"sepertinya aku tidak akan pernah berani mengganggu xuan lagi, jika xuan berkencan dengan Hanguang-Jun" pikir nie huaisang, yang benar-benar merasa takut melihat lan Wangji saat ini.
Bagaimana nie huaisang tidak merasa takut, pasalnya saat ini prajurit-prajurit yang sempat terlihat tidak akan pernah berkurang, kini terlihat berkurang dan mati hanya karna lan wangji.
Terlebih prajurit-prajurit yang mati oleh lan Wangji itu, adalah prajurit-prajurit yang berniat menyerang mo xuanyu/wei wuxian.
"kau akan mati seperti itu, jika menggoda xuan" ucap moran, menujuk mayat prajurit yang jatuh dihadapan mereka.
Moran seolah tahu apa yang nie huaisang pikirkan dan itu membuat nie huaisang bergidik ngeri antara takut dengan dirinya yang mungkin saja akan menjadi seperti mayat itu, jika menggoda mo xuanyu/wei wuxian dan bergidik ngeri karna moran yang sepertiny bisa membaca pikirannya.
"dan itu juga berlaku dengan ku" lanjut moran, yang membuat nie huaisang memasang wajah bodoh, lalu tertawa setelahnya.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Tuan jiang kini berpikir bahwa dirinya berada dilorong yang benar, karna kali ini dirinya melihat beberapa prajurit yang berjaga, tidak seperti dua lorong sebelumnya.
Dimana kini tuan jiang berpikir cara lain untuk melewati para prajurit itu, tanpa harus menghabiskan tenaganya untuk bertarung, karna bisa saja tenaganya lebih berguna untuk membantu jiang cheng, mo xuanyu/wei wuxian dan teman-teman mo xuanyu/wei wuxian lainnya.
"jika aku membuat mereka tertidur, itu akan lebih menguras tenaga ku, jadi sepertinya aku memang harus menghadapi mereka" monolog tuan jiang.
Tuan jiang pun keluar dari tempat dirinya bersembunyi, dimana sejak awal dia bersembunyi diantara tumpukan barrel kayu yang ada dilorong itu.
Setelah itu, tuan jiang pun mengeluarkan kembali pedang miliknya, bergerak menyerang para prajurit yang kini berlari menyerang kearahnya.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Pada akhirnya jiang cheng, moran, nie huaisang, wen ning, mo xuanyu/wei wuxian dan juga lan wangji berhasil melumpuhkan semua prajurit yang ada, meskipun sebagian besar prajurit-prajurit itu dikalahkan oleh lan wangji sendiri.
Pria paruh baya itu masih duduk dikursi itu dengan santai, terlihat baik-baik saja dan tidak terlihat goyah meskipun para prajuritnya sudah tidak ada lagi.
Pria paruh baya itu malah tersenyum, yang menurut nie huaisang menakutkan dan membuatnya merapatkan diri pada moran yang sebenarnya juga takut dengan pria paruh baya itu, namun tidak begitu terlihat seperti nie huaisang.
"aku tidak menyangka jika giok lan benar-benar hebat, bahkan dapat membunuh para prajurit terlatih ku" ucap pria paruh baya itu.
"tapi bagaimana kau menghadapi mereka" lanjut pria paruh baya itu, lalu meramalkan sesuatu, sebelum pada akhirnya mayat-mayat prajurit itu bergerak kembali.
Mo xuanyu/wei wuxian, moran, jiang cheng, nie huaisang dan juga wen ning yang berada dibelakang lan Wangji pun bergerak merapatkan diri pada lan Wangji dan satu sama lain.
Melihat reaksi yang diberikan oleh jiang cheng, mo xuanyu/wei wuxian, wen ning, nie huaisang dan juga moran, membuat pria paruh baya itu terkekeh dan kembali memperhatikan hal apa yang akan kembali mereka perlihatkan untuk menghiburnya.
"jiang cheng, paman mu benar-benar seseorang yang tidak waras" ucap nie huaisang yang menyembunyikan wajahnya dilengan mo xuanyu/wei wuxian yang berada disamping kanannya.
"bahkan dia lebih tidak waras dari hal nakal yang pernah aku lakukan dengan xuan" lanjut nie huaisang dengan suara yang hampir tidak terdengar oleh siapapun.
Mo xuanyu/wei wuxian yang memang posisi lengannya tengah dipeluk nie huaisang pun dapat mendengar ucapan nie huaisang dengan jelas, yang mana membuat mo xuanyu/wei wuxian membisikan nie huaisang sesuatu, yang membuat nie huaisang menjawab maafkan aku, aku lupa, lalu memasang wajah tidak berdosa mengarah pada mo xuanyu/wei wuxian.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Tuan jiang terkejut, ketika melihat prajurit-prajurit yang terbunuh kini bergerak bangkit seperti sebuah boneka.
Yang mana membuat prajurit-prajurit yang masih bernafas, kini terlihat ketakutan akan hal yang terjadi pada rekan-rekan mereka yang sesama prajurit.
"jadi ini alasan mu menghilang bertahun-tahun" monolog tuan jiang, entah pada siapa.
Tuan jiang mengeluarkan sebuah kertas kuning dari pakaiannya, menggambarkan sebuah pola, lalu menempelkannya pada pedang miliknya, setelah itu tuan jiang terlihat meramalkan sesuatu, yang mana hal itu menciptakan sebuah cahaya biru pada pedang tuan jiang.
Tuan jiang pun mulai melawan mayat-mayat hidup yang bergerak kearahnya, mengayunkan pedangnya seirama dengan langkahnya.
Namun sepertinya hal itu tidak berpengaruh pada mayat-mayat hidup itu, yang mana hal itu membuat tuan jiang berpikir dan kembali menyerang mayat-mayat itu seperti tadi, yang berbeda hanya pada apa yang tuan jiang lakukan setelah menyerang mayat-mayat itu.
"ternyata kau menggambar mantra itu didada bagian kanan para prajurit mu" monolog tuan jiang, ketika melihat sebuah simbol mantra pada dada kanan mayat prajurit yang tuan jiang robek pakain atasnya.
Setelah menemukan letak lemahnya, tuan jiang pun menghunuskan pedang miliknya kearah dada kanan mayat prajurit yang kini nemberontak dibawahnya.
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
"Xuan, tusuk pada dada bagian kanan mereka" titah moran.
Yang berhasil menemukan kelemahan mereka, setelah beberapa kali mencoba menghunuskan pedang miliknya ke beberapa bagian tubuh mayat itu, yang pada akhirnya berhasil ketika dirinya menghunuskan pedang miliknya kearah dada kanan mayat prajurit itu, dalam keadaan terdesak dan terpojok.
Mo xuanyu/wei wuxian pun mengikuti arahan yang moran berikan, dimana kini dirinya terus mengayunkan pedangnya kearah dada kanan mayat prajurit itu.
Yang mana hal itu juga dilakukan oleh nie huaisang, wen ning, lan wangji dan juga jiang cheng.
Pria paruh baya itu kini terlihat beberapa kali mendecih tidak suka, namun tidak membuatnya goyah atau takut akan hal yang mungkin saja akan merugikannya, ia malah terlihat berpikir cara lain untuk membunuh mo xuanyu/wei wuxian, lan wangji dan juga teman-temannya.
Pria paruh baya itu kini terlihat bangkit dari duduknya dan mengeluarkan sebuah suling, yang kini ia mainkan.
Yang mana setelahnya pria paruh baya itu pun mulai terlihat memainkan suling itu, membuat mayat-mayat prajurit yang kembali dikalahkan, kembali bangkit dan bahkan terlihat lebih ganas dari sebelumnya.
Mo xuanyu/wei wuxian, jiang cheng dan juga yang lainnya tentu saja terkejut, bahkan nie huaisang sudah terlihat ketakutan karna hal itu.
Lan wangji mengeluarkan guqin miliknya, yang mana segera lan wangji mainkan saat para mayat prajurit yang ganas itu berlari kearah mereka.
"nada dilawan dengan nada dan kita harus melawan mereka" ucap wen ning, yang mendapatkan tatapan bingung dari mo xuanyu/wei wuxian, moran, nie huaisang dan juga jiang cheng.
"maksud mu kita adalah mayat, yang harus melawan mayat?" tanya nie huaisang, yang membuat jiang cheng menatap tajam kearah wen ning.
"bukan itu maksud ku" jawab wen ning yang sudah panik karna jiang cheng mengarahkan pedang miliknya kearah wen ning, dengan tatapan yang seolah berkata "kau saja yang aku jadikan mayat, untuk melawan mayat-mayat hidup itu"
o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o
Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk meninggalkan jejak dukungan berupa vote, kritik, saran dan juga masukan. Terimakasih ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (Selesai)
FantasyPeringatan : alur berjalan lama o==[]::::::::::::::::> ♡ ♡ <::::::::::::::::[]==o Catatan : Ini hanya sebuah cerita fiksi, dimana saya meminjam nama dan juga visual dari aktor/aktris, tidak ada niat untuk menjelekan aktor/aktris manapun, jadi saya...