bacanya 2x yaa. yang kedua kusus buat spam komen. karena kalo udah 500komen, aku bakal double up lagi!
Happy reading^^
***
Now music playing~
Ailee - I will go to you like a snow first***
"Maaf, aku gak bisa menyampaikan semuanya secara langsung ke kamu. Maaf kalau selama ini aku udah jadi pengecut. Satu hal yang kamu harus tahu... Aku sayang sama kamu lebih dari apapun."
•••
Tepat pada pukul yang telah ditentukan, Biru yang terbaring lemah di atas ranjang besi beroda, didorong oleh beberapa suster untuk menjalankan operasi. Dipindahkan dari ruang rawat inapnya ke ruang yang seharusnya, yaitu Ruang Operasi.
Wajahnya sudah sangat pucat pasi. Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan saat ini selain berkedip pelan.
Di dalam ruang operasi, samar-samar Biru melihat banyak orang berseragam serba putih memasangkan begitu banyak alat medis pada sekujur tubuhnya. Sampai ketika salah satu menyuntikkan sesuatu di tabung infusnya, pandangan Biru mulai memudar. Semakin kabur tiap detiknya, hingga tak lama dunia cowok itu mendadak menjadi gelap gulita.
Sang Dokter mulai melakukan pembedahan.
⛈️
"Jurusan Raya Satu! Raya Satu!"
Suara kondektur sesaat membuat Rasi bergegas berdiri dan berjalan menuju pintu halte yang menghubungkannya dengan pintu bus. Rasi masuk ke dalamnya. Pintu tertutup secara otomatis. Beberapa detik mata Rasi berkelana mencari tempat duduk yang kosong. Tersisa satu. Dan itu di tengah-tengah dekat dengan jendela. Kesukaan Rasi. Karena gadis itu suka sekali melihat ke balik jendela selama perjalanan. Apalagi kalau kacanya di buka, dan angin masuk menyejukkan wajahnya.
Lima detik setelahnya, bus itu kembali melaju, namun kali ini membawa Rasi di dalamnya.
Rasi duduk, dan langsung menghadap jendela yang baru saja dibuka olehnya. Sambil menunggu jurusan tujuannya tiba, gadis itu mengeluarkan sebuah tape recorder dan memasang headset yang sudah tercolok di benda itu pada kedua lubang telinganya.
Iya, tape recorder itu memang yang diberikan oleh Biru untuknya melalui Leon. Dan suara yang didengarkan pun tidak jauh-jauh adalah suara Biru. Selama Biru menjalani operasi, tentu saja ia tidak akan bisa bertemu dengan Biru. Jangankan bertemu, mendengar suaranya secara langsung saja rasanya sangat mustahil.
Maka dari itu yang dapat Rasi lakukan saat ini hanyalah mendengarkan satu-satunya rekaman suara Biru yang ia miliki. Karena terakhir kali ia dengar, dirinya tidak sanggup untuk mendengarkan sampai habis.
"Sebelum aku mengatakan semuanya, aku mau kamu janji sama aku, Ras, untuk mendengarkan rekaman ini sampai selesai. Sekalipun kamu mungkin akan sangat marah, kecewa sama aku di tengah rekaman ini, aku mohon jangan berhenti dulu sebelum kamu selesai mendengarkan."
"Di dalam kotak itu ada 1000 pesawat kertas buat kamu, Ras. Aku buatnya sendiri, manual pakai tangan. Bergadang selama beberapa malam." Biru terkekeh. "Kamu jangan khawatir. Aku lakuin semua itu buat kamu. Jadi kalau kamu lagi ada masalah, kamu terbangin aja satu pesawat kertas itu. Maka nanti pesawat itu akan membawa pergi masalahmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Ada Selamanya 1&2
Teen Fiction'Selamanya' hanya kata penenang. Hanya sebuah peralihan kata bagi mereka yang tidak percaya adanya sebuah akhir. Karena pada kenyataannya di semesta yang mudah rapuh ini, tak ada yang kekal. Tak ada yang abadi. Dan tak ada... Selamanya. Tentang sela...