Lan wangji begitu fokus pada permainan guqin miliknya, mencoba menutup nada seruling milik paman jiang cheng. Namun sepertinya nada yang paman jiang cheng mainkan lebih kuat, dibandingkan permainan guqin milik lan wangji.
Ditengah-tengah lan wangji memainkan guqin miliknya, mo xuanyu/wei wuxian terlihat tengah berpikir akan nada yang lan wangji mainkan, seperti familiar untuknya.
Yang mana hal itu membuatnya kembali mendapatkan serangan ingatan masa lalu, yang membuat mo xuanyu/wei wuxian kembali merasakan sakit yang teramat akan potongan ingatan yang kini berputar dikepalanya.
"ibu, siapa yang memainkan suara ini?" tanya wei wuxian kecil, pada ibunya.
"seseorang yang akan menjaga mu di masa depan xian" jawab ibu wei wuxian dengan senyum yang lembut.
"apa xian boleh bertemu dengannya?" tanya wei wuxian kecil kembali.
"nanti kau akan bertemu dengannya, tapi sekarang waktunya kita pulang" jawab ibu wei wuxian, dengan tangan yang menggandeng wei wuxian kecil.
"xuan, xuan" panggil jiang cheng panik, melihat mo xuanyu/wei wuxian mengarang kesakita dan terus meremat kepalanya.
Moran, nie huaisang dan juga wen ning yang terlihat khawatir pun, kini terlihat mendekati mo xuanyu/wei wuxian setelah melumpuhkan mayat hidup yang menyerang kearah mereka.
Lan wangji sebenarnya pun khawatir pada keadaan mo xuanyu/wei wuxian, namun dirinya tidak bisa berhenti memainkan guqinnya karna akan dapat membahayakan mo xuanyu/wei wuxian dan yang lainnya, karna mayat-mayat hidup itu terlihat lebih ganas dari sebelum-sebelumnya.
Mo xuanyu/wei wuxian masih merasakan sakit, bayangan-bayangan ketika dirinya kecil dan mendengarkan nada-nada suara itu terus berputar dikepalanya.
"xuan, kau mau kemana?" tanya moran khawatir, ketika mo xuanyu/wei wuxian melangkah mendekat kearah lan wangji yang masih memainkan guqinnya.
Mo xuanyu/wei wuxian berdiri disamping lan wangji, lalu mengeluarkan suling miliknya dan mulai mengikuti alunan permainan lan wangji. Yang mana membuat lan wangji terkejut akan hal itu, namun tidak lan wangji perlihatkan.
Bukan hanya lan wangji, tetapi tuan jiang yang sudah berada dipintu ruang itu pun terkejut dengan apa yang ia lihat dan ia dengar.
Mayat-mayat ganas itu pun kini terlihat berbalik menyerang paman jiang cheng, yang mana hal itu membuat paman jiang cheng memainkan sulingnya lebih dari yang pertama.
Mo xuanyu/wei wuxian dan lan wangji pun masih terus memainkan suling dan guqin milik mereka, yang mana permainan mereka lebih kuat dibandingkan permainan suling milik paman jiang cheng.
Paman jiang cheng tentu saja merasa terpojok, yang membuatnya mengeluarkan sesuatu yang entah apa dan hal itu membuat mayat-mayat hidup itu tidak lagi bergerak.
Setelah menghentikan pergerakan mayat-mayat itu, paman jiang cheng kembali mengeluarkan sesuatu yang tidak begitu terlihat apa, namun detik berikutnya, mo xuanyu/wei wuxian sudah berada dalam pitingan longgar paman jiang cheng dan sebuah pedang sudah mengarah dilehernya.
"jangan mendekat atau aku benar-benar akan membunuhnya" ancam paman jiang cheng pada lan wangji dan juga jiang cheng yang bergerak mendekat kearahnya.
"tentu kau juga" lanjutnya menatap kearah tuan jiang, yang paman jiang cheng sadari kehadirannya.
"kau benar-benar seperti ibu mu, menyusahkan ku dan juga membuat ku selalu dalam masalah yang memojokon ku" ucap paman jiang cheng pada mo xuanyu/wei wuxian.
"aku seharusnya membunuh, sejak kau dibawa kemari oleh prajurit ku" lanjutnya.
Lalu semakin mendekatkan pedang ditangannya kearah mo xuanyu/wei wuxian, yang mana membuat mereka yang berada disana melangkah mendekat.
"sudah aku katakan jangan mendekat" ucap paman jiang cheng kembali.
"paman, lepaskan xuan" pinta jiang cheng.
"maksud mu wei wuxian, bukan?" ujar paman jiang cheng.
"paman, dia itu mo xuanyu. Bukan wei wuxian" jawab jiang cheng, lalu memberikan isyarat pada yang lainnya untuk bergerak perlahan, termasuk ayahnya.
"akh" rintih mo xuanyu/wei wuxian saat merasakan pedang itu menggores lehernya.
"sudah aku katakan untuk tidak mendekat, namun kalian sepertinya lebih suka aku melukainya" ucap paman jiang cheng.
Pada akhirnya tuan jiang dan juga lan wangji mengambil langkah cepat, dimana tuan jiang menendang pinggang paman jiang cheng, yang mana membuatnya melepaskan mo xuanyu/wei wuxian dan lan wangji lah yang menahan tubuh mo xuanyu/wei wuxian.
Leher mo xuanyu/wei wuxian tergores lebih panjang dan membuat darah keluar lebih banyak, yang mana hal itu membuat mo xuanyu/wei wuxian kehilangan kesadaran, setelah membuat lan wangji terkejut akan apa yang keluar dari mulut mo xuanyu/wei wuxian.
Tuan jiang, jiang cheng, moran, wen ning dan juga nie huaisang yang melihat kondisi mo xuanyu/wei wuxian pun menjadi khawatir.
"sepertinya dia akan menyusul ibunya" ucap paman jiang, yang ditahan oleh tuan jiang.
Mendengar hal itu tentu tuan jiang marah, yang berakhir memelintir tangan paman jiang cheng, yang kini mengadu kesakitan.
"bukankah ini tidak begitu menyakitkan, dibandingkan hal apa saja yang sudah kau lakukan pada sepupu ku dan juga ponakan ku" ucap tuan jiang, yang mana membuat paman jiang cheng terkekeh, melupakan rasa sakit pada pinggang dan juga tangannya.
"lalu bagaimana dengan rasa sakit ku?" tanya paman jiang cheng, yang membuat tuan jiang diam seribu bahasa.
Tuan jiang tentu paham, apa yang akan dibicarakan oleh kakaknya itu.
"kau tidak bisa menjawab bukan, lalu apa salah ku melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan ayah mu, hanya saja aku lebih baik dari ayah mu" ucap paman jiang.
"bagaimana bisa kau berkata seperti itu? Aku tahu ayah melakukan kesalahan, tapi kenapa kau... Sudahlah, aku tidak mengerti cara pikir mu" balas tuan jiang.
"kau tidak mengerti, karna kau tidak berada diposisi ku" ujar paman jiang.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
"lili, ibu tidak mau tahu, pokoknya ayo kita susul ayah dan adik mu" ucap nyonya yu.
"tidak perlu ibu" ujar jiang yanli.
"kenapa tidak perlu?" tanya nyonya yu.
"salah satu prajurit yang ikut kesana membawa pesan, bahwa ayah dan a-cheng sudah akan kembali" jelas jiang yanli.
"itu bukan alasan untuk menahan ibu mu kan?" tanya nyonya yu memastikan dan diangguki oleh jiang yanli.
Nyonya yu pun terlihat senang, lalu mengajak jiang yanli untuk memasak dan menyiapkan hidangan, untuk kepulangan suami, anak, ponakan dan juga yang lainnya.
Yang mana tentunya dipatuhi oleh jiang yanli, yang juga ingin menyambut kedatangan ayah, adik, adik sepupu dan teman-temannya.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk meninggalkan jejak dukungan berupa vote, kritik, saran dan juga masukan. Terimakasih ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (Selesai)
FantasyPeringatan : alur berjalan lama o==[]::::::::::::::::> ♡ ♡ <::::::::::::::::[]==o Catatan : Ini hanya sebuah cerita fiksi, dimana saya meminjam nama dan juga visual dari aktor/aktris, tidak ada niat untuk menjelekan aktor/aktris manapun, jadi saya...