29. Kelas, Kantin, dan Murid

2.5K 310 23
                                    

"Ibaratnya kan Biru itu kelas, aku kantin, terus kamu muridnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibaratnya kan Biru itu kelas, aku kantin, terus kamu muridnya. Murid kan biasanya kalau bosen di kelas, perginya ke kantin."

Bintang Andromeda

***

Dengan langkah mengambang, Kejora bergabung di meja makan bersama Naina dan Bintang. Kejora masih membingungkan dirinya yang tiba-tiba berpindah tempat. Apa ia mengigau lagi dengan berjalan ke kamar sambil tidur? Tapi kalau memang begitu, masa iya sempat-sempatnya ia merapikan alat-alat tulisnya terlebih dahulu sebelum berpindah? Kan tidak mungkin.

Tapi... Ah, sudahlah!

"Kenapa lo? Linglung gitu, kayak nenek-nenek," celetuk Bintang, yang seperti biasanya tidak pernah disaring dulu kalau untuk Kejora.

Naina tertawa kecil. Memandangi layar ponselnya, sambil sesekali menyuap nasi goreng ke dalam mulutnya. Membuat Bintang yang memerhatikannya jadi keheranan sendiri.

"Ini lagi pada kenapa, sih? Aneh begini!" protesnya lagi. "Mama liatin apa, sih? Coba sini Bintang mau liat."

"Yakin kamu mau liat?" tanya Naina masih dengan sisa tawanya.

"Yakin."

Dengan senyum yang mencurigakan, Naina memberi ponselnya pada Bintang. Namun baru satu detik Bintang melihat, tiba-tiba matanya melebar. Membuat Kejora yang sedari tadi hanya menyaksikan dalam diam, akhirnya bersuara, "Liat apaan, sih?"

Kejora mendekat. Namun belum sempat ia melihat apa yang ingin dilihatnya, dengan cekatan Bintang menjauhkan ponsel itu lebih dulu.

"Jangan! Anak kecil nggak boleh tau!" larang Bintang. Lalu menyerahkan kembali benda pipih keluaran terbaru itu kepada pemiliknya.

Mulut Kejora ternganga lebar. "Jangan bilang itu gambar..." Belum tuntas dengan ucapannya, Kejora menatap Naina tidak percaya. "Masa, sih, Tante, ngasih anaknya gambar begituan?"

"Begituan?" Dua ujung alis Naina tertaut, tidak paham.

Plak!

Tiba-tiba begitu enteng Bintang menoyor kepala Kejora, gemas sekaligus emosi juga. Karena dalam konteks ini, sudah jelas hanya Bintang satu-satunya yang memahami maksud perkataan Kejora. "Lo itu otaknya emang mesti bener-bener dibersihin, ya!"

Bibir Kejora mengerucut. "Ya, kan, gue cuma nebak. Lagian lo pelit! Eh, iya, Tante, tau nggak? Masa semalam aku ngalamin kejadian aneh." Seketika Kejora mengganti topik, saat ia teringat akan sesuatu yang terjadi padanya.

"Aneh gimana?" tanggap Naina.

"Semalam kan seingetku, aku tidur di ruang TV, ya. Eh tiba-tiba aku bangun udah ada di kamar. Aku dipindahin setan! Iiihhh, serem!" cerita Kejora, serius, meski raut wajahnya terkesan berlebihan.

Tak Ada Selamanya 1&2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang