ATURAN BACA:
1. VOTE
2. KOMEN YG BANYAK!HAPPY READING^•^
***
Karena yang ada di kepala Bintang saat ini hanyalah; gadis itu yang membutuhkan dirinya.
•••
Kejora berjalan memasuki area perumahan rumah Bintang. Sudah mau mau menjelang malam, tidak heran kalau area perumahan tampak sepi. Karena memang biasanya keluar-keluar rumah di saat-saat seperti ini tidak diperbolehkan oleh para tetua sejak jaman dulu. Istilahnya bisa disebut pamali atau sandekala. Maka dari itu Kejora menyesali juga dirinya yang sempat ketiduran tadi di ruang musik.
Kejora terus berjalan sebelum malam benar-benar tiba. Tergesa-gesa. Karena tidak tahu apa dasarnya, Kejora merasa seseorang seperti sedang mengikutinya. Mengintainya dari belakang. Hal tersebut baru terasa ketika dirinya benar-benar baru memasuki area sepi ini. Akan tetapi saat ia menoleh, tidak ada siapapun di sekitarnya.
Dengan mempercepat langkahnya, Kejora kini tidak lagi-lagi menoleh ke belakang. Matanya sengaja ia paksakan untuk terfokus ke depan saja. Sampai tiba-tiba telinganya menangkap derap langkah lain yang bukan langkahnya lagi, yang terdengar seperti sedang mengejarnya. Tanpa pikir panjang Kejora langsung berhenti dan berbalik. Lalu saat itu juga ia dapati ayahnya sudah berdiri tepat di belakangnya.
"Kejora tunggu, Nak!"
Kejora ingin berlari menghindar. Namun tangan besar Surya sudah keburu menahan lengannya dengan cengkraman yang keras sekali, sehingga Kejora kesakitan dibuatnya.
Sekuat tenaga Kejora menarik tangannya lagi. Berlari menuju rumah Bintang sesegera mungkin. Secepat kemampuan yang kakinya bisa. Meskipun lagi-lagi, tepat saat dirinya hendak membuka pintu rumah Bintang, ia malah lupa untuk mengunci pagar rumah Bintang. Sehingga ketika tubuhnya berbalik, langkahnya kembali ditahan oleh keberadaan Surya untuk yang kesekian kalinya.
Kejora tergugu kaku. Ada ketakutan yang berdesir menyatu dengan aliran darahnya. Jangankan dipegang seperti tadi, melihat wajah ayahnya dari dekat saja sampai saat ini membuat Kejora was-was tidak sewajarnya seorang anak pada ayahnya.
"Kejora, cukup! Ayah muak kamu menghindar terus dari ayah!" Tiba-tiba Surya menyentak keras membuat Kejora semakin dilanda rasa takut.
🌩
Mama: Bintang, hari ini Mama lembur. Nanti kamu perhatikan Kejora ya. Jangan sampai dia telat makan dan telat pulang lagi.
"Ini sebenernya yang anak kandung Mama siapa, sih?" gerutu Bintang, bertanya pada dirinya sendiri. Yang kemudian ia langsung tak acuh mengantungi ponselnya tanpa membalas pesan tersebut.
Bintang yang sudah membawa gelas, kembali berjalan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda menuju lemari es. Namun tiba-tiba sesuatu berhasil mencuri perhatiannya.
Brak!
Bintang mendengar seseorang seperti baru saja mendobrak pintunya dari luar. Sesegera mungkin Bintang meletakkan gelasnya dan berlari mendekati sumber kegaduhan. Tidak ada siapa-siapa di sana. Pintu masih tertutup sempurna.
Lalu, bunyi apa tadi?
Dengan ragu, tetapi tetap memberanikan diri, Bintang mengendap-ngendap mendekati salah satu jendela besar rumahnya, untuk dapat mengintip dari celah gorden, mengenai apa yang membuat pintu rumahnya seperti ada yang ingin mendobrak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Ada Selamanya 1&2
Teen Fiction'Selamanya' hanya kata penenang. Hanya sebuah peralihan kata bagi mereka yang tidak percaya adanya sebuah akhir. Karena pada kenyataannya di semesta yang mudah rapuh ini, tak ada yang kekal. Tak ada yang abadi. Dan tak ada... Selamanya. Tentang sela...