Hari pun telah berganti pagi, dimana kini mo xuanyu dan juga lan wangji sudah terlihat berada didepan gerbang sekte Gusulan. Dimana mereka akan meninggalkan sekte Gusulan, menuju goa utara untuk membasmi iblis yang berada didalam goa itu.
"ini semua gara-gara mereka berdua, sehingga aku tidak dalam mood yang baik untuk berbicara pada Hanguang-Jun" monolog mo xuanyu dalam hati, mengingat segala keributan yang moran dan juga nie huaisang perbuat saat mereka tau, bahwa dirinya akan menjalankan sebuah tugas bersama lan wangji. Yang membuat mo xuanyu tidak dapat tidur dan kini ia benar-benar mengantuk.
Mo xuanyu sudah berencana akan menjadikan perjalanan ini sebagai tali sambung untuk mengajak lan wangji berteman, namun karena kedua sahabatnya, ia harus sedikit mengundur waktu untuk hal yang ia rencanakan.
"ada apa?" tanya lan wangji secara tiba-tiba, yang membuat mo xuanyu terkejut.
"tidak ada apa-apa" jawab mo xuanyu, yang tidak tahu harus menjawab apa, karna dirinya tidak memahami pertanyaan lan wangji, yang entah mengarah kemana.
Lan wangji yang mendengar jawaban mo xuanyu terlihat merasa tidak puas, akan hal yang mo xuanyu lontarkan. Sehingga kini dirinya terlihat melangkah mendekat kearah mo xuanyu, yang membuat mo xuanyu secara tidak sadar melangkah mundur dan terlihat salah tingkah dengan tatapan yang lan wangji berikan padanya.
"Ha-hanguang-Jun, a-da apa?" ujar mo xuanyu gugup.
"a-pa ada sesuatu diwajah ku?" tanya mo xuanyu kembali, ketika lan wangji tidak menjawab dan semakin mendekat kearahnya.
Hal itu membuat mo xuanyu semakin gugup dan juga salah tingkah, namun lan wangji sama sekali tidak berbicara apapun dan semakin mengikis jarak diantara dirinya dan juga mo xuanyu.
"ha-Hanguang-Jun" panggil mo xuanyu, mencoba membuat lan wangji memberhentikan langkahnya.
"sebenarnya ada apa dengan Hanguang-Jun dan kenapa jantung ku berdentum tidak karuan seperti ini?" monolog mo xuanyu dalam hati.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Kini moran dan juga nie huaisang kembali terlihat terlibat dalam sebuah pertikaian kecil, yang mereka ciptakan sendiri. Ditengah-tengah hukuman yang mereka jalankan, karna membuat keributan ketika dalam pembelajaran lan qiren.
"sekali lagi aku bertanya pada mu, apa kau benar-benar berharap xuan dengan Hanguang-Jun?" tanya nie huaisang, kembali memastikan bahwa hal yang ia dengar tidaklah benar.
Moran tidak menjawab, namun dirinya mengangguk dengan tegas, mengiyakan hal yang nie huaisang tanyakan kembali.
"tidak, tidak. Itu hal yang tidak benar dan aku tidak setuju atas apa yang kau harapkan" tutur nie huaisang, menolak atas apa yang moran ucapkan saat diruang pembelajaran Lan Qiren.
"aku akan lebih setuju dan akan sangat setuju, jika kau berharap xuan dengan Zewu-Jun" lanjut nie huaisang, mengatakan pendapatnya.
"tidak, karna xuan lebih terlihat serasi dengan Hanguang-Jun, dibandingkan dengan Zewu-Jun" tolak moran, atas ucapan nie huaisang.
"aku tidak tahu bagaimana akhirnya kau bisa berpikir jika xuan terlihat serasi dengan Hanguang-Jun, yang jelas-jelas kau tahu bahwa keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang dan juga berlawanan" tutur nie huaisang.
"dan lagi, apa kau menutup mata mu atau kau berpura-pura tidak sadar akan kedekatan Zewu-Jun dan juga xuan? Bukankah itu sudah menjelaskan mana hubungan yang jelas dan juga, xuan lebih serasi disandikan dengan Zewu-Jun" lanjut nie huaisang, dengan menggebu-gebu.
"tidak semua hubungan harus memiliki sifat yang sama, karna sifat saling bertolak belakang lebih indah untuk saling menyempurnakan. Dan juga, apa kau tidak ingat akan tatapan hangat yang Hanguang-Jun berikan pada xuan dan juga sebaliknya, ketika keduanya berada diatas pedang milik Hanguang-Jun, saat Hanguang-Jun menyelamatkan xuan dari tarikan hantu air diwaktu itu" tutur moran, yang tidak ingin kalah dengan nie huaisang.
"bukankah itu sudah jelas, jika keduanya memiliki ketertarikan satu sama lain" lanjut moran, sedikit menyombongkan ucapannya.
Nie huaisang yang mendengar hal itu membuat alisnya berkedut kesal, namun ketika dirinya akan mengatakan hal yang lebih mendominasi perdebatan antara dirinya dan juga moran. Tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik telinganya, bukan hanya telinga nie huaisang, telinga Moran pun mengalami hal yang sama, sehingga keduanya sama-sama mengadu kesakitan.
Moran dan nie huaisang terlihat ingin membalikan tubuh mereka menghadap seseorang yang menarik telinga keduanya, dan akan memarahi seseorang itu karna berani menarik telinga mereka. Namun hal itu hanya menjadi angan keduanya, ketika melihat Lan Qiren lah yang menarik telinga keduanya, dengan ekspresi yang membuat moran dan juga nie huaisang tidak berani menatap.
"ini semua karna kau" ucap moran dengan suara kecil.
"jelas-jelas ini kesalahan mu" balas nie huaisang, yang tidak ingin disalahkan atas hukuman yang ditambahkan untuknya dan juga moran.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Ditempat lain, disebuah ruang yang didominasi oleh warna ungu, terlihat empat orang berbeda umur tengah duduk saling berhadapan.
"aku akan pergi kesana untuk memastikan, dan jika itu benar, aku akan membawanya kembali untuk menepati janji yang telah aku buat" ujar seorang pria dewasa, dengan perawakan tegas dan juga beribawa, yang menunjukkan jika dirinya adalah tuan besar ditempat itu.
"dan akan aku pastikan, jika aku tidak akan kehilangan jejaknya lagi seperti yang telah lalu" lanjut pria itu.
"aku mengerti akan hal yang kau inginkan dan juga takutkan, namun untuk kali ini aku tidak bisa setuju dengan mu dan aku tidak bisa mengizinkan mu untuk pergi" ujar wanita cantik, yang merupakan nyonya besar, sekaligus istri dari pria beribawa yang duduk disampingnya itu.
"kau tidak bisa pergi begitu saja ditengah-tengah permasalahan yang ada dikedua sekte yang ada dalam kendali mu saat ini, terlebih kepergian mu hanya untuk memastikan hal yang belum tentu benar. Jika kau pergi untuk sesuatu yang tidak pasti yang membuat mu mengabaikan masalah yang ada dikedua sekte ini, bukankah akan lebih menyulitkan mu nantinya, jika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi" jelas wanita itu, ketika pria yang berstatus suaminya itu memberika tatapan bertanya tentang alasan dirinya tidak setuju akan hal yang dia katakan.
"ayah, ibu. Izinkan aku dan shijie untuk menggantikan ayah memastikan hal itu" ujar pemuda yang terlihat cantik juga tampan itu, menawarkan diri, yang didukung oleh anggukan gadis cantik disebelahnya.
"dimana hal itu tidak akan mepengaruhi hal yang terjadi saat ini dan juga, aku dan shijie lebih dapat mengetahui apakah itu benar atau hanya kabar angin saja" lanjut pemuda itu, mencoba meyakinkan kedua orangtuanya.
Pria dan wanita itu kini terlihat berpikir, lalu setelah beberapa saat akhirnya keduanya mengangguk, menyetujui akan hal yang ditawarkan oleh putranya itu.
"namun pastikan bahwa tujuan kalian tidak diketahui siapapun disana, karna akan sangat berbahaya jika hal itu benar dan akan sulit untuk kita, juga dia nantinya" titah pria itu, kepada putra dan putrinya itu.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, seperti dukungan, kritik, saran dan juga masukan. Terimakasih (⌒o⌒)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (Selesai)
FantasyPeringatan : alur berjalan lama o==[]::::::::::::::::> ♡ ♡ <::::::::::::::::[]==o Catatan : Ini hanya sebuah cerita fiksi, dimana saya meminjam nama dan juga visual dari aktor/aktris, tidak ada niat untuk menjelekan aktor/aktris manapun, jadi saya...