XXVIII

362 47 0
                                    

"paman, kenapa banyak sekali lentera yang disiapkan. Apakah akan ada acara ditempat ini?" tanya mo xuanyu/wei wuxian pada tuan jiang, yang mana langsung diangguki oleh tuan jiang.

Mo xuanyu/wei wuxian, kini terlihat melangkah dibelakang tuan mo sedikit. Dimana keduanya baru saja pergi ketempat pertanian yang ada di yunmeng, untuk memulai menanam benih tanaman obat yang dibeli dari tuan mo. Yang mana mo xuanyu/wei wuxian bertugas untuk mengajari petani yunmen cara menanam dan merawat tanaman obat itu.

"apakah acara ini adalah sebuah perayaan?" tanya mo xuanyu/wei wuxian dibelakang tuan mo.

"bukan perayaan, melainkan sebuah acara pengenanangan" jawab tuan jiang sendu.

Aaaa, lagi-lagi suara sendu yang kembali menyapa pendengaran mo xuanyu/wei wuxian.

"maaf" cicit mo xuanyu/wei wuxian.

"tidak apa, lagi pula acara pengenangan ini akan menjadi acara pembuktian dan kebahagiaan bagi yunmeng dan juga desa sepupu ku" balas tuan jiang dengan senyum lega diwajahnya.

Mo xuanyu/wei wuxian yang melihat itu pun ikut tersenyum, entah mengapa hatinya merasa menghangat dan juga merasa bahagia atas kebahagiaan yang terukir diwajah tuan jiang saat ini.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Mo xuanyu/wei wuxian kini berada didapur kediaman tuan jiang, dimana dirinya ingin membantu jiang yanli yang sudah membaik untuk memasak sup iga akar teratai.

"hitung-hitung untuk persiapan jika suatu saat nanti aku memiliki kekasih yang menyukai sup iga akar teratai, jadi aku tidak perlu bingung dan tinggal membuatkannya" pikir mo xuanyu/wei wuxian.

Mo xuanyu/wei wuxian benar-benar terlihat serius akan hal yang jiang yanli katakan dan lakukan, dimana hal itu terlihat lucu dimata jiang yanli.

"a-jie" panggil mo xuanyu/wei wuxian yang kini terlihat membawa sebuah mangkuk kecil berisi bumbu berwana merah, kehadapan jiang yanli.

Jiang yanli yang paham akan maksud mo xuanyu/wei wuxian pun tersenyum dan mengambil mangkuk itu.

Saat jiang yanli akan memasukan semua bumbu berwarna merah itu kedalam sup, tiba-tiba saja mo xuanyu/wei wuxian menahan tangannya. Yang membuat jiang yanli menatap kearah mo xuanyu/wei wuxian, dengan tatapan bertanya.

"a-jie, apakah bisa memasukan bumbu pedasnya setelah memisahkan satu mangkuk yang tidak dicampurkan bumbu pedas?" ungkap mo xuanyu/wei wuxian, yang membuat jiang yanli menatap mo xuanyu/wei wuxian bingung.

Namun setelah beberapa detik jiang yanli berekspresi bingung, kini ia tersenyum menatap mo xuanyu/wei wuxian, yang entah mengapa hal itu membuat mo xuanyu/wei wuxian salah tingkah.

"hm baiklah" jawab jiang yanli dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya.

"terimakasih a-jie"

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

"siejie mengapa hanya sup milik Hanguang-Jun yang terlihat manusiawi?" tanya jiang cheng kepada jiang yanli, tanpa mengalihkan pandangannya dari sup miliknya yang terlihat menakutkan.

Lan Wangji melirik jiang cheng yang menyebut namanya, lalu beralih kearah mangkuk milik jiang cheng, jiang yanli dan juga mo xuanyu/wei wuxian.

"kau ingin tukar?" tanya lan Wangji.

"apa boleh?" tanya jiang cheng kembali.

"ten,-"

"apa a-cheng tidak menyukai pedas?" tanya mo xuanyu/wei wuxian memotong ucapan Lan Wangji, dengan raut wajah sendu.

"maaf, harusnya aku juga memisahkan yang tidak pedas untuk mu" lanjut mo xuanyu/wei wuxian, menunduk.

Jiang cheng yang melihat itu pun terlihat khawatir dan juga panik, dirinya tidak tahu bahwa mo xuanyu/wei wuxian membantu jiang yanli memasak dan bahkan jiang cheng juga baru mengetahui bahwa warna sup yang mengerikan itu adalah ide mo xuanyu/wei wuxian.

"hm... Bu-bukan seperti itu, ta...pi perut ku sedang tidak baik sekarang. Iya perut ku sedang sakit" ucap jiang cheng terbata-bata mencari alasan.

Dan hal itu semakin membuat mo xuanyu/wei wuxian menunduk dan punggungnya terlihat bergetar. Yang mana hal itu membuat jiang cheng semakin khawatir dan juga panik. Jiang cheng menatap jiang yanli meminta pertolongan, ia benar-benar tidak tahu harus apa.

Mo xuanyu/wei wuxian sendiri kini merasa bingung pada dirinya sendiri, tidak biasanya dia seperti itu. Namun entah mengapa saat mendengar jiang cheng berkata seperti itu tentang supnya, ia merasa sedih dan semakin sedih ketika ia tahu alasan jiang cheng tidak ingin memakan sup nya.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

"seharusnya siejie memberitahu ku sebelum mo xuanyu/wei wuxian sampai diruang makan, lihat sekarang xian seperti apa pada ku" ucap jiang cheng yang tidak terima, karena hanya dia yang saat ini tidak diberikan biji teratai yang mo xuanyu/wei wuxian kupaskan.

"salah mu sendiri, aku sudah mencoba memberitahu mu sejak awal. Namun kau malah tidak menghiraukan" jawab jiang yanli.

"bagaimana aku menghiraukan yang lain, jika didepan mata ku ada sup yang mengerikan seperti itu" ujar jiang cheng.

Jiang cheng benar-benar merasa frustasi saat ini, setelah mereka selesai makan. Mo xuanyu/wei wuxian sama sekali tidak berbicara kepadanya, bahkan saat ini mereka sedang mencoba mencicipi biji teratai. Mo xuanyu/wei wuxian tidak memberikan jiang cheng biji teratai yang ia kupaskan, hanya jiang yanli dan lan Wangji saja yang mo xuanyu/wei wuxian berikan.

"a-jie, apa aku boleh meminjam dapur sebentar?" tanya mo xuanyu/wei wuxian pada jiang yanli dan diangguki oleh jiang yanli.

"apa kau ingin aku bantu?" tawar jiang yanli dan dijawab gelengan oleh mo xuanyu/wei wuxian.

"baiklah"

"kau lihatkan siejie, bahkan dia seperti tidak melihat ku" keluh jiang cheng ketika mo xuanyu/wei wuxian sudah terlihat memasuki dapur kediaman keluarga jiang.

"aku jadi bing,-..." ucap jiang cheng terhenti, ketika tiba-tiba sebuah mangkuk berisi biji teratai yang sepertinya sudah disangrai ada dihadapannya.

Jiang cheng yang awalnya menunduk pun kini mencoba melihat seseorang yang mengarahkan mangkuk itu kepadanya, ketika jiang cheng mengadahkan kepalanya, hal yang pertama dia lihat adalah mo xuanyu/wei wuxian yang menatapnya takut-takut.

"ini ambilah dan makanlah ini, agar perut mu tidak sakit lagi karna memakan biji teratai yang tidak diolah dahulu" ucap mo xuanyu/wei wuxian yang mana membuat jiang cheng merasa menyesal dan juga merasa bodoh.

"xuan, maafkan aku" ucap jiang cheng menyesal.

Jiang cheng benar-benar merasa konyol dan bodoh, bagaimana bisa dirinya menolak sup tadi dan berpikir yang tidak-tidak. Sedangkan mo xuanyu/wei wuxian yang ia kecewakan dengan tidak mencoba sup buatanya terus memikirkan keadaannya, yang mana itu hanya alasan bodoh untuk terhindar dari sup tadi.

"aku menyesal" lanjut jiang cheng.

Mo xuanyu/wei wuxian bingung dengan jiang cheng saat ini, mengapa jiang cheng meminta maaf padanya. Bukankah jelas-jelas dirinya yang salah?? Namun mo xuanyu/wei wuxian tidak berniat bertanya, mo xuanyu/wei wuxian hanya mengangguk, lalu memeluk jiang cheng yang kini menangis.

"tidak apa-apa" ucap mo xuanyu/wei wuxian menenangkan jiang cheng.










































o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk memberi dukungan berupa vote, kritik, saran dan juga masukan. Terimakasih ^^

Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang