XVII

565 62 1
                                    

Setelah hari dimana mo xuanyu/wei wuxian menabrak jiang cheng, di hari berikutnya mo xuanyu/wei wuxian mengenalkan jiang cheng dan jiang yanli kepada moran dan juga nie huaisang. Dimana hal itu membuat mereka sering terlihat bersama-sama dan terlihat semakin dekat satu sama lain, terlebih mo xuanyu/wei wuxian dengan kedua adik kakak jiang itu.

Meskipun moran dan nie huaisang terlihat dekat dengan jiang cheng dan jiang yanli, namun sebenarnya tidak sepenuhnya seperti apa yang terlihat. Karna moran dan juga nie huaisang, menaruh curiga terhadap kakak beradik jiang itu.

"kau!" tunjuk moran kearah nie huaisang yang duduk dihadapannya.

"bisahkah kau berhenti membahas status ku yang berada dibawah kakak mu, kau dan aku disini itu karna ingin membahas yang lain, bukan tentang ku dan kakak mu" ucap moran dengan sedikit kesal.

Pasalnya sejak mereka tiba dikamar milik mereka, nie huaisang tidak berhenti membicarakan hubungannya dengan nie mingjue dan status pihak bawah dirinya. Yang membuatnya malu, juga kesal akan ucapan nie huaisang yang seperti mengejeknya.

"tidak ada salahnya membahas hal itu, sebelum kau dan aku membicarakan hal yang seharusnya" ujar nie huaisang, yang sebenarnya sudah takut jika moran benar-benar akan meledakan emosinya karna perkataannya.

"lagi pula, mana pemuda yang berkata bahwa dirinya adalah seseorang yang akan mendominasi pemuda manis dan wanita cantik?"

"bukan pemuda manis atau wanita cantik yang kau dominasi, malah kau sendiri yang didominasi oleh dage" lanjut nie huaisang dengan nada mengejek.

"mulut, kau benar-benar ingin membuat ku mati ditangannya saat ini juga" monolog nie huaisang dalam hati.

Nie huaisang sudah siap dengan segala kemungkinan yang terjadi akibat perkataan terakhirnya itu, namun ketika dirinya sudah bersiap akan kabur. Moran sama sekali tidak terlihat seperti seseorang yang akan memukulnya atau pun memakainya, ia malah hanya terlihat mengehela nafas begitu panjang sebelum membuangnya.

"ku rasa dia sedang dirasuki sesuatu" monolog nie huaisang melihat sikap moran yang bukan seperti biasanya.

"tapi aku tidak peduli hal itu, yang terpenting adalah aku selamat" lanjut nie huaisang senang.

Moran pun kembali mengatakan pada nie huaisang, untuk mencari tahu tujuan sebenarnya dari jiang cheng dan jiang yanli mendekati mo xuanyu/wei wuxian.

"hm, tapi meskipun aku mencurigai mereka dan ingin tahu apa tujuan mereka seperti mu. Entah mengapa aku merasa hal yang mereka tuju bukanlah sesuatu yang buruk untuk xuan" ujar nie huaisang.

"bukan hanya kau saja, tapi tetap saja. Kita harus mengetahui tujuan mereka, agar xuan terhindar dari sesuatu yang mungkin saja buruk untuknya" tutur moran dan diangguki oleh nie huaisang.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

"aku benar-benar tidak habis pikir dengan mereka berdua, bisa-bisanya tidak ingin lagi bersenang-senang dengan ku" monolog mo xuanyu/wei wuxian membicarakan tentang moran dan juga nie huaisang yang menolak ajakannya untuk pergi ke air terjun.

"biarlah, mungkin mereka ingin semakin mendekatkan diri karna akan menjadi kakak dan adik ipar" lanjutnya dan terus melangkah menuju kearah air terjun yang biasa dirinya, moran dan juga nie huaisang bersenang-senang.

Setelahnya mo xuanyu/wei wuxian terlihat kembali melangkahkan kakinya menuju air terjun dengan mulut yang tidak berhenti bersenandung, juga bersiul secara bergantian.

Saat mo xuanyu/wei wuxian sudah semakin mendekati air terjun yang dituju, tiba-tiba saja langkahnya terhenti dan segera melangkah bersembunyi pada bebatuan besar yang dekat dengan air terjun itu, ketika dirinya melihat siluet seseorang yang dirinya kenal.

"aku merasa dejavu" monolog mo xuanyu/wei wuxian, ketika melihat posisi jiang yanli yang berada dipelukan seorang pemuda kultivator dengan pakaian berwarna kuning keemasan dengan sedikit garis coklat.

"benar-benar posisi yang mengingatkan ku pada kecerobohan ku, yang membuat ku malu melihat Hanguang-Jun" monolog mo xuanyu/wei wuxian, mengingat hari dimana dirinya tertangkap basah mengintip Lan wangji dan berakhir dengan posisi yang saat ini jiang yanli dan pemuda itu perlihatkan.

"te-te-terimakasih" ucap jiang yanli gugup, dengan wajah yang tersipu atas hal yang terjadi.

Dimana jiang yanli tidak sengaja menginjak batu, yang membuatnya tersandung dan hampir terjatuh kedalam air, jika saja pemuda yang kini ada dihadapan jiang yanli tidak menahan pinggang kecilnya.

Pemuda itu sendiri tidak menjawab, dirinya hanya mengangguk dan terus mempertahankan posisi yang sama.

"sepertinya aku harus mengurungkan niat ku untuk bersenang-senang di air terjun itu hari ini dan lebih baik aku pergi dari tempat ini, sebelum merusak pemandangan yang manis ini" monolog mo xuanyu/wei wuxian, lalu berlalu pergi dengan hati-hati agar keberadaannya tidak diketahui oleh dua orang yang sepertinya sedang larut dalam keterpanaan masing-masing.

"a-a maaf, aku harus pergi" ujar jiang yanli, lalu pergi meninggalkan pemuda yang sepertinya masih terpana akan kecantikannya itu.

Ketika dirinya tidak sengaja melihat siluet mo xuanyu/wei wuxian yang pergi dengan tergesa-gesa dari sana, dan sepertinya ia juga salah paham atas apa yang telah dilihat, antara dirinya dan juga pemuda kultivator tadi.

Kini jiang yanli pun terlihat melangkah mencari keberadaan mo xuanyu/wei wuxian, yang sempat dirinya lihat melangkah berbelok menuju jembatan yang menjadi penyambung antara sekte Gusulan khusus pria dan sekte Gusulan khusus wanita.

"xuan" panggil jiang yanli pada mo xuanyu/wei wuxian, yang kini berada didepannya.

Mendengar seseorang memanggil namanya, mo xuanyu/wei wuxian pun membalikan tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggil dirinya.

Ketika mo xuanyu/wei wuxian berbalik dan melihat siapa yang memanggilnya, ia pun terlihat memberikan senyum canggung pada jiang yanli, yang membuat jiang yanli menaikan alisnya dan menatapnya sedikit intens.

"a-a-aku tidak melihat apapun jie, sungguh" tutur mo xuanyu/wei wuxian menggelengkan kepalanya, sebelum dirinya menutup mulutnya sendiri karna merasa bodoh akan hal yang dikatakan.

"xuan" panggil jiang yanli kembali, yang membuat mo xuanyu/wei wuxian memperlihatkan cengiran seseorang yang baru saja tertangkap basah melakukan hal konyol.

"aku tidak sengaja melihatnya" ungkap mo xuanyu/wei wuxian masih dengan cengiran konyolnya, yang membuat jiang yanli tersenyum akan hal itu.

"tapi-tapi, aku berjanji, tidak akan mengatakan pada siapapun tentang apa yang aku lihat" lanjut mo xuanyu/wei wuxian, dengan tangan kiri yang dia angkat dan tangan kanan yang ia tempelkan didada sebagai tanda sumpah akan hal yang dia katakan.

Mendengar dan melihat apa yang mo xuanyu/wei wuxian katakan, juga lalukan membuat jiang yanli terkekeh kecil. Pasalnya ia seperti melihat anak kecil yang tertangkap basah melakukan kenakalan kecil, yang membuat jiang yanli tanpa sadar mengusap lembut rambut mo xuanyu/wei wuxian dengan senyum lembut yang menghiasi wajahnya.

Mo xuanyu/wei wuxian sendiri yang tiba-tiba mendapatkan perlakuan seperti itu pun sedikit terkejut, namun setelahnya ia merasakan kenyamanan dan juga kehangatan atas hal yang jiang yanli lalukan.

"aku seperti pernah merasakan hal ini sebelumnya dan aku benar-benar merasa hal ini adalah sesuatu yang aku rindukan setelah senyum dari ibu" monolog mo xuanyu/wei wuxian dalam hati.











































o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak setelah membaca, boleh berupa vote, komen, saran dan juga masukan. Terimakasih (。・ω・。)

Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang