01. Pensi

13.3K 896 19
                                    

Play mulmed yaa di atas yaa👆🏻

Gue suka permainan piano lo.

•••

'Dari Kita, Oleh Kita, Untuk Kita'

Itulah tema yang akhirnya terpilih di antara sekian banyak usulan dari beberapa panitia, setelah melalui rundingan yang cukup alot. Hampir seluruh anak-anak SMA Cendrawasih telah berkumpul meramaikan aula utama yang merupakan area terselenggaranya Pensi 2019. Hampir seluruh, terkecuali Kejora dan satu sahabatnya. Gadis berponi dengan gaun hitam selutut itu tidak ada sedikit pun niat untuk memasuki area tersebut walau hanya sekedar menonton satu penampilan. Kejora lebih memilih duduk di pinggir lapangan outdoor memerhatikan langit.

"Ra, masuk, yuk! Acaranya udah mau mulai tahu." Naomi, teman sebangku Kejora yang juga merupakan sahabat Kejora sejak SMP, menyungut kesal setelah cukup lama menemani Kejora duduk di luar.

"Nggak mau, ah," tolak Kejora, mentah-mentah. "Lagian lo ngapain sih maksa gue dateng ke acara ini? Kenapa nggak dateng sendiri aja?"

"Ogah. Kalau dateng sendiri nanti gue ketahuan banget dong jomblonya. Ih," Naomi bergidik ngeri, seakan berstatus jomblo adalah sebuah kutukan baginya. "Udah, deh, nggak usah nolak lagi. Daripada Kak Merlin yang nyeret lo buat masuk, mending gue aja."

Naomi yang tidak bisa bersabar lebih lantaran waktu mulai pensi tinggal sekitar sepuluh menit lagi, tanpa izin main langsung menarik tangan Kejora sampai Kejora bangkit dari duduknya dan mau tidak mau mengikuti langkah Naomi.

Kak Merlin―begitu para adik kelas menyebutnya, termasuk Kejora dan Naomi―Ketua OSIS SMA Cendrawasih yang sekarang bertugas menjadi Ketua Pelaksana Pensi. Bukan cuma galak dan tegas, suaranya yang ngebas seperti laki-laki membuat siapapun takut padanya. Alhasil, daripada malu sendiri nantinya kalau sampai diseret betul-betul oleh Merlin, Kejora memutuskan untuk mengikuti Naomi saja.

"Nih, minum dulu. Biar rileks." Naomi memberikan segelas minuman bersoda pada Kejora.

Kejora mengambilnya, namun tetap mencibir, "Tumben."

"Iyalah. Gue kan baik sama temen," timpal Naomi dengan berbangga diri. Akan tetapi tak lama fokus Naomi teralihkan akan keberadaan piano besar berwarna putih di tengah panggung yang tidak begitu jauh dari posisi mereka berdiri. "Eh, itu siapa yang mau main piano?"

Dengan cepat Kejora memutar tubuhnya. Entah kenapa, Kejora selalu merasa tertarik akan segala hal yang berkaitan dengan alat musik piano. Tapi bukan berarti Kejora bisa memainkannya. Tidak, Kejora sama sekali tidak bisa.

Prok prok prok

Pertanyaan Naomi terjawab ketika seorang laki-laki berjas memunculkan diri dari balik tirai yang disambut dengan tepukan tangan.

"Bintang, anjir!"

Kejora melirik. "Lo kenal?"

"Kenal-lah! Anak baru dia. Satu angkatan sama kita!" seru Naomi, antusias.

Meskipun tidak kenal, Kejora tetap memanggutkan kepalanya dengan mulut membentuk huruf O.

"Gue baru tahu dia bisa main piano."

"Ssstt," desis Kejora lantaran ia melihat cowok itu hendak mulai memainkan piano di hadapannya. "dengerin aja. Jangan berisik."

Naomi yang sudah paham betul sifat Kejora yang memang tidak pernah suka ada suara lain kalau sudah mendengar instrumental piano, seketika langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

Tak Ada Selamanya 1&2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang