas kameranya. Sampai-sampai Biru tidak menyadari, bahwa ada selembar kertas kecil benda miliknya yang terjatuh dari dalam tasnya.
Leon yang tidak sengaja melihat, segera mengambilnya. "Eh, Ru, ada yang jatoh, nih!" seru Leon, namun sayang Biru sudah keburu menghilang dari balik pintu kelas.
Leon mengejar. "Woi, Ru!"
Mendengar itu, Biru berbalik. Tak lama Leon mendekat dengan napas terengah, lalu memberikan selembar foto yang mencetak potret seorang gadis yang jelas sangat ia ketahui tentangnya. Sebagai sepupu Biru, tentu saja Leon tahu segalanya tentang Biru meski Biru tidak pernah mau bercerita padanya. Leon tahu tentang Rasi. Hubungan Biru dengan Rasi. Bahkan Leon tahu bagaimana perasaan Biru sesungguhnya pada Rasi. Satu lagi, Leon juga tahu apa yang membuat Biru seringkali tega menyakiti Rasi.
"Sejak kapan lo suka foto orang? Bukannya lo sukanya cuma motret pemandangan aja?" sindir Leon, bercanda.
Tanpa ada niat untuk menanggapi, Biru langsung merampas foto Rasi yang sengaja ia cetak sudah lama sekali, dari tangan Leon.
"Ru, kenapa, sih, lo nggak pernah mau jujur aja sama Rasi soal kondisi lo? Biar dia ngerti dan nggak salah paham lagi sama lo. Dan dengan begitu lo juga bisa kasih kejelasan soal hubungan lo sama dia, kan?"
"Lo ngomong apa, sih!" tandas Biru cuek. Kemudian kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda sebelumnya.
Leon mengiringi langkah abang sepupunya. "Ru, gue kasih tahu, ya, sama lo. Perempuan itu nggak suka digantung. Nggak suka sama hubungan yang nggak ada kejelasannya. Sekali-dua kali dia emang bisa maafin lo. Bahkan tiga, atau berkali-kali, mungkin. Tapi ada satu hal yang mesti lo inget. Lo nggak akan pernah tahu, pada kali ke berapa lo nyakitin dia, dan dia memutuskan buat pergi ninggalin lo tanpa pernah ingin kembali."
Leon tahu Biru pasti akan bersikap tak acuh, Leon juga tidak bermaksud untuk mencampuri urusan Biru. Tapi Leon tidak peduli. Leon merasa niatnya baik. Leon hanya berusaha mencoba mengingatkan hal-hal pahit yang kemungkinan akan terjadi pada Biru, agar Biru dapat menghindari itu semua sebelum semuanya terlambat.
"Oke, lo mungkin boleh besar kepala, karena punya kata maaf yang cukup banyak buat dia tiap kali lo melakukan kesalahan sama dia. Tapi kesempatan lo buat dimaafin sama dia belum tentu sebanyak atau lebih banyak dari kata maaf yang lo punya, Ru," tutur Leon. "Intinya, kalau lo nggak mau kehilangan Rasi, seenggaknya lo kasih kejelasan tentang hubungan lo ke dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Ada Selamanya 1&2
Fiksi Remaja'Selamanya' hanya kata penenang. Hanya sebuah peralihan kata bagi mereka yang tidak percaya adanya sebuah akhir. Karena pada kenyataannya di semesta yang mudah rapuh ini, tak ada yang kekal. Tak ada yang abadi. Dan tak ada... Selamanya. Tentang sela...