XXX

340 38 0
                                    

"aku benar-benar merasa tidak enak dengan bibi yu" monolog mo xuanyu/wei wuxian yang menatap beberapa pakaian dihadapannya.

Sore tadi, nyonya yu membelikannya beberapa potong baju untuk digunakannya. Mo xuanyu/wei wuxian tentu saja sudah menolak hal itu saat nyonya yu meminta nya memilih baju yang dia suka, namun nyonya yu terus memaksanya. Yang mana mau tidak mau mo xuanyu/wei wuxian pun memilih beberapa, awalnya dirinya hanya memilih satu baju. Namun nyonya yu berkata akan membeli semua pakaian disana untuk mo xuanyu/wei wuxian, jika mo xuanyu/wei wuxian hanya memilih satu ataupun dua. Yang mana akhirnya mo xuanyu/wei wuxian mengikuti jiang yanli yang memilih lima pakaian, karna dia tidak mungkin mengikuti jiang cheng yang memilih delapan pasang pakaian.

"bagaimana cara aku membalas mereka" lanjut mo xuanyu/wei wuxian.

"hmm.. Apa aku buatkan sulaman saja yh?"

"baiklah, aku buat sulaman saja"

Setelah berpikir dan bertarung dengan dirinya sendiri begitu lama, mo xuanyu/wei wuxian pun akhirnya memantapkan diri untuk membuat sulaman, yang akan dia berikan untuk keluarga jiang.

Ketika mata mo xuanyu/wei wuxian tengah fokus dan tangan nya tengah sibuk pada sulaman yang dirinya buat, tiba-tiba ketukan pintu mengintruksikannya dan membuat mo xuanyu/wei wuxian memberhentikan kegiatan yang sedang ia kerjakan, lalu melangkah untuk membuka pintu.

"siap,.-" pertanyaan yang akan mo xuanyu/wei wuxian katakan terhenti, ketika seseorang yang berada didepan pintu itu meniupkan sebuah bubuk yang membuat mo xuanyu/wei wuxian tidak sadarkan diri.

Seseorang itu pun mengangkat tubuh mo xuanyu/wei wuxian keatas punggungnya untuk digendong, lalu pergi menghilang dalam kabut asap.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Jiang cheng terlihat melangkah senang menuju ruang yang menjadi tempat mo xuanyu/wei wuxian beristirahat, dirinya ingin memanggil mo xuanyu/wei wuxian untuk makan malam bersama.

Langkah jiang cheng yang mulanya terlihat santai, kini terlihat tergesa-gesa menuju ruang peristirahatan mo xuanyu/wei wuxian dengan wajah terkejut dan juga khawatir, ketika pandangannya melihat ruang peristirahatan mo xuanyu/wei wuxian dalam keadaan terbuka.

Jiang cheng terus bergumam bahwa mo xuanyu/wei wuxian masih disana dan pintunya memang sengaja mo xuanyu/wei wuxian buka untuk mendapatkan udara, untuk menenangkan dirinya sendiri.

Namun semua hal yang jiang cheng coba lakukan untuk menenangkan dirinya sendiri pun kini sia-sia, ketika dirinya tidak melihat keberadaan mo xuanyu/wei wuxian didalam ruang peristirahatannya.

"ayah, ibu. xian" ucap jiang cheng dengan wajah khawatir dan terengah-engah

"ada apa dengan xian? dan kenapa kau berlari?" tanya nyonya yu.

"saat aku ingin menjemput xian, pintu kamar milik xian sudah terbuka. Lalu saat aku liat, xian tidak ada disana. Sepertinya xian diculik" jawab jiang cheng.

Mendengar hal itu, nyonya yu, tuan jiang, jiang yanli dan juga lan wangji kini terlihat terkejut.

"kau yakin, bisa saja xian ada ditempat lain" tanya tuan jiang dan diangguki oleh jiang cheng.

"aku yakin ayah, karna sebelum sampai disini aku juga mencoba mencarinya disekitar kediaman. Namun hasilnya nihil" jelas jiang cheng.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

"ugh" lenguhan kecil dari bibir mo xuanyu/wei wuxian yang kini tersadar dari tidurnya, mengalihkan atensi pria paruh baya dihadapannya yang tengah sibuk dengan beberapa pekerjaan.

"kau sudah bangun?" tanya pria paruh baya itu pada mo xuanyu/wei wuxian yang belum benar-benar tersadar akan keadaan dan juga situasinya.

"Siapa kau dan dimana aku?" tanya mo xuanyu/wei wuxian saat mengetahui orang yang berada tidak jauh didepannya bukanlah orang yang ia kenali.

"kenapa kau bertanya seperti itu? Aku jadi merasa sakit hati karna kau tidak mengenali ku" ujar pria paruh baya itu dengan raut wajah yang sedih yang dibuat-buat.

Kini pria paruh baya itu melangkah mendekat kearah mo xuanyu/wei wuxian yang terikat, ketika mo xuanyu/wei wuxian sama sekali tidak merespon ucapannya.

"kau benar-benar tidak mengingat ku ternyata" ucap pria paruh baya itu saat sudah berada dihadapan mo xuanyu/wei wuxian.

Mo xuanyu/wei wuxian tidak tahu harus merespon apa, dirinya benar-benar tidak mengenal pria paruh baya yang kini ada dihadapannya. Namun, mo xuanyu/wei wuxian merasa pernah mendengar suara itu. Suara yang entah mengapa membuatnya merasa marah dan ingin membunuh pria itu atas sesuatu, namun mo xuanyu/wei wuxian tidak tahu alasan dari hal itu.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

"ibu tenanglah, xian akan baik-baik saja. Percaya saja pada ayah, a-cheng dan juga Hanguang-Jun, bahwa xian akan cepat mereka temukan" ucap jiang yanli yang mencoba menenangkan nyonya yu yang terlihat begitu khawatir dan juga resah.

"lili, ibu takut xian kenapa-napa. Ibu takut kehilangan xian lagi" balas nyonya yu dengan nada takut.

"ibu harus percaya kalau xian baik-baik aja dan xian tidak akan hilang lagi" ucap jiang yanli memeluk nyonya yu.

Nyonya yu membalas pelukan jiang yanli dan mengangguk, mengiyakan ucapan jiang yanli tentang mo xuanyu/wei wuxian yang baik-baik saja dan tidak akan menghilang dari dirinya lagi.

Suara ketukan pintu terdengar, membuat jiang yanli dan juga nyonya yu melepaskan pelukan mereka.

Jiang yanli pun melangkah mendekati pintu, lalu membuka pintu itu, yang mana kini menampilkan seorang wanita dengan pakaian khusus pelayan kediaman keluarga jiang.

"ada apa?" tanya jiang yanli pada pelayan itu.

"itu nona muda, diluar ada dua orang pemuda yang mengatakan bahwa mereka adalah teman dari tuan muda xuan" jelas pelayan itu.

Jiang yanli kini terlihat menaikan satu alisnya, bingung. Namun detik berikutnya, ia pun meminta pelayan itu membawa dua pemuda itu ke ruang penerimaan tamu.

Jiang yanli pun berpamitan pada nyonya yu, untuk menemui pemuda yang mengatakan bahwa mereka adalah teman dari mo xuanyu/wei wuxian.

"moran, huaisang?" panggil jiang yanli ragu-ragu.

"hai, jiejie" sapa nie huaisang ramah.

Moran sendiri hanya memberikan gestur dan senyuman sebagai sapaain pada jiang yanli.

"kalian mau bertemu xi,..- xuan?" tanya jiang yanli dan diangguki oleh moran dan juga nie huaisang.

Jiang yanli kini terlihat menunduk dan memainkan jarinya, membuat nie huaisang dan moran saling bertukar pandang bingung.

"jiejie" panggil moran lembut.

Jiang yanli tidak bergeming, masih menunduk dan masih setia memainkan jarinya.

"sangat mirip dengan xuan" pikir moran dan juga nie huaisang.

"jiejie, apa sesuatu hal terjadi?" tanya moran, yang lebih seperti menebak sesuatu yang memang terjadi.

Jiang yanli awalnya tidak ingin memberi tahu, namun pada akhirnya dirinya pun memberitahu situasi saat ini pada moran dan juga nie huaisang.








































o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk memberi dukungan berupa vote, kritik, saran dan juga masukan. Terimakasih ^^

Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang