XIX

493 61 2
                                    

Setelah kepergian mo xuanyu/wei wuxian dari ruang tempat biasa para tetua lan mengadakan pertemuan untuk membicarakan sesuatu hal yang penting, kini Lan Wangji terlihat melangkah memasuki ruang itu dan membuat para tetua lan sedikit terkejut akan kehadirannya.

"wangji, ada apa?" tanya Lan Qiren dengan mimik khawatir.

Pasalnya Lan Wangji tidak pernah datang ke ruang itu, jika dirinya tidak diundang ataupun diperintahkan untuk datang kesana. Karna pada dasarnya, lan Wangji tidak pernah tertarik akan hal apa yang akan didebatkan dan juga ditetapkan.

Karna pada dasarnya Lan Wangji selalu mematuhi, mengiyakan dan juga selalu bersedia tentang hal apapun yang akan diperintahkan, juga diberikan untuknya.

Tanpa merespon pertanyaan yang lan qiren ajukan padanya, lan Wangji terlihat melangkah menuju ke tempat dimana mo xuanyu/wei wuxian berlutut. Dimana dirinya juga kini melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh mo xuanyu/wei wuxian, yang membuat para tetua lan terkejut akan penolakan dan juga permohonan yang lan Wangji katakan.

"Wangji benar-benar memohon kepada para tetua dan juga paman, untuk kembali memikirkan hal ini" ujar lan Wangji, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Hari telah kembali dihiasi bulan dan bintang, dimana kini lan Wangji terlihat menemumi lan xichen yang baru saja keluar dari perpustakaan milik mendiang ibunya.

"xiongzhang" panggil lan wangji.

"wangji, ada apa? Apa kau memerlukan bantuan?" ujar lan xichen, ketik dirinya telah menghadap kearah seseorang yang memanggil.

"katakan saja" ujar lan xichen ketika lan wangji tetap diam dengan pandangan ragu, meski jika orang lain yang melihatnya tidak akan melihat perubahan diwajah lan Wangji.

"apa yang harus aku lakukan, jika wei ying tidak ingin menikah dengan ku?" ungkap lan Wangji.

"wangji, mungkinkah kau tahu dimana keberadaan tuan muda wei?" tanya lan xichen dengan sedikit terkejut, juga ingin tahu akan kebenaran yang adiknya ketahui.

Disudut lain yun shen buzhi chu, Mo xuanyu/wei wuxian terlihat termenung dalam lamunan nuansa hati yang tidak baik, yang tergambar jelas diwajahnya.

Dimana hal itu membuat nie huaisang dan juga moran merasa khawatir akan keadaan sahabatnya itu, terlebih sejak mo xuanyu/wei wuxian kembali senja tadi. Dirinya belum sama sekali mengeluarkan suara sepatah kata pun, yang membuat moran dan juga nie huaisang semakin bingung dengan apa yang terjadi pada mo xuanyu/wei wuxian.

"xuan" panggil moran pada akhirnya, yang sudah tidak bisa melihat mo xuanyu/wei wuxian yang seperti itu.

Tidak ada jawaban atau bahkan respon untuk panggilan yang moran ucapkan dari mo xuanyu/wei wuxian, diri nya masih tetap diam melamun menatap keluar jendela.

"xuan" panggil moran sekali lagi, yang tidak lagi hanya sekedar panggilan.

Kini panggilan yang moran ucapkan, diikuti oleh sebuah tepukan lembut, yang mendarat dipundak mo xuanyu/wei wuxian.

Yang membuat mo xuanyu/wei wuxian tersentak kaget akan hal itu, namun setelahnya mo xuanyu/wei wuxian terlihat membalik tubuhnya menghadap kearah moran sebagai respon akan panggilan dan juga tepukan darinya.

"apakah ada sesuatu hal yang mengganggu mu?" tanya moran dengan hati-hati.

Karna moran tidak ingin memaksa atau pun menyinggung mo xuanyu/wei wuxian, jikalau sesuatu hal yang membuat mo xuanyu/wei wuxian seperti bersifat sangat pribadi, sehingga dirinya benar-benar mencoba berhati-hati dalam kali ini.

Nie huaisang sendiri hanya memperhatikan dari belakang tubuh moran, dirinya tidak ingin merusak suasana yang terlihat lebih baik dari beberapa detik yang lalu. Dan juga nie huaisang tidak ingin, jika dirinya tanpa sengaja mengucapkan sesuatu yang tidak tepat dalam keadaan seperti itu dan berakhir terkena amukan dari moran.

Mo xuanyu/wei wuxian terlihat tidak ingin mengatakan sesuatu, namun dirinya bergerak mendekat kearah moran dan lalu memeluknya.

"apakah ini tentang paman mu?" tanya moran yang kini terlihat mengusap-usap lembut punggung mo xuanyu/wei wuxian.

"hmm" gumam mo xuanyu/wei wuxian mengangguk, mengiyakan pertanyaan yang moran berikan kali ini.

"bukankah beberapa hari kedepan kita semua akan mendapatkan hari libur, bagaimana jika kau gunakan waktu libur yang kita dapatkan untuk pulang dan menemui paman mu" tutur moran.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

"aku rasa bertemu dengan paman adalah hal yang tepat untuk melupakan segala hal yang membingungkan dikepala ku dan juga hati ku" monolog mo xuanyu/wei wuxian, yang kini sudah terlihat berada diluar kawasan yun shen buzhi chu bersama keledai miliknya.

"aaaaa... Kau tahu apel kecil, aku merasa bahwa pilihan ku untuk belajar kultivasi disekte GusuLan adalah sebuah kesalahan" ucap mo xuanyu/wei wuxian berbicara pada keledai miliknya itu.

"bukan maksud ku mempersalahkan tentang yang ku pelajari disana" jelas mo xuanyu/wei wuxian pada keledainya, ketika keledai miliknya seakan merespon hal yang ia ucapkan.

Sehingga kini mo xuanyu/wei wuxian terlihat seperti seseorang pemuda yang aneh, yang berbicara pada seekor keledai.

"tapi lebih pada keputusan hal yang lain, yang membuat ku yakin untuk belajar disana" lanjutnya.

Dimana keledai milik mo xuanyu/wei wuxian kembali bersuara, seakan berkata pada mo xuanyu/wei wuxian, bahwa dirinya terlalu naif dan plin-plan.

"aku tidaklah plin-plan, hanya saja.. Ah sudahlah lupakan, aku pun tidak tahu sebenarnya apa yang membuat ku menjadi seperti ini" ujar mo xuanyu/wei wuxian merasa kesal dengan dirinya sendiri.

"tapi satu hal yang perlu kau tahu apel kecil, bahwa aku....... "

Ucapan mo xuanyu/wei wuxian seketika berhenti, saat tiba-tiba sebuah lengan menarik pinggangnya, yang tanpa sadar membuat mo xuanyu/wei wuxian mengalungkan tangannya pada seseorang itu untuk mempertahankan keseimbangan tubuhnya.

Mo xuanyu/wei wuxian masih dalam kebingungan dan juga terkejut akan sesuatu hal yang baru saja terjadi, namun hal itu tidaklah berlangsung lama, ketika suara apel kecil terdengar ditelinganya. Yang membuat mo xuanyu/wei wuxian tesadar akan kebingungan dan juga keterkejutannya, dimana kini dirinya terlihat sudah akan memaki pada seseorang yang lancang menarik pinggangnya begitu saja.

"meski keadaan bahaya, tidak seharusnya orang ini asal menarik ku begitu saja" monolog mo xuanyu/wei wuxian dalam hati.

Namun hal yang sudah akan diucapkan tiba-tiba saja kembali menghilang dan juga mo xuanyu/wei wuxian, kembali terlihat terkejut dan tidak bergerak ketika suara seseorang yang kini memeluk pinggangnya, terdengar sangatlah familiar ditelinganya.

"apakah kau baik-baik saja?" tanya seseorang itu pada mo xuanyu/wei wuxian.

Mo xuanyu/wei wuxian masih dalam keterkejutannya, sehingga ia tidak merespon akan pertanyaan yang diberikan seseorang itu, meskipun seseorang sudah bertanya pada mo xuanyu/wei wuxian dua kali dan mencoba menyadarkan mo xuanyu/wei wuxian dari keterdiamannya.

































o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Terima kasih sudah mau membaca cerita ini, saya harap setelah membaca cerita ini, para pembaca mau meninggalkan jejak. Boleh berupa vote, kritik, masukan dan juga saran. Terimakasih ^^

Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang