41. Ruang Musik

2.4K 372 233
                                    

"Makasih, ya, udah mau mainin lagu itu buat gue."


•••

Bintang menarik Kejora memasuki ruang musik sekolah mereka, kemudian mengajaknya untuk duduk bersebelahan di hadapan piano yang entah sejak kapan sudah terbuka.

"Mau apa? Gue nggak bisa main piano," tuding Kejora yang mengira Bintang akan memintanya untuk memainkan alat musik tersebut.

Akan tetapi dengan enteng Bintang berkata, "Nggak usah main. Temenin gue aja."

Sehingga Kejora pun hanya duduk. Benar-benar duduk. Memerhatikan Bintang di sampingnya yang mulai meletakkan kesepuluh ujung jari-jemarinya di atas beberapa tuts piano tersebut. Lalu detik berikutnya, sebuah instrumen yang tangan-tangan Bintang ciptakan mulai mengalun lambat mengisi suasana ruang musik yang semula hening.

Namun pada detik Bintang memainkan pianonya, seketika Kejora menggeming. Instrumen itu. Kejora langsung mampu mengenalinya. Bahkan sangat amat mengenalinya kalaupun hanya mendengar di detik pertama. Sebuah instrumen yang paling Kejora sukai ketika ibunya yang memainkan. Sebuah instrumen yang membuat Kejora tertarik pada Bintang untuk pertama kalinya, karena permainan cowok itu yang hampir sama persis seperti permainan ibunya saat masih hidup dulu.

Sebuah instrumen yang pernah Kejora ceritakan pada Bintang, kalau hanya lagu itu yang bisa membuatnya tenang tiap kali ia mendengarnya di saat dirinya sedang menghadapi kesulitan. Instrumen itu... Spring Time! Kejora tidak menyangka Bintang masih mengingatnya!

"Alasan bokap lo ngelarang?"

Kejora tidak menjawab. Gadis itu menelan kembali suaranya, karena menurutnya percuma. Kalau diberitahu pun Bintang tidak akan mengerti masalah keluarganya, yang bahkan sampai detik ini ia sendiri pun tidak tahu bagaimana ujungnya.

Daripada menjawab, tiba-tiba Kejora malah tertawa getir memalingkan pandangannya. Membuat Bintang kembali dibingungkan. Yang kemudian gadis itu malah bercerita dalam upaya untuk mengalihkan topik. "Lucu, deh. Dulu itu, ya, tiap kali ibu gue liat gue nangis, sedih, atau tahu kalau suasana hati gue lagi buruk, nggak kayak ibu-ibu lainnya, ibu gue pasti selalu punya cara yang beda buat menenangkan anaknya. Nggak pakai ngomong apa-apa lagi, ibu gue langsung aja buka piano dan mainin lagu Spring Time. Selesai. Karena emang nggak ada lagi selain ibu gue, yang tahu betul kalau cuma instrumental lagu itu satu-satunya cara yang bisa buat gue tenang."

Tak Ada Selamanya 1&2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang