BAB 59

3K 117 15
                                    

Kaus hitam Raga sudah basah sedari tadi, Katya hanya bisa menangis setelah mengetahui rahasi gelap kekasih nya selama ini. 

Mata Elang Raga menatap Arthur tidak bersahabat. Raga sudah menebak hari ini akan datang, tapi tetap saja ia tidak tega dan marah pada Arthur. 

Disisi lain Arthur hanya membeku dan tidak tahu harus apa, ia akui kalau ia adalah seorang pengecut. Ingin sekali rasanya Arthur memeluk Katya dan mengatakan kalau ia sangat menyesal dan ingin meminta maaf dengan tulus.

"Ma-maaf..." ujar Arthur dengan nada bergetar, ia sungguh menyesal.

Katya melepas pelukan Raga, lalu menoleh ke arah Arthur, "Kenapa?..." tanya Katya dengan nada sedih.

"Lo selama ini diem gue jahatin istri lo, gue ngehina Anna di depan lo. Lo diem aja Arthur? Hiks gue..."

"Katya ini semua gak sengaja... aku juga gak bisa marah sama kamu yang ngejelekin Anna, karena aku belum siap di tinggalin kamu."

"Berengsek! Sini lo anjing!" Raga tidak tahan mendengar ucapan Arthur yang terdengar sangat jahat.

Arthur mundur perlahan ketika Raga mulai menghampiri nya dengan emosi yang sangat terbaca pada raut wajah nya. Raga sendiri sudah tidak bisa menahan tangan nya, maka dari itu ia langsung melayangkan tangan kanan nya yang terkepal ke arah wajah Arthur. Arthur terjatuh setelah menerima bogeman kuat dari Raga.

"Kak udah stop...berhenti kak hiks." Katya memohon supaya kakak sepupu nya berhenti menyiksa kekasih nya.

Entah kenapa Arthur juga merasa tidak terima di pukuli oleh Raga, pria itu membalas pukulan Raga, "Lo juga jangan pernah deketin Anna lagi berengsek!" Arthur cemburu melihat Raga yang selalu ada untuk Anna.

"Lo suka kan sama Anna?!" teriak Arthur keras dan penuh emosi.

Raga sendiri yang mendengar teriakan Arthur hanya tersenyum simpul. Jujur saja Raga tidak pernah menyukai Anna sebagai seorang yang ia cintai. Anna sudah di anggap adik oleh Raga, karena Raga pernah mempunyai seorang adik perempuan yang hamil muda juga seperti Anna, namun sayang adiknya itu memilih bunuh diri karena pria yang menghamili nya tidak bertanggung jawab.

Melihat Anna yang selalu sendiri dengan kondisi perut nya yang sudah membesar membuat Raga kasihan, membuat Raga ingin menjaga dan selalu membantu nya.

"Kok jadi bawa-bawa Anna?" pungkas Raga.

"Lo beneran sayang sama Anna? Lo udah bilang tentang perselingkuhan lo ini ke Anna? Kalo lo sayang sama istri lo, pasti lo gak bakal main di belakang Anna sama Katya kayak gini, Thur..." ujar Raga memancing Arthur. 

"Lo jawab gue berengsek! Lo suka kan sama istri gue?!" Arthur belum ada niat menjawab ucapan Raga, ia malah semakin berteriak keras ke arah Raga.

"Arthur cukup!! Lo bisa-bisanya mikir yang gak-gak ke kak Raga. sedangkan Lo di sini yang paling jahat Arthur!" Katya membela Raga yang di pojoki oleh sang kekasih. 

Sindiran Katya sangat ngena di hati Arthur. Sungguh Arthur tidak ada maksud untuk menjadi jahat atau mempermainkan perasaan Katya dan Anna, ini semua juga di luar dugaan Arthur. 

"Kat sumpah aku gak ada niat buat jahatin kamu... percaya sama aku, please..." 

"Percaya? Buat apa... selama ini gue percaya sama lo, sampe aku gak ngira kalo Anna hamil anak lo! Dan lo cuma bisa diem aja Arthur... gue sakit hati!! Sampe gue rela ngeluarin Anna dari sekolah demi lo doang, biar kalian gak nyatu. Tap-"

"Kat... lo ngomong apa?" Raga memoting ucapan Katya. Jujur Raga agak tidak percaya dengan ucapan adik sepupu nya, tidak mungkin Katya sejahat itu.

Arthur sedang mencerna dan memahami ucapan Katya. Ia berpikir keras selama ini siapa yang membocorkan kandungan istri nya, dan ternyata selama ini orang nya selalu ada di dekat nya. 

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang