XXXXVIII

208 35 0
                                    

Jiang cheng kini terlihat menuliskan sesuatu pada sebuah kertas, yang mana setelah tulisan itu selesai, jiang cheng terlihat melipat kertas itu dan mengikatkannya pada kaki burung merpati yang ia lepaskan setelahnya.

"sekarang apa yang harus kita lakukan a-jie?" tanya jiang cheng pada jiang yanli.

Jiang yanli terlihat berpikir, sebelum pada akhirnya mengatakan sesuatu hal pada jiang cheng, yang membuat jiang cheng menatap ragu ke arah jiang yanli.

Namun meskipun begitu, jiang cheng tetap mengangguk setuju akan rencana yang jiang yanli berikan.

Dimana jiang yanli meminta jiang cheng menyamar menjadi jiang yanli, lalu setelahnya pergi ke tempat peristirahatan lan wangji untuk mengabari jika moran, nie huaisang dan juga mo xuanyu/wei wuxian telah menghilang.

Karena jiang cheng dan juga jiang yanli meyakini bahwa yang menculik mo xuanyu/wei wuxian, nie huaisang dan juga moran adalah seseorang yang berada digusulan.

Sehingga akan berbahaya jika jiang cheng dan jiang yanli menemui lan wangji ataupun lan xichen secara bersamaan.

Yang mana saat ini, jiang yanli terlihat tengah mendandani jiang cheng yang sudah berganti pakaian miliknya.

"tapi a-jie, apa kau yakin hal ini tidak akan ketahuan?" tanya jiang cheng dan diangguki oleh jiang yanli, yang kini tengah mengoleskan pewarna bibir pada bibir jiang cheng.

"sudah selesai" ucap jiang yanli, saat dirinya telah menyelesaikan merias jiang cheng.

Yang mana setelah itu, jiang cheng pun sedikit menutup wajahnya dengan kipas milik jiang yanli dan lalu, dirinya terlihat meninggalkan tempat peristirahatannya untuk pergi menuju tempat peristirahatan lan wangji.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Ditengah-tengah langkahnya menuju tempat peristirahatan lan wangji, tiba-tiba saja salah satu tetua lan menghentikan jiang cheng, yang membuat jiang cheng sedikit takut jika dirinya ketahuan.

"hanguang-jun" jawab jiang cheng dengan suara yang dibuat selembut mungkin.

Ketika tetua lan dihadapanya, menyapa dirinya sebagai jiang yanli dan juga bertanya dirinya akan kemana.

Jiang cheng dapat melihat senyum aneh dari tetua lan dihadapanya, namun dirinya berpura-pura untuk tidak menyadari hal itu.

Lalu tetua lan itu pun pamit pada jiang cheng, setelah mengatakan maaf karena telah menghentikan langkah jiang cheng menuju tempat peristirahatan lan wangji.

"cih, tetua bajingan" gumam jiang cheng, ketika tetua lan itu sudah jauh dari dirinya.

Jiang cheng pun melanjutkan langkahnya, untuk pergi menuju tempat peristirahatan lan wangji.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Setelah banyaknya gangguan, saat dirinya menuju tempat peristirahatan lan wangji.

Pada akhirnya, jiang cheng sampai ditempat itu dengan sedikit rasa kesal yang ingin sekali dia keluarkan untuk menghancurkan sekte gusulan.

"hanguang-jun" panggil jiang cheng, dengan tangan yang mengetuk-ngetuk pintu tempat peristirahatan lan wangji.

"hanguang-jun" panggil jiang cheng sekali lagi, masih dengan tangan yang mengetuk-ngetuk pintu.

Lan wangji pun akhirnya keluar, saat jiang cheng akan memanggil dan mengetuk pintu jingsi untuk ketiga kalinya.

"jiang gongzi?" ucap lan wangji.

"jangan menanyakan hal apapun tentang penampilan ku saat ini, karena ada hal mendesak lainnya yang harus ku katakan pada mu" ujar jiang cheng, menghentikan lan wangji yang mungkin akan bertanya mengapa dirinya datang dengan berpakaian seperti jiang yanli.

Lan wangji menatap jiang cheng tanpa ekspresi, menunggu hal apa yang akan dikatakan oleh jiang cheng.

"kau tidak akan membiarkan aku masuk ke dalam? Hal ini tidak bisa dibicarakan di luar, karena ini menyangkut keselamatan xian" ucap jiang cheng dengan suara yang ia kecilkan dibagian terakhir.

Mendengar nama mo xuanyu/wei wuxian disebutkan, lan wangji pun menggeser tubuhnya dan membiarkan jiang cheng masuk ke dalam jingshi milik nya, yang tidak pernah dimasuki oleh siapapun kecuali dirinya.

Dimana setelah keduanya masuk ke dalam, terlihat seseorang yang bersembunyi dibalik pohon yang rindang dan terletak tidak juah dari jingsi lan wangji, keluar dan kini terlihat melangkah menjauhi jingshi, menuju ke suatu tempat.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Setelah pintu jingshi tertutup, jiang cheng pun mulai menceritakan situasi dan kondisi yang terjadi, yang mana hal itu membuat lan wangji menggenggam erat pedang miliknya.

"aku dan a-jie mencurigai salah satu tetua lan lah yang merencanakan penculik xian, moran dan juga huaisang" ucap jiang cheng, setelah dirinya menjelaskan tentang situasi yang terjadi saat ini.

"maka dari itu aku datang dengan menyamar sebagai a-jie" lanjut jiang cheng.

"dan juga, aku sudah mengirimkan surat pada ayah dan ibu ku tentang situasi ini" tambah jiang cheng.

Setelah itu jiang cheng pun pamit pada lan wangji, karena dirinya harus bersiap untuk mencari keberadaan mo xuanyu/wei wuxian, nie huaisang dan juga moran.

Setelah kepergian jiang cheng, lan wangji pun bergerak pergi dari jingshi untuk mengatakan hal itu pada lan xichen, yang kabarnya kini tengah bersama nie mingjue untuk membahas acara yang akan diadakan kedua sekte.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Disisi lain, tepatnya kembali kepada moran, nie huaisang dan juga mo xuanyu/wei yang kini terlihat tengah berbaring, menatap langit-langit rumah yang terbengkalai dan juga menjadi tempat mereka ditahan entah oleh siapa.

"aku tidak menyangka, hidup ku saat dewasa hanya menjadi korban penculikan saja" ucap mo xuanyu/wei wuxian tiba-tiba.

"bukan kah itu lebih bagus" ujar moran.

Yang mana hal itu membuat nie huaisang dan juga mo xuanyu/wei wuxian, yang berada disamping kanan kirinya kini menatap heran, juga tanya ke arah moran.

"kan kau sendiri yang berkata, bahwa hal seperti ini bisa kau jadikan sebuah cerita untuk anak dan cucu mu nanti" lanjut moran.

"bahkan kau menyuruh ku dan huaisang untuk sesekali merasakan diculik" tambah moran yang membuat mo xuanyu/wei wuxian mengangguk-anggukan mengiyakan.

"benar juga, aku sampai lupa dengan hal itu" ucap mo xuanyu/wei wuxian.

"pasti anak dan cucu ku bangga, karena punya orang tua yang pernah diculik, bahkan sampai dua kali" lanjut mo xuanyu/wei wuxian.

"bugh.."

Suara tumbrukan antara tubuh manusia, juga dinding rumah yang diisi oleh moran, nie huaisang dan juga mo xuanyu/wei wuxian terdengar dari arah luar rumah, membuat mo xuanyu/wei wuxian memgurungkan ucapan yang akan dirinya ucapkan tadi.

Lalu mo xuanyu/wei wuxian pun terlihat bergerak, untuk melihat hal apa yang ada diluar rumah itu, hingga membuat suara seperti itu.

"wen ning?!" ucap mo xuanyu/wei wuxian terkejut, ketika melihat wen ning yang berada diluar sana dari celah kecil yang memang ada dirumah itu.

"wen ning?" beo moran dan juga nie huaisang secara bersamaan.

Dimana kini keduanya terlihat melangkah mendekat ke arah mo xuanyu/wei wuxian, untuk memastikan keberadaan wen ning, yang disebut namanya oleh mo xuanyu/wei wuxian.




















































o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk meninggalkan jejak dukungan berupa vote, kritik, saran dan juga masukan. Terimakasih ^^

Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang