XXXXXI

211 31 0
                                    

"aku benar-benar senang, karena akhirnya kita bisa pergi dari sini" seru nie huaisang senang, saat mayat terakhir dihabisi oleh wen ning.

"tapi meskipun aku senang, aku tetap penasaran dengan seseorang yang menculik kita dan membuat kita kesusahan" lanjut nie huaisang, yang memilik dendam pada siapapun yang menculik dirinya, moran dan juga mo xuanyu/wei wuxian.

Yang mana hal itu diangguki setuju oleh moran dan juga mo xuanyu/wei wuxian.

"sudahlah, lebih baik kita membahas hal ini nanti saja" ucap wen ning.

Dimana setelah itu wen ning, mo xuanyu/wei wuxian, nie huaisang dan juga moran pun melangkah meninggalkan tempat itu.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o

Disisi lain, tepatnya didalam sekte gusulan terdapat sedikit keributan antara satu tetua lan dan juga nyonya yu.

"kami sama sekali tidak mengingkari janji" bantah tetua lan xin, atas tuduhan yang nyonya yu katakan.

"aku memang tidak mengatakan semua tetua lan mengingkari janji" ucap nyonya yu.

"aku mengatakan hal itu, hanya untuk anda tetua lan yang terhormat" lanjut nyonya yu, menunjuk ke arah tetua lan xin, yang sejak awal sudah membuatnya ingin sekali membunuh tetua lan itu.

Lan qiren sendiri kini terlihat memijat pelipisnya, karena benar-benar menyerah untuk menghadapi tetua lan xin dan juga nyonya yu.

Sehingga dirinya hanya bisa diam menyaksikan perdebatan, yang sepertinya tidak akan pernah berakhir itu.

"darimana nyonya menuduh hal tidak mendasar seperti itu kepada saya?" tanya tetua lan xin, masih dengan wajah yang terlihat biasa saja.

"menuduh? tidak mendasar? Astaga tetua satu ini benar-benar tidak memiliki rasa malu setelah membuat rapat tidak jelas ini dan membahas perjodohan yang tidak ada" ucap nyonya yu, yang merasa tidak perlu menjawab ucapan tetua lan xin.

"memang seharusnya aku membuat banyak salinan perjanjian yang ditulis oleh madam lan dan juga changse sanren, lalu menyebarkannya agar tetua lan satu ini tidak banyak bicara omong kosong" lanjut nyonya yu.

Yang mana hal itu membuat tetua lan itu xin tak berkutik, bahkan tetua lan xin kini terlihat menunduk, tidak seperti sebelumnya, yang menatap penuh percaya diri ke arah nyonya yu.

"cih, liat tetua lan itu, sekarang terlihat diam dan tidak bisa mengatakan apapun" bisik jiang cheng, disamping jiang yanli.

Jiang yanli yang mendengar ucapan jiang cheng pun, hanya dapat menegur adiknya itu dengan sebuah tepukan pelan pada punggung jiang cheng.

"mengapa tetua lan sekarang diam? Bukankah tadi anda sangat amat yakin, bahwa apa yang saya ucapkan hanya sebuah tuduhan tidak mendasar?" ucap nyonya yu menyindir, dengan senyum miring menatap ke arah tetua lan xin yang menjengkelkan itu.

Setelah memastikan bahwa tetua lan itu benar-benar tidak lagi dapat mengatakan sesuatu hal yang tidak tahu malu, nyonya yu pun meninggalkan ruang rapat gusulan dengan diikuti oleh tuan jiang, jiang cheng dan juga jiang yanli.

Tidak berselang lama setelah nyonya yu, tuan jiang, jiang cheng dan juga jiang yanli meninggalkan ruang rapat gusulan itu, lan qiren pun terlihat meninggalkan ruang rapat itu dengan dibantu lan wangji dan juga lan xichen.

Dimana setelah kepergian itu, tetua lan xin yang berdebat dengan nyonya yu terlihat mengepalkan tangannya, sebelum pada akhirnya ia memanggil seseorang yang memang telah menunggunya didalam ruang persembunyian yang ada di ruang rapat gusulan.

Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang