XXXXIII

309 36 0
                                    

Langit semakin gelap, menandakan bahwa hari sudah semakin malam, yang mana hal itu menunjukkan waktu dari ujung acara yang kini tengah berjalan.

Dimana kini semua orang, tak terkecuali tuan jiang, nyonya yu, jiang  yanli, jiang cheng, nie huaisang, nie mingjue, moran, wen ning, lan xichen, lan wangji dan juga mo xuanyu/wei wuxian berada disatu titik yang sama, dengan tangan mereka yang memegang satu buah lampion.

Mo xuanyu/wei wuxian memejamkan mata, mendengarkan hitungan mundur, dengan tangan yang sudah siap melepaskan lampion.

Saat hitungan terakhir, harapan mo xuanyu/wei wuxian panjatkan, lalu dirinya pun melepaskan lampion itu.

"indahnya" gumam mo xuanyu/wei wuxian, saat melihat banyaknya lampion yang terbang dilangit malam.

"hm, indah" ujar lan wangji yang kini tengah memandang mo xuanyu/wei wuxian, yang tengah mengagumi lampion-lampion yang terbang diatas mereka.

"Hanguang-Jun apa yang kamu har...,- Hanguang-Jun, apa ada sesuatu diwajah ku?" tanya mo xuanyu/wei wuxian merubah pertanyaan yang akan dirinya lontarkan pada lan wangji, ketika mendapati lan wangji yang menatapnya dengan begitu serius.

"cantik" jawab lan wangji, yang mana membuat mo xuanyu/wei wuxian tergugu dengan wajah yang bersemu merah.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Setelah acara pengenangan ditutup dengan menerbangkan seribu lampion, mo xuanyu/wei wuxian langsung ditarik oleh nyonya yu, yang juga diikuti oleh tuan jiang dibelakangnya.

"ck, kau tetap disini, tidak perlu mengikuti xian" titah jiang cheng, ketika lan wangji berniat mengikuti nyonya yu dan tuan jiang yang membawa mo xuanyu/wei wuxian.

Yang mana membuatnya berakhir berkumpul bersama jiang cheng, jiang yanli, moran, nie mingjue, nie huaisang, wen ning dan juga lan xichen.

Dimana dirinya hanya duduk diam memperhatikan seperti jiang yanli, yang mana memperhatikan beberapa hal yang membuat jiang yanli tersenyum.

"berhenti menatap ku seperti itu zewu-jun, karena jika kau terus menatap ku seperti itu, aku akan mencolok mata mu dengan pedang ku" ancam jiang cheng pada lan xichen yang terus menatapnya, dengan senyuman yang menurut jiang cheng membuatnya merinding.

Yang mana hal itu kembali mengundang senyuman jiang yanli, yang berada disamping jiang cheng.

Masih didalam ruang itu, namun disudut lain. Terdapat wen ning yang tengah tersenyum canggung, kearah nie mingjue yang menatap tajam kearah wen ning.

Dimana nie mingjue mendapati wen ning yang terus menatap adiknya, tanpa mengedipkan mata sama sekali.

"kau menyukai didi ku?" tanya nie mingjue pada wen ning, dengan nada yang terkesan sangat dingin dan diangguki oleh wen ning.

"jawab pertanyaan ku dengan benar" titah nie mingjue.

"iya, aku menyukainya" jawab wen ning, yang membuat nie huaisang menunduk malu.

Nie mingjue sendiri kini terlihat tengah menelisik wen ning, sebelum kembali menanyakan perihal perasaan wen ning pada nie huaisang.

Dan wen ning tanpa ragu, kembali menjawab bahwa dia menyukai nie huaisang, bahkan lebih dari sekedar rasa menyukai.

"datanglah ke Qinghe dan beritahu aku bagaimana seriusnya kau dengan didi ku" ucap nie mingjue.

Setelah mengatakan hal itu, nie mingjue pun bangun dari duduknya, dengan tangan yang menggenggam pergelangan tangan nie huaisang dan juga moran.

Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang