"aku tidak ingin tahu, bagaimana pun caranya kau harus membawanya sebelum malam pengenangan Yunmeng dilaksanakan" monolog pria paruh baya yang kini tengah meremat sebuah kertas yang menjadi akar amarahnya, juga memerintahkan bawahannya.
Pria paruh baya itu benar-benar kesal, karna apa yang sudah dia rencanakan sejak dulu untuk menghancurkan sekte yunmeng dan sekte lan, juga menguasai sekte milik cangse sanren terancam akan gagal, hanya karna pemuda yang seharusnya sudah mati bersama ibunya itu.
"bahkan saat kau sudah mati pun, kau masih meninggalkan hal yang menyusahkan rencana ku" monolog pria paruh baya itu kesal.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Jiang cheng kini terlihat menatap kesal kearah Lan Wangji, pasalnya Lan Wangji terus menempel pada mo xuanyu/wei wuxian. Yang membuat jiang cheng seakan tidak terlihat disana dan itu benar-benar menyebalkan untuk jiang cheng.
"xuan apakah aku boleh bertanya sesuatu?" tanya jiang cheng dengan senyum yang mencurigakan.
"hm.. tentu saja" jawab mo xuanyu/wei wuxian.
"menurut mu, apakah Zewu-jun tampan?" tanya jiang cheng, yang membuat lan Wangji menatapnya lalu menatap mo xuanyu/wei wuxian lama.
"tentu saja tampan" jawab mo xuanyu/wei wuxian, yang membuat lan Wangji semakin mendatarkan dan menghilangkan ekspresinya.
"jika suatu hari Zewu-jun berkata ingin menikahi mu, apa kau akan menerimanya?"
Mo xuanyu/wei wuxian tidak menjawab, namun tingkah yang mo xuanyu/wei wuxian tunjukan membuat jiang cheng tersenyum puas. Dimana mo xuanyu/wei wuxian terlihat menunduk, menutupi wajahnya yang sudah memerah.
Jangan tanyakan lan Wangji yang berada disana dan menyaksikan semuanya, meksi wajahnya tidak memperlihatkan perubahan. Namun aura tidak mengenakan yang lan Wangji keluarkan dapat dirasakan jiang cheng, yang mana hal itu membuat jiang cheng puas.
"kau diam berarti iya" ujar jiang cheng yang membuat mo xuanyu/wei wuxian salah tingkah dan tentunya semakin membuat suasana hati lan Wangji semakin gelap.
Tanpa berkata apapun Lan Wangji pun melangkah pergi meninggalkan mo xuanyu/wei wuxian yang kini terlihat bingung dan juga Jiang cheng yang kini terlihat tertawa keras, menertawai tingkah lan Wangji yang sangat memperlihatkan kecemburuannya itu, meskipun tidak benar-benar terlihat.
"a-cheng, kenapa kau tertawa. Lalu, kenapa Hanguang-Jun tiba-tiba pergi?" tanya mo xuanyu/wei wuxian yang mana semakin membuat jiang cheng tertawa.
"aku tidak kenapa-napa, aku hanya ingin tertawa. Lalu Hanguang-Jun, hm... Mungkin dia ada keperluan dengan ayah ku" bohong jiang cheng dan diangguki oleh mo xuanyu/wei wuxian.
"aku turut berduka untuk giok muda lan" monolog jiang cheng yang merasa iba pada lan wangji atas ketidakpekaan mo xuanyu/wei wuxian.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
"syukurlah, persiapan untuk acara pengenangan akan selesai dan juga hal lainnya pun sudah akan segera terselesaikan. Aku harap tidak akan ada masalah diacara itu nanti" monolog tuan jiang yang kini sedang membaca tentang daftar persiapan yang hampir sempurna.
Dirinya benar-benar menunggu hari pengenangan itu tiba, karna dihari itu ia akan membuktikan bahwa sekte milik sepupunya masih mempunyai pemimpin yang sah dan tentunya setelah pembuktian itu selesai, tuan jiang berencana melanjutkan pencarian tentang kejadian dimasa lalu yang membuat saudaranya pergi untuk selamanya dan membuat tuan jiang tidak dapat membesarkan keponakannya sendiri.
"aku tidak akan pernah melepaskan orang yang membuat keponakan ku kehilangan ibunya dan juga berada jauh dari dekapan keluarganya" monolog tuan jiang dengan rasa kesal.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Sore ini, nyonya yu mengajak jiang cheng, jiang yanli dan juga mo xuanyu/wei wuxian untuk pergi bersamanya membeli beberapa pakaian. Yang mana awalnya mo xuanyu/wei wuxian menolak, namun pada akhirnya ia menurut karna tidak tega melihat wajah sendu nyonya yu.
"ibu, bukannya kau hanya perlu menghubungi bibi sean untuk mendapatkan pakaian baru tanpa harus keluar seperti ini" bisik jiang cheng pada ibunya.
Nyonya yu tidak menjawab, ia hanya merespon dengan memukul sayang kepala anak bungsunya itu dengan kipas miliknya yang membuat jiang cheng mengadu kesakitan tanpa suara, agar tidak menganggu mo xuanyu/wei wuxian yang sedang mengaguni pemandangan diluar kereta kuda yang mereka naiki.
"kenapa ibu memukul ku?" protes jiang cheng tak terima.
"karna kau bodoh" jawab nyonya yu yang membuat jiang cheng memajukan bibirnya kesal pada ibunya.
"ck, kau itu tidak seimut xian. Jadi berhenti memajukan bibir mu" ucap nyonya yu, yang membuat jiang cheng mendelik kearah ibunya.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
"moran, aku merindukan xuan" ungkap nie huaisang pada moran yang tengah sibuk memotong buah apel untuk nie huaisang yang sedang sakit.
"aku pun" balas moran.
"bagaimana jika kita menyusul xuan?" usul nie huaisang, menatap harap kearah sahabatnya itu dan diangguki oleh moran.
Yang mana hal itu membuat nie huaisang merasa sangat senang, dimana hal itu terlihat dari nie huaisang yang saat ini sedang melompat-lompat dan bersorak ria dengan sangat bahagia.
Namun semenit berikutnya, nie huaisang berhenti dan menghilangkan senyum dari wajahnya, yang membuat moran menatap heran kearah sahabat nya itu.
"ada apa?" tanya moran.
"kita mau menyusul xuan kan?" tanya nie huaisang yang langsung diangguki oleh moran.
"tapi, kita kan tidak tau dimana kampung halamannya" lanjut nie huaisang.
"dia tidak dikampung halamannya, tapi di Yunmeng"
"eh?" kaget nie huaisang ketika moran tahu dimana keberadaan mo xuanyu/wei wuxian.
"bagaimana kau tahu dia tidak dikampung halaman nya dan bagaimana kau tahu di Yunmeng?" tanya nie huaisang kembali.
Moran tidak menjawab hal itu dan hanya mengarahkan tangannya yang memegang potongan apel kearah mulut nie huaisang, yang mana membuat nie huaisang hanya membuka mulutnya dan menerima suapan itu.
"lebih baik kau bersiap dan meminta izin kakak mu untuk pergi sekarang, karna aku akan meninggalkan mu jika kau lama" ancam moran, lalu meninggalkan nie huaisang.
"Dage, Kekasih mu itu menyebalkan!" teriak nie huaisang kesal.
"putuskan saja dia" lanjut nie huaisang dengan suara kecil yang tidak dapat didengar siapapun.
Karna dirinya tidak mungkin berani mengatakan hal itu dengan kencang, dengan alasan sekarang bukan hanya nie mingjue kakaknya yang akan memarahinya, tetapi moran juga akan ikut memarahinya dengan alasan bahwa nie huaisang memang pantas dimarahi, karna dirinya yang melakukan kesalahan.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk memberi dukungan berupa vote, kritik, saran dan juga masukan. Terimakasih ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (Selesai)
ФэнтезиPeringatan : alur berjalan lama o==[]::::::::::::::::> ♡ ♡ <::::::::::::::::[]==o Catatan : Ini hanya sebuah cerita fiksi, dimana saya meminjam nama dan juga visual dari aktor/aktris, tidak ada niat untuk menjelekan aktor/aktris manapun, jadi saya...