XX

532 60 0
                                    

Mo xuanyu/wei wuxian masih terlihat berada didalam dekapan pemuda itu, dengan masih seperti sebuah patung, yang membuat pemuda itu kini sedikit terlihat khawatir akan keadaan mo xuanyu/wei wuxian yang diam tidak bergerak didalam dekapannya.

"xuan" panggil pemuda itu, mencoba menyadarkan mo xuanyu/wei wuxian dari keterdiamannya.

"xuan, jangan membuat ku khawatir dengan keterdiaman mu, yang seperti batu" ujar pemuda itu kembali, saat mo xuanyu/wei wuxian sama sekali tidak memberikan respon akan panggilannya yang ke tiga kalinya.

Saat pemuda itu akan melepaskan dekapannya pada mo xuanyu/wei wuxian untuk memastikan kondisi mo xuanyu/wei wuxian, tiba-tiba saja mo xuanyu/wei wuxian bergerak memeluk pemuda itu dengan erat. Yang membuat pemuda itu terkejut akan pergerakan tiba-tiba dari mo xuanyu/wei wuxian, namun setelahnya ia terkekeh akan hal itu.

"wah, wah, wah... Rupanya ada yang sangat merindukan ku hm" ucap pemuda membalas pelukan mo xuanyu/wei wuxian.

"diam lah bodoh" ucap mo xuanyu/wei wuxian yang semakin mengeratkan pelukkan pada pemuda itu.

"baiklah, baik. Aku akan diam. Tapi sebelum aku benar-benar diam, bisakah kau memberitahu ku, siapa pria yang berada dibelakang mu? Yang saat ini menatap ku dengan pandangan seakan ingin membunuh ku" ucap pemuda yang tubuhnya sampai saat ini masih dipeluk oleh mo xuanyu/wei wuxian.

Mendengar hal itu, mo xuanyu/wei wuxian pun melepaskan pelukan pada pemuda itu, lalu berbalik untuk melihat siapa orang yang dimaksud oleh pemuda yang mo xuanyu/wei wuxian peluk.

"Hanguang-Jun!?" ucap mo xuanyu/wei wuxian setengah berteriak akibat terkejut akan seseorang yang dia lihat saat ini.

Kini mo xuanyu/wei wuxian, Lan wangji dan juga wen ning, seorang pemuda yang mo xuanyu/wei wuxian peluk. Terlihat didalam sebuah kedai mie dengan mo xuanyu/wei wuxian yang duduk disamping wen ning dan berhadapan dengan lan Wangji.

Saat mo xuanyu/wei wuxian akan bangun untuk memesan makanan, tiba-tiba saja lan Wangji menahan tangannya dan melangkah menggantikan mo xuanyu/wei wuxian untuk memesan makanan.

"dia itu selalu membuat ku bingung" monolog mo xuanyu/wei wuxian dalam hati, lalu kembali duduk.

"xuan, apa kau memiliki hubungan sepesial dengannya?" tanya wen ning, yamg dijawab gelengan kepala oleh mo xuanyu/wei wuxian.

"kau yakin?" tanya wen ning kembali dan kali ini diangguki oleh mo xuanyu/wei wuxian.

"lalu, mengapa saat dia ada disana. Dia terus menatap ku dengan tatapan ingin membunuh ku?" ucap wen ning menunjuk tempat dimana lan Wangji duduk.

"kau ini berpikir terlalu jauh, aku dan dia itu hanya sebatas junior dan senior dalam sekte. Dan juga, untuk apa dia ingin membunuh mu? Asal kau tahu saja, dia memang seperti itu saat melihat seseorang yang tidak memiliki tata krama seperti mu. Namun meskipun seperti itu, dia tidak akan sampai ingin membunuh mu" tutur mo xuanyu/wei wuxian menjelaskan.

"meskipun kau mengatakan hal itu, tapi mengapa aku merasa tidak yakin atas hal yang kau ucapkan. Jelas-jelas dia menatap ku seperti seorang suami yang istrinya akan aku ambil, sehingga menatap ku dengan pandangan membunuh" ungkap wen ning dengan wajah yang serius, agar mo xuanyu/wei wuxian mempercayai ucapannya, namun hal itu malah membuat mo xuanyu/wei wuxian menertawakannya.

"hahaha, kau ini benar-benar semakin aneh. Sampai-sampai berbicara sesuatu hal yang tidak masuk akal" ucap mo xuanyu/wei wuxian, bertepatan dengan kembalinya lan Wangji yang membawa nampan berisi beberapa jenis mie.

"dia memesan semua ini untuk apa? Banyak sekali? Haruskah aku bertanya? Atau membiarkannya saja?" monolog mo xuanyu/wei wuxian dalam hati, ketika melihat jumlah pesanan yang lan Wangji bawa.

Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang