"wah, sangat kacau" ucap nie huaisang.
Saat setelah jiang cheng membuka pintu ruang rapat dan pertemuan, lalu hal yang pertama dirinya lihat adalah nyonya yu, yang tengah menunjuk-nujuk ke arah tetua lan xin dan juga tetua lan dan secara bergantian.
"aku rasa, aku benar-benar akan menjadikan nyonya yu sebagai panutan ku" ucap moran, yang berpikir bahwa saat ini nyonya yu terlihat mengagumkan dimatanya.
Dimana nyonya yu terus berbicara dan tidak membiarkan kedua tetua lan yang ditunjuk, untuk membalas ucapannya.
Dan hal itu sangat mengagumkan dimata moran, mengingat dirinya mungkin saja akan menjadi nyonya besar dikediaman sekte nie.
Yang mungkin saja akan mendapatkan permasalahan, yang mengharuskannya bertindak seperti nyonya yu.
"kau berpikir untuk menjadi seperti bibi yu, iya, saat sudah menikah dengan chifeng-zun nanti" bisik mo xuanyu/wei wuxian pada moran.
Membuat moran yang tenggelam dalam kekagumannya pun, kini tersadar dan menatap mo xuanyu/wei wuxian dengan wajah yang bersemu merah.
"sanren" ucap tetua lan qiren, yang menatap ke arah mo xuanyu/wei wuxian.
Membuat suasana yang tadinya sangat ramai, tiba-tiba saja menjadi hening.
Dan hal itu juga, membuat mo xuanyu/wei wuxian yang tadinya terkekeh, tiba-tiba saja diam, saat suasana ruangan itu menjadi senyap seketika.
Juga membuat mo xuanyu/wei wuxian mengalihkan atensinya pada suara tadi, yang mana membuat mo xuanyu/wei wuxian saling bertukar pandang dengan lan qiren.
"sanren" ucap tetua lan qiren.
Menyebutkan namanya yang sama kembali, dengan tetap menatap ke arah mo xuanyu/wei iya.
Membuat mo xuanyu/wei wuxian menatap kanan dan kiri, untuk melihat siapa yang dimaksud oleh tetua lan qiren.
Namun hasilnya sepertinya tidak ada orang lain, yang kemungkinan bernama sanren, lalu mengapa tetua lan menyebutkan nama itu, pikir mo xuanyu/wei wuxian.
Lalu setelahnya, mo xuanyu/wei wuxian kembali menatap ke arah tetua lan qiren, yang masih menatap ke arahnya.
Membuat mo xuanyu/wei wuxian memiringkan kepalanya, untuk melihat arah pandang tetua lan qiren sebenarnya.
Dan saat mo xuanyu/wei wuxian menyadari sesuatu, dirinya terlihat menunjuk ke arah dirinya sendiri.
"aku?" ucap mo xuanyu/wei wuxian dengan wajah bingung dan tidak yakinnya.
Tepat saat mo xuanyu/wei wuxian menunjuk dirinya sendiri, tetua lan qiren terlihat melangkah ke arahnya.
Membuat mo xuanyu/wei wuxian semakin bingung dan tanpa sadar memundurkan langkahnya, yang membuatnya menabrak sesuatu.
"maafkan aku, hanguang-jun" ucap mo xuanyu/wei wuxian setelah melirik siapa yang berada dibelakangnya.
"tapi bukankah yang tadi ada dibelakang ku adalah a-jie" lanjut mo xuanyu/wei wuxian bingung dalam hati.
Lalu setelahnya, mo xuanyu/wei wuxian pun kembali melangkah maju, agar tidak begitu dekat dengan lan wangji.
Tetapi meskipun mo xuanyu/wei wuxian sudah melangkah maju, mo xuanyu/wei wuxian tetap merasa bahwa jarak antara dirinya dan juga lan wangji tetaplah sama.
Dan bahkan mo xuanyu/wei wuxian merasa bahwa mereka kini sudah tidak memiliki jarak, yang mana jika mo xuanyu/wei wuxian memutar tubuhnya menghadap ke arah lan wangji, mo xuanyu/wei wuxian sudah pasti akan langsung menabrak dada bidang lan wangji.
Membuat mo xuanyu/wei wuxian menggelengkan kepalanya atas apa yang dirinya pikirkan, lalu mo xuanyu/wei wuxian pun memilih untuk kembali fokus pada apa yang terjadi saat ini.
"astaga, tetua lan qiren, kau mengejutkan ku" ucap mo xuanyu/wei wuxian.
Saat dirinya yang akan kembali menatap lurus, mendapati tetua lan qiren sudah berdiri dihadapannya, dengan jarak dua langkah darinya.
"sanren" ucap tetua lan qiren.
Yang mana lagi-lagi, tetua lan qiren hanya menyembutkan nama seseorang, yang dipanggil sanren itu.
"tetua lan, kau harus berhenti menyebut nama itu, karena yang ada dihadapan mu itu bukan saudari dari suami ku" ucap nyonya yu.
Yang saat ini terlihat melangkah menuju ke arah mo xuanyu/wei wuxian dan juga lainnya.
"maksud mu?" tanya tetua lan qiren, tanpa mengalihkan pandangan dari mo xuanyu/wei wuxian yang saat ini berekspresi canggung.
"yang ada dihadapan mu itu bukan changse sanren" jawab nyonya yu, lalu menarik mo xuanyu/wei wuxian ke arahnya.
Membuat lan wangji yang sempat menggenggam ujung pakaian yang mo xuanyu/wei wuxian gunakan, terlepas begitu saja.
Dan hal itu, disaksikan oleh jiang yanli dan juga jiang cheng, yang berada tepat disamping belakang lan wangji.
"kau tidak perlu menatap ibu ku seperti itu, karena dia bukan saingan mu, yang harus kau tatap seperti itu seharunya zewu-jun, yang mungkin saja juga menyukai xuan" bisik jiang cheng pada lan wangji.
Yang mana bisikan jiang cheng, masihlah dapat didengar oleh jiang yanli, yang terlihat menggelengkan kecil kepalanya dan berpikir bahwa adiknya sama saja dengan mo xuanyu/wei wuxian.
Membuat jiang yanli merasa iba pada lan wangji dan juga lan xichen, karena mereka sepertinya harus berjuang lebuh keras, untuk menyadarkan mo xuanyu/wei wuxian dan juga jiang cheng.
"jika dia bukan sanren, lalu siapa? buk... wei wuxian?" ucap tetua lan qiren, menjeda ucapanya beberapa saat.
Ketika mengingat sesuatu hal, sebelum akhirnya kembali melanjutkan ucapannya.
"tidak mungkin dia wei wuxian, karena anak wanita itu adalah seorang laki-laki, bukan perempuan" ujar tetua lan xin, yang diangguki setuju oleh tetua lan dan.
Yang mana dirinya mengatakan hal itu setelah tersadar dari keterkejutannya, atas apa yang dirinya lihat saat ini.
Terlebih, kini dirinya merasa terancam, dengan pemuda-pemuda berpakaian hitam, yang diikat tangannya dan berdiri ditengah-tengah moran dan juga nie huaisang.
"kau yakin jika anak sanren itu laki-laki? bagaimana jika anak sanren itu perempuan? hanya saja dia menyembunyikan jenis kelamin anaknya, untuk menghindari hal yang tidak terduga" ucap nyonya yu.
Yang mana dirinya mengucapkan hal itu, sembari menangkup wajah mo xuanyu/wei wuxian.
Dan setelah mengatakan hal itu, dengan tanpa suara, nyonya yu mengatakan pada mo xuanyu/wei wuxian, bahwa dirinya sangat cantik seperti ibunya, changse sanren.
Mo xuanyu/wei wuxian yang paham dengan perkataan nyonya yu, yang tanpa menggunakan suara itu pun, matanya terlihat berkaca-kaca.
Bukan karena sedih, melainkan karena senang, mendengar bahwa dirinya mirip seperti ibunya.
Dan jika suatu hari mo xuanyu/wei wuxian merasakan rindu dengan ibu kandungnya, ia hanya perlu berdandan, lalu menatap ke arah cermin, untuk bisa menghilangkan rasa rindunya.
Melihat mo xuanyu/wei wuxian yang berkaca-kaca, nyonya yu dan juga tuan jiang yang berdiri dihadapan mo xuanyu/wei wuxian, terlihat panik.
Lalu melontarkan pertanyaan, apakah mo xuanyu/wei wuxian baik-baik saja dan apakah ada yang sakit, sehingga membuat mo xuanyu/wei wuxian berkaca-kaca.
Dan hal itu membuat mo xuanyu/wei wuxian menggelengkan kepalanya, dengan senyum yang terpatri diwajahnya, untuk menjawab pertanyaan yang nyonya yu dan tuan jiang lontarkan padanya.
Membuat nyonya yu dan tuan jiang saling bertukar pandang, sebelum akhirnya membawa mo xuanyu/wei wuxian ke dalam pelukan mereka.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk meninggalkan jejak dukungan berupa vote, kritik, saran dan juga masukan. Terimakasih ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (Selesai)
FantasyPeringatan : alur berjalan lama o==[]::::::::::::::::> ♡ ♡ <::::::::::::::::[]==o Catatan : Ini hanya sebuah cerita fiksi, dimana saya meminjam nama dan juga visual dari aktor/aktris, tidak ada niat untuk menjelekan aktor/aktris manapun, jadi saya...