XXXXIX

238 34 2
                                    

Setelah mo xuanyu/wei wuxian, moran dan nie huaisang bersusah payah menolong dan membawa wen ning masuk ke dalam rumah itu.

Kini wen ning, bahkan moran terlihat tengah duduk berhadapan dengan mo xuanyu/wei wuxian, yang menatap menuntut penjelasan pada moran dan juga wen ning atas ucapan yang tanpa sadar diucapkan, didepan mo xuanyu/wei wuxian.

"cepat jelaskan pada ku atau aku akan benar-benar mendiami kalian berdua" ancam mo xuanyu/wei wuxian.

"baiklah, tapi sebelum itu kau harus berjanji satu hal pada ku, bagaimana?" ujar moran, memberikan tawaran dan diangguki oleh mo xuanyu/wei wuxian.

"setelah ini tolong tetaplah menjadi teman ku dan juga teman wen ning" pinta moran, memohon.

"iya, aku akan tetap menjadi teman mu, juga teman wen ning" jawab mo xuanyu/wei wuxian.

Setelah mendengar jawaban dari mo xuanyu/wei wuxian, moran dan wen ning terlihat saling bertukar pandang, sebelum pada akhirnya menghela nafas panjang dan kembali menatap ke arah mo xuanyu/wei wuxian, yang kini tengah menunggu penjelasan dari mereka berdua.

Jili sendiri hanya diam memperhatikan, karena menurutnya ini bukan lah waktunya untuk ikut campur atau pun melakukan hal konyol, meskipun dirinya juga penasaran akan kejelasan dari wen ning dan juga moran.

"aku dan wen ning sebenernya ditugaskan oleh tuan mo untuk menjaga mu, selama menempa ilmu di sekte gusulan" ucap moran, yang diangguki oleh wen ning.

"aku bertugas menjaga mu dari jarak yang jauh, sedangkan moran menjaga mu dari jarak dekat" ujar wen ning.

"kau masuk gusulan hanya untuk menjaga ku?" tanya mo xuanyu/wei wuxian.

"iya dan tidak" jawab moran.

"iya dan tidak?" beo mo xuanyu/wei wuxian, yang diangguki oleh moran.

"bukan karena aku harus menjaga mu, membuat aku belajar di gusulan, tapi karena aku memiliki ke inginan belajar di gusulan, maka aku ditugaskan menjaga mu dari dekat" ucap moran menjelaskan.

Dimana hal itu membuat mo xuanyu/wei wuxian terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya, sebelum tersenyum kecil ke arah moran dan juga wen ning.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

"kau liat kan a-jie? Mereka emang harus di bunuh, bukan dibiarkan" ucap jiang cheng dengan kesal.

Jiang yanli tidak tahu harus menjawab seperti apa agar adiknya tenang, tetapi tangannya tetap bergerak untuk mengusap-usap punggung jiang cheng yang duduk disampingnya.

"kenapa ayah dan ibu lama sekali, juga kenapa dua lan yang dibangga-banggakan itu tidak melakukan apapun, ditengah-tengah ketidak adilan ini" ucap jiang cheng kembali.

Dimana jiang cheng benar-benar kesal, akan hal yang dilakukan tetua lan beberapa menit yang lalu.

Bagaimana jiang cheng tidak kesal? Jika tiba-tiba saja satu tetua lan yang dia temui membuat pertemuan mendadak untuk kembali membahas tentang perjodohan antara lan wangji dan juga jiang yanli, padahal jelas-jelas pihak jiang sudah menolak hal itu matang-matang.

"haruskah aku bakar saja sekte gusulan ini a-jie?" tanya jiang cheng.

Meminta pendapat pada jiang yanli,
yang tidak berhenti mengusap-usap punggung jiang cheng untuk meredakan emosi jiang cheng, yang tidak kunjung menghilang.

"a-cheng, kita tidak boleh bertindak gegabah" ucap jiang yanli.

"aku tahu, tapi hal yang mereka lakukan sudah tidak bisa di toleransi lagi a-jie" ujar jiang cheng.

Jiang yanli tidak tahu lagi harus berkata apa, karena pada kenyataannya, apa yang jiang cheng katakan adalah kebenaran.

Dimana sikap tetua lan itu, tidak bisa lagi ditoleransi, terlebih tetua lan itu seperti menunjukkan bahwa orang-orang diluar sekte gusulan, harus tunduk dan menuruti hal apa yang dipilih sekte gusulan.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Tidak jauh berbeda dari jiang cheng, nyonya yu pun terlihat begitu marah ketika membaca surat yang jiang cheng kirimkan, juga ditambah dengan kabar yang beredar.

Yang mana hal itu membuat tuan jiang merasa kesulitan, untuk menahan emosi nyonya yu selama perjalanan menuju gusulan.

"kau terus saja menyuruh ku sabar, jelas-jelas keponakan mu dalam bahaya juga dalam ketidakadilan, bagaimana aku bisa sabar?" ucap nyonya yu, kesal pada tuan jiang yang terus menyuruhnya untuk bersabar, juga tetap tenang.

"aku tahu kau sangat marah, aku pun sama dengan mu, tapi untuk sekarang kau tetap harus tenang, karena perasaan mu dapat mempengaruhi pedang yang membawa mu" ujar tuan jiang, mengingatkan nyonya yu.

Dimana nyonya yu dan tuan jiang pergi menuju gusulan, menaiki pedang milik mereka, agar perjalanan mereka lebih cepat dan tidak diketahui oleh siapapun.

Setelah tuan jiang mengatakan hal itu, nyonya yu pun terlihat menarik dan membuang nafas beberapa kali untuk menyetabilkan emosinya kembali.

Yang mana sebenarnya hal itu tidaklah berguna, karena nyonya yu masih saja merasa marah, kesal dan juga khawatir.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Setelah wen ning dan juga moran menjelaskan semuanya pada mo xuanyu/wei wuxian, yang terlihat tidak begitu mempermasalahkan akan kenyataan yang baru dirinya ketahui tentang wen ning dan juga moran.

Yang bahkan kini mo xuanyu/wei wuxian lebih fokus membahas bagaimana caranya pergi dari sana, tanpa terbunuh oleh mayat-mayat ganas yang seperti menjaga rumah itu.

"saat kau melawan mayat hidup itu, kau menemukan sesuatu tidak?" tanya mo xuanyu/wei wuxian.

Wen ning terlihat mencoba mengingat-ingat, saat dirinya melawan mayat-mayat hidup yang ada diluar rumah itu.

"seiingat ku, tidak ada" jawab wen ning.

"kau yakin benar-benar tidak ada apapun?" tanya mo xuanyu/wei wuxian memastikan dan diangguki oleh wen ning.

"jadi kita benar-benar tidak bisa keluar dari sini, iya?" ucap nie huaisang, sedikit putus asa.

"kau ini benar-benar ingin aku adukan kakak mu iya" ujar moran yang mulai jengah dengan sikap nie huaisang yang seperti itu.

Nie huaisang yang awalnya ingin mengeluh, kini terlihat diam dengan bibir yang melengkung ke bawah dan menatap sedih ke arah moran.

"tatapan mu tidak mempan pada ku" ucap moran.

Dimana setelah itu moran pun meminta pada wen ning dan juga mo xuanyu/wei wuxian, untuk tidak memperdulikan nie huaisang.

Dan lanjut membicarakan tentang bagaimana cara agar mereka dapat keluar dari sana dan juga cara untuk menghadapi mayat-mayat ganas itu.














































o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk meninggalkan jejak dukungan berupa vote, kritik, saran dan juga masukan. Terimakasih ^^

Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang