"Xian, jagalah pedang milik mu dengan baik. Jangan biarkan siapapun merebutnya, karena pedang ini adalah identitas mu dan juga takdir mu" titah seorang wanita berwajah tegas cantik, dengan senyum lembut yang ia tunjukan kepada pemuda manis yang berada beberapa langkah didepannya.
Pemuda manis itu tidak menjawab, ia terlihat bingung dengan apa yang diucapkan wanita didepannya itu. Ia menatap curiga pada wanita itu dan juga terus memperhatikan nya dengan hati-hati untuk mengetahui siapa wanita didepannya dan apa yang dimaksud oleh wanita itu.
Pemuda itu benar-benar terlarut dalam pikirannya sendiri sekarang, siapakah wanita yang ada didepannya saat ini?bagaimana ia tahu jika dirinya memiliki pedang? Lalu apa yang dia maksud sebagai identitas nya dan juga takdirnya? Apakah wanita ini pernah bertemu dengan dirinya sebelumnya? Semakin banyak pertanyaan yang mengisi kepalanya dan membuatnya semakin penasaran dengan wanita didepannya.
"apakah aku mengenal mu?" hanya sebuah pertanyaan sederhanalah yang bisa pemuda itu ucapkan, dari banyaknya pertanyaan yang mengisi pikirannya.
Wanita itu tidak menjawab, ia hanya tersenyum dan menatap hangat pemuda didepannya itu.
Entah mengapa pemuda itu merasa nyaman dengan tatapan wanita itu, yang membuatnya tanpa sadar melangkah mendekati wanita itu. Hingga akhirnya ia kini benar-benar berhadapan dengan wanita yang kini mengusap pipinya dengan lembut, yang membuatnya merasa nyaman dan juga merasakan sesak secara bersamaan.
Saat dirinya ingin bertanya tentang sesuatu yang dia yakini, wanita itu menjadi terlihat samar. Menjadi sebuah cahaya kunang-kunang dan menghilang secara perlahan.
Tepat saat itu terjadi dirinya terbangun dengan rasa sesak didadanya dan juga rasa kehilangan yang teramat dalam, yang tidak bisa dia ucapkan dengan kata-kata.
Pemuda itu terduduk dengan menatap langit-langit kamarnya, mencoba mengingat-ingat wajah wanita yang hadir dalam mimpinya. Ia merasa wanita itu memiliki garis wajah yang sama dengan dirinya, bahkan senyuman itu seperti senyuman miliknya.
"ibu" satu kata yang tiba-tiba terucap oleh pemuda itu ketika menyentuh pedang miliknya, yang sudah menemani dirinya sedari kecil.
"aku akan berusaha semampu ku untuk mempertahankan dan juga menjaga pedang ini" monolog nya pada diri sendiri, ketika mengingat ucapan wanita itu.
Pemuda manis yang kini sedang memperhatikan pedang yang dibicarakan dalam mimpinya itu bernama mo xuanyu, anak angkat dari salah satu keluarga mo. Dirinya ditemukan saat umurnya enam tahun, dihutan yang tidak jauh dari desa, tempat keluarga mo tinggal. Dirinya ditemukan didekat sungai dengan keadaan menggigil, memeluk pedang yang bertuliskan "suibian" itu.
Mo xuanyu kehilangan banyak memori masa lalunya, ia hanya mengingat bahwa dirinya memiliki panggilan xian dan juga pedang suibian adalah miliknya yang dihadiahkan dari seorang wanita yang dia yakini adalah ibunya.
Selama dirinya tinggal didalam kediaman keluarga mo, ia tidak pernah merasa, bahwa dirinya adalah anak angkat dalam keluarga itu. Karena didalam keluarga mo, dia benar-benar diperlakukan layaknya keluarga kandung.
Namun tidaklah semua benar-benar memperlakukannya dengan baik, setelah meninggalnya ayah dan ibu angkat mo xuanyu dikarenakan mayat ganas saat dalam perjalanan berkultivasi. Bibi dan saudara angkatnya bersikap tidak mengenakan pada mo xuanyu, namun hal itu hanya akan terjadi jika paman angkatnya tidak berada dikediaman keluarga mo ataupun tidak berada dalam pandangan paman angkat nya.
"tok, tok, tok"
Sebuah ketukan keras dari arah pintu kamar mo xuanyu, mengalihkan perhatian mo xuanyu. Membuatnya bergegas membuka pintu itu, setelah kembali meletakan pedang miliknya ketempat semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (Selesai)
FantasyPeringatan : alur berjalan lama o==[]::::::::::::::::> ♡ ♡ <::::::::::::::::[]==o Catatan : Ini hanya sebuah cerita fiksi, dimana saya meminjam nama dan juga visual dari aktor/aktris, tidak ada niat untuk menjelekan aktor/aktris manapun, jadi saya...