XXXXXXVI

208 31 1
                                    

"tapi sepertinya, kita tidak perlu masuk ke dalam lagi" ucap jiang cheng, menahan wei wuxian agar berhenti.

Yang mana membuat wei wuxian beralih menatap tanya ke arah jiang cheng, yang menujuk ke arah pintu ruang pertemuan.

Lalu, wei wuxian pun terlihat mengikuti arah yang jiang cheng tujuanku.

Dimana terlihat tetua lan xin dan juga tetua lan dan diikat, yang mana ikatan talinnya, dipegang oleh nyonya yu.

Juga, wei wuxian dapat melihat, jika saat ini tetua lan qiren, tengah melangkah cepat ke arahnya.

"a-cheng, a-jie kenapa tetua lan qiren melangkah ke arah kita?" tanya wei wuxian pada jiang cheng dan juga jiang yanli.

"mungkin tetua lan qiren ingin memarahi mu, karena kau kan akan mengambil keponakan kesayangannya" jawab jiang cheng, yang membuat jiang yanli terkekeh.

"tapi kan aku tidak berniat mengambilnya" ucap wei wuxian.

"kau memang tidak berniat mengambilnya, tapi tetap saja hanguang-jun harus bersama mu, sesuai perjanjian yang dibuat bibi dan madam lan" ujar jiang cheng, yang diangguki setuju oleh jiang yanli.

Membuat wei wuxian yang mendengar ucapan itu pun, terlihat melepaskan tangannya yang memeluk lengan jiang cheng dan juga jiang yanli.

Lalu setelahnya, wei wuxian terlihat bersembunyi dibalik punggung jiang yanli.

Bertepatan dengan tetua lan qiren yang sudah berdiri dihadapannya jiang cheng dan juga jiang yanli.

Dimana saat ini tetua lan qiren tidak mengatakan apapun, hanya menatap lurus ke arah wei wuxian, yang sedikit menyembulkan kepalanya dari balik punggung jiang yanli.

"a-jie, kenapa tetua lan masih terus seperti itu?" bisik wei wuxian bertanya.

Ketika tetua lan qiren tetap diam dan hanya menatap lurus ke arah wei wuxian, yang bersembunyi dibalik punggung jiang yanli, tanpa mengatakan hal apapun juga.

"tetua qiren, apa tetua qiren sakit?" tanya wei wuxian dengan suara kecil.

Saat dirinya yang melihat tetua lan qiren, yang ada dihadapannya, menampilkan raut wajah kehilangan dan juga kesedihan yang mendalam.

Yang mana ekspresi itu, tidak pernah wei wuxian lihat sebelumnya pada wajah tetua lan qiren, yang selalu menampilkan wajah kesal dan geram terhadapnya.

Tetua lan qiren terlihat tidak menjawab pertanyaan wei wuxian dengan perkataan, melainkan dirinya menjawab pertanyaan wei wuxian dengan sebuah gelengan kepala.

"lalu kenapa tetua qiren terlihat sedih?" tanya wei wuxian kembali.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

"entah kenapa pemandangan ini menurut ku mengharukan sekaligus lucu" ucap nie huaisang berkomentar.

"heum kau benar, karena ini kali pertama aku melihat tetua qiren, menampilkan ekspresi seperti itu pada xuan" ujar moran.

"padahal biasanya tetua qiren akan memberikan ekspresi kesal dan juga geram pada xuan, karena hal-hal yang xuan lakukan, membuat tetua qiren darah tinggi" lanjut moran.

Yang mana perkataan moran, diangguki setuju oleh nie huaisang, yang mengetahui hal itu dengan sangat baik.

Dan setelahnya, nie huaisang dan juga moran terkejut akan hal yang saat ini terjadi.

Dimana tetua lan qiren terlihat memeluk wei wuxian begitu erat, sebelum akhirnya mereka melihat seorang tetua lan qiren menangis.

"aku rasa, sepertinya esok adalah hari kematian ku" ucap nie huaisang, yang diangguki setuju oleh moran.

Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang