XXXI

334 39 0
                                    

Tuan jiang, Lan wangji dan juga jiang cheng kini terlihat disatu tempat yang sama, setelah berpisang untuk mencari keberadaan mo xuanyu/wei wuxian.

"kresek... kresek..."

Suara dari balik ilalang yang tumbuh tinggi, membuat jiang cheng, tuan jiang dan juga lan wangji memutar tubuh mereka menghadap ilalang yang tengah bergoyang-goyang, menjukan adanya sesuatu disana.

"tenang-tenang, aku bukan orang jahat" ucap seorang pemuda yang masih berusaha keluar dari lautan ilalang-ilalang yang tumbuh tinggi.

Pemuda itu pun akhirnya keluar dari balik ilalang-ilalang itu, lalu menatap kearah lan Wangji, jiang cheng dan juga tuan jiang yang masih pada posisi siap untuk menyerangnya.

"hei, aku benar-benar bukan orang jahat. Kalian berdua bisa bertanya pada pemuda berpakaian putih itu" titah pemuda itu menunjuk lan Wangji yang sudah kembali pada posisi biasa.

"kau mengenalnya?" tanya jiang cheng pada lan Wangji dan dijawab gelengan oleh lan Wangji.

"tapi xuan mengenalnya" ucap lan wangji memotong ucapan yang akan dikeluarkan oleh jiang cheng.

"ck, berarti kau juga mengenalnya. Jika kau tahu kalau dia kenal dengan xuan" protes jiang cheng.

Lan wangji tidak menanggapi apa yang jiang cheng katakan dan memilih untuk mendekati pemuda itu, untuk bertanya mengapa dirinya bisa berada didaerah Yunmeng Jiang.

"aku tidak bisa menjelaskan itu sekarang, yang jelas tolong bantu aku untuk menolong xuan" ucap pemuda itu.

"kau tahu dimana xuan?" tanya jiang cheng mendekat dan diangguki oleh pemuda itu.

"aku tidak tahu mereka itu dari sekte mana, yang jelas xuan saat ini sedang dalam bahaya"

"kau tahu dia dalam bahaya, kenapa kau malah meninggalkannya sendiri bodoh" kesal jiang cheng.

"jika hanya aku yang menolong, yang ada aku semakin membahayakan xuan" jelas pemuda itu.

"ka,.-"

Ucapan jiang cheng terhenti karna tuan jiang menutup mulut putranya dengan tangannya, ia benar-benar harus menghentikan itu untuk tahu kondisi dan keberadaan mo xuanyu/wei wuxian.

"siapa nama mu?" tanya tuan jiang, juga melepaskan tangannya dari mulut jiang cheng yang memberontak.

"wen ning" jawab pemuda itu.

Setelah perkenalan itu, tuan jiang pun menanyakan kondisi mo xuanyu/wei wuxian pada pemuda wen itu. Lalu setelahnya, tuan jiang kembali bertanya tentang tempat dimana mo xuanyu/wei wuxian berada.

"dibalik bukit yang letaknya tidak jauh dari sini" ucap wen ning.

Mendengar hal itu, rahang tuan jiang terlihat mengeras dan tangannya mengepal kuat.

"a-cheng, pulanglah dan siapkan pasukan dan juga para murid sekte jiang. Bawa mereka dan temui ayah di bawah bukit dekat telaga" titah tuan jiang.

"baik ayah" ucap jiang cheng, lalu pergi setelahhya.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Tuan jiang, Lan wangji dan juga wen ning kini sudah berada didaerah bukit yang wen ning katakan, menunggu jiang cheng dan juga pasukan, beserta murid sekte jiang.

"jadi kau bertugas menjaga xuan?" tanya tuan jiang pada wen ning dan diangguki oleh wen ning.

"sejak kapan?" tanya tuan jiang kembali.

"hm saat xuan ikut dengan kalian" jawab wen ning apa adanya.

"namun sebelum aku menjadi pengawal xuan, sudah ada seseorang yang terlebih dulu menjaga xuan" lanjut wen ning dan hal itu menarik perhatian lan Wangji yang sejak awal hanya terus menatap bukit dibelakang mereka.

"jadi, maksud mu xuan bukan hanya memiliki satu pengawal yang menjaganya dengan sembunyi-sembunyi?" tanya tuan jiang dan kembali diangguki oleh wen ning.

Tuan jiang terlihat akan kembali bertanya pada wen ning, tentang siapa orang yang menjadi penjaga untuk mo xuanyu/wei wuxian selain wen ning. Namun hal itu tidak dapat ia lakukan, ketika teriakan putranya jiang cheng mengalihkan atensinya dan juga niatnya bertanya dari pemuda wen itu.

Lan wangji dan tuan jiang, menatap kearah jiang cheng dengan tatapan bertanya-tanya, yang mana membuat jiang cheng bingung akan ekspresi dari lan Wangji dan juga tuan jiang.

"kenapa menatap ku seperti itu?" tanya jiang cheng.

Tuan jiang tidak menjawab, dia hanya menujuk dua pemuda yang berada dibelakang jiang cheng.

Jiang cheng yang mengerti pun mengenalkan keduanya dan menjelaskan alasan keduanya mengikuti dirinya.

"mohon bantuannya" ucap tuan jiang pada nie huaisang dan moran.

"kami juga mohon bantuannya untuk xuan" jawab moran dan nie huaisang bersamaan.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

"kau dan ibu mu, mengapa suka sekali menghambat semua rencana yang telah ku susun rapih" ucap pria paruh baya itu, sambil mencengkeram kuat kedua pipi mo xuanyu/wei wuxian.

Mo xuanyu/wei wuxian tidak tahu harus bereaksi seperti apa, dirinya tahu cengkraman yang menekan kedua pipinya teramatlah sakit, namun kata-kata yang diucapkan pria paruh baya dihadapannya sejak awal membuat dirinya lebih merasakan sakit pada hatinya dan membuat isi kepalanya terus mencoba mencerna ucapan pria paruh baya itu.

Kini rasa sakit bukan hanya ada pada hati dan juga kedua pipi mo xuanyu/wei wuxian, tapi juga kini kepalanya merasakan sakit yang teramat, ketika sebuah gambaran senyuman dari seorang wanita yang menyuapi anaknya terlintas diingatan mo xuanyu/wei wuxian.

"kali ini akan aku pastikan, bahwa kau akan benar-benar mati ditangan ku" lanjut pria paruh baya itu, lalu meninggalkan mo xuanyu/wei wuxian yang benar-benar merasakan sakit yang teramat dikepalanya.

"bruk"

Mo xuanyu/wei wuxian terjatuh dengan kursi yang memang terikat bersamanya, gambaran yang terpotong-potong semakin membuat mo xuanyu/wei wuxian merasakan sakit yang teramat dikepalanya.

====== gambaran yang terlintas ======
"xian, jangan lupa untuk terus merawat suibian, mengerti?" ucap seseorang wanita yang mo xuanyu/wei wuxian yakinin pernah ada dalam mimpinya.

"iya ibu, xian akan merawatnya" jawab anak kecil yang mo xuanyu/wei wuxian rasa mirip dengannya.

"xian, apa kau menyukai supnya?" tanya seorang gadis yang terlihat lebih belia dari mo xuanyu/wei wuxian saat ini, namun mo xuanyu/wei wuxian yakinin itu adalah jiang yanli.

"sangat suka a-jie, tapi xian ingin rasanya lebih pedas" jawab anak laki-laki itu.

"baiklah, nanti siejie buatkan yang lebih pedas" ucap gadis itu dengan senyum khasnya.

"paman, bibi. A-cheng jahat pada xian hiks" ucap anak laki-laki sambil menangis.

"a-cheng, mengapa kau membuat xian menangis"

"aku tidak membuat xian menangis ibu, xian saja yang cengeng"
=================================

Mo xuanyu/wei wuxian bertanya-tanya disela-sela rasa sakit yang teramat dikepalanya, tentang mengapa ada jiang cheng, tuan jiang, nyonya yu, jiang yanli dalam gambaran yang mo xuanyu/wei wuxian yakinin adalah sebuah ingatan miliknya sebelum kecelakaan dan membuatnya diadopsi oleh salah satu anggota keluarga mo.

Mo xuanyu/wei wuxian tidak mengherankan tentang wanita yang terus saja ada dalam mimpinya dan kini tergambarkan dalam ingatannya, karna ia sudah yakini bahwa wanita itu adalah ibunya.

"sebenarnya siapa kalian? Kenapa kalian ada dalam gambaran ingatan ku? Apakah keberadaan kalian dalam ingatan ku adalah salah satu alasan kalian baik pada ku?" gumam mo xuanyu/wei wuxian.

"apa kalian kelu....,-" timpal mo xuanyu/wei wuxian terpotong, karna dirinya yang kini tidak sadarkan diri.
























o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk memberi dukungan berupa vote, kritik, saran dan juga masukan. Terimakasih ^^

Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang