Mo xuanyu/wei wuxian benar-benar merasa frustasi, ketika tidak mendapati cara untuk membebaskan dirinya sendiri dari sana.
Dia jadi merindukan paman mo nya sekarang, ingin memeluk pamannya itu dan berkata bahwa dia sangat berterimakasih dengan semua yang ia dapat dari paman mo nya itu.
Disaat mo xuanyu/wei wuxian tengah fokus pada rasa rindunya, pintu ruang itu mengeluarkan suara terbuka yang membuat mo xuanyu/wei wuxian terkejut.
Yang mana membuat mo xuanyu/wei wuxian kini berusaha bersembunyi disudut yang tidak terlihat dari pintu yang memiliki beberapa kotak kayu, yang dapat menyembunyikan tubuhnya. Mo xuanyu/wei wuxian berusaha terus begerak dengan manyeret-nyeret tubuhnya karna ikatan pada tangan dan juga kakinya, yang membuatnya kesulitan untuk berjalan biasa.
"xuan" panggil seseorang yang kini sudah masuk kedalam ruang milik mo xuanyu/wei wuxian.
Mo xuanyu/wei wuxian mengenali suara itu, tapi dirinya tidak yakin jika itu benar-benar suara dari seseorang yang ia kenali. Terlebih, beberapa saat lalu mo xuanyu/wei wuxian sempat mendengar suara jiang cheng berteriak memanggil namanya. Namun saat dirinya sudah sangat berharap, ternyata itu suara tiruan yang pria paruh baya itu keluarkan untuk mengejek mo xuanyu/wei wuxian.
"xuan" panggil seseorang itu lagi, sambil melangkah mendekat kearea mo xuanyu/wei wuxian bersembunyi.
Mo xuanyu/wei wuxian tidak tahu, harus apa saat ini, terlebih tubuhnya yang lelah tidak bisa diajak bekerja sama untuk bersembunyi saat ini.
"xuan" pekik moran terkejut dan juga khawatir.
Pasalnya kini moran melihat mo xuanyu/wei wuxian yang terlihat begitu lemas dan sedikit berantakan, yang mana membuat moran melangkah cepat mendekati mo xuanyu/wei wuxian.
"xuan"
"xuan, pertahankan kesadaran mu, aku akan membawa mu keluar dari tempat ini" titah moran khawatir.
Moran pun membunyikan lonceng kecil miliknya beberapa kali, setelah ia rasa cukup, moran pun menaruh kembali lonceng itu dan mencoba memapah mo xuanyu/wei wuxian.
"uh moran?" lenguh mo xuanyu/wei wuxian ketika seseorang yang memapahnya benar, seseorang yang yang ia kenali.
"iya xuan, ini aku" jawab moran, melepaskan ikatan pada mo xuanyu/wei dan setelanya mencoba untuk memapah tubuh mo xuanyu/wei wuxian.
Setelah ikatan pada tangan dan kakinya terbuka, tanpa berkata apapun tiba-tiba saja mo xuanyu/wei wuxian bergerak memeluk moran. Yang membuat moran kehilangan keseimbangan dan berakhir dirinya yang terjatuh bersama mo xuanyu/wei wuxian, yang kini berada diatas tubuhnya.
Baru saja moran akan protes pada mo xuanyu/wei wuxian, tiba-tiba saja suara isakan dari mo xuanyu/wei wuxian membuat moran mengurungkan niatnya.
"kenapa xuan?" tanya moran mengusap punggung mo xuanyu/wei wuxian yang menindihnya.
Mo xuanyu/wei wuxian mengenggelengkan kepalanya, tidak berniat menjawab dan malah semakin mengeratkan pelukan pada moran.
"xuan, moran" teriak nie huaisang yang datang dengan lan wangji, jiang cheng dan juga wen ning.
Keempat nya bertemu dilorong yang mengarah ke ruang itu, saat keempatnya mendengar suara lonceng dan mencoba mencari arah suara lonceng itu berasal.
Mo xuanyu/wei wuxian yang mendengar suara nie huaisang pun bangun, yang mana akhirnya membuat pelukan mo xuanyu/wei wuxian pada moran pun terlepas.
Dengan langkah yang sedikit terhuyung, mo xuanyu/wei wuxian melangkah mendekat kearah nie huaisang, lalu memeluk pemuda itu tanpa berkata apapun. Yang membuat nie huaisang menatap bingung kearah morah dan menuntut penjelasan. Sedangkan yang ditatap hanya mengedikan bahu, lalu berbicara tanpa suara.
"aku juga tidak tahu, ia seperti itu sudah sejak aku menemukannya" ucap moran.
Nie huaisang yang mengerti perkataan moran dengan memilihat pergerakan bibirnya pun mengangguk paham, lalu setelahnya nie huaisang mengusap-usap punggung sempit sahabatnya itu.
Jiang cheng, menertawakan lan Wangji tanpa suara. Pasalnya pemuda itu sepertinya tengah menahan sesuatu, terlihat dari tangannya yang terus meremas sarung pidang miliknya.
"kau kenapa?" tanya wen ning heran pada pemuda disampingnya.
"tidak ada, aku hanya mengingat hal lucu" jawab jiang cheng.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Lima belas menit telah berlalu, mo xuanyu/wei wuxian pun kini telah tenang dalam pelukan jiang cheng, yang entah sejak kapan dan bagaimana, yang jelas mo xuanyu/wei wuxian kini tengah memeluk jiang cheng dengan erat.
"xuan sudah tenang, bagaimana jika kita segera keluar dari tempat ini" ucap nie huaisang, yang memang sudah tidak betah berada disana.
Jiang cheng, moran, wen ning dan juga lan wangji pun mengangguk setuju.
"xuan, ayo kita keluar dari tempat ini" ucap jiang cheng lembut pada mo xuanyu/wei wuxian, yang mana diangguki oleh pemuda yang masih setia memeluknya itu.
"a-cheng, kenapa tetap diam?" tanya mo xuanyu/wei wuxian menatap mata jiang cheng.
"aku tidak bisa bergerak jika kau masih dalam posisi memeluk ku" jawab jiang cheng.
"hehehe"
Mo xuanyu/wei wuxian pun melepaskan pelukan itu, lalu menggenggam tangan jiang cheng. Yang mana hal itu membuat jiang cheng bingung, meskipun jika jiang cheng boleh jujur dirinya senang akan hal yang mo xuanyu/wei wuxian lakukan, tapi dirinya tetap merasa aneh dan juga bingung.
"kau benar xuan kan?" ucap jiang cheng memastikan.
Mo xuanyu/wei wuxian yang ditanya hal itu pun memiringkan kepala dan mencebikan bibirnya kesal, tidak terima dengan pertanyaan jiang cheng yang seolah melihat dirinya sedang dirasuki oleh roh atau pun hal lain.
"iya tentu saja, memang kau pikir aku kerasukan?" jawab mo xuanyu/wei wuxian.
"aku tidak berpikir kau kerasukan, hanya merasa aneh saja kau menjadi seperti ini" jelas mo xuanyu/wei wuxian agar tidak menyalah pahami dirinya.
Jiang cheng tidak ingin mo xuanyu/wei wuxian kembali mendiaminya saat itu, sungguh di diami oleh mo xuanyu/wei wuxian adalah yang terburuk.
Namun sepertinya jawaban yang jiang cheng berikan malah membuat mo xuanyu/wei wuxian merasa tidak senang dan kembali melayangkan protes, yang mana hal itu membuat jiang cheng terpancing dan berakhir dengan mereka berdua yang saling melontarkan kalimat-kalimat yang tidak dapat dimengerti yang lainnya.
"apa kalian masih mau berdebat?" tanya nie huaisang.
"jika kalian terus seperti itu, kapan kita akan keluar dari sini" lanjut nie huaisang yang benar-benar sudah tidak ingin berada disana.
Jiang cheng dan mo xuanyu/wei wuxian pun mengatupkan mulut mereka, lalu menampilkan deretan gigi mereka kearah nie huaisang.
"iya sudah ayo" titah nie huaisang dan diangguki oleh jiang cheng dan juga mo xuanyu/wei wuxian.
Baru saja mereka akan keluar, tiba-tiba saja pria paruh baya itu datang dengan beberapa prajurit bawahannya.
"paman!" pekik jiang cheng terkejut.
Yang mana hal itu membuat mo xuanyu/wei wuxian, nie huaisang, moran, wen ning dan juga lan wangji menatap kearah jiang cheng yang sepertinya mengenal pria paruh baya itu.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk meninggalkan jejak dukungan berupa vote, kritik, saran dan juga masukan. Terimakasih ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (Selesai)
FantasyPeringatan : alur berjalan lama o==[]::::::::::::::::> ♡ ♡ <::::::::::::::::[]==o Catatan : Ini hanya sebuah cerita fiksi, dimana saya meminjam nama dan juga visual dari aktor/aktris, tidak ada niat untuk menjelekan aktor/aktris manapun, jadi saya...