BAB 5

7K 295 44
                                    

Sudah seminggu lebih Anna bersekolah semenjak demam tinggi yang ia alami, namun ia tetap merasa sama saja. Tetap merasa hampa.

Anna sangat benci ketika di sekolah, Arthur tidak ada lelahnya untuk terus membujuk Anna untuk memaafkannya atau menerima pertanggung jawaban dari Arthur.

Anna berpikir lelaki itu memang sudah gila beneran. Karena perbuatannya sungguh tidak bisa dimaafkan dan dengan terus-terusan ia membujuk Anna untuk memaafkannya.

Namun sudah berapa hari ini Anna merasa tidak enak badan kembali. Tubuhnya sering lemes dan kepala yang pusing, ditambah ia selalu saja mual dan badannya demam.

'Benar-benar menyiksa...' batin Anna, yang kini sedang terduduk di lantai kamar mandi kamar nya dengan wajah yang sangat pucat. Anna berpikir keras, mengapa ia bisa seperti ini, namun pikiran nya pun membeku.

"Jangan-jangan gue hamil," gumam Anna pelan.

Anna menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia benar-benar tidak sudi kalau harus hamil anak Arthur. Bukan hanya itu, Anna tidak siap menjadi seorang Ibu.

"Tapi gimana kalo beneran?" Anna panik, ia benar-benar bingung sekarang.

Ia pun memutuskan untuk ke toko obat untuk membeli testpack dan membuktikan kalau ia beneran hamil atau mungkin sebaliknya. Setelah sesampai nya di toko obat, ia membeli tujuh bungkus testpack.

Jarak toko obat dengan rumahnya tidak terlalu jauh, jadi sesampainya di rumah Anna langsung buru-buru ke kamar nya untuk menaruh ketujuh testpack tadi di dalam tas sekolahnya, setelah itu Anna langsung menuju ke sekolah, karena ia sudah sangat telat pagi ini.

[][][][]

Benar dugaan gadis cantik itu kalau ia akan telat sampai ke sekolah. Anna di hukum berjemur di bawah matahari. Bel sekolah sudah bersering sejak satu jam yang lalu, tapi Anna malah baru sampai di sekolah.

Badan Anna kembali tidak sehat. Perut mualnya yang menganggu. Kaki Anna tidak ada tenaga untuk menopang tubuhnya, rasanya sudah tidak kuat untuk berdiri.

Brugh!

Anna ambruk di tengah lapangan dengan tas sekolah berisi buku yang masih berada di pundaknya.

"Anna!?" teriak guru BK yang menghukum Anna ketika melihat Anna pingsan.

[][][][]

Suasana di UKS sangat tenang dan sejuk, serta terdapat dua orang siswa di dalam nya, yaitu Arthur yang sedang menjaga Anna.

Arthur sangat panik ketika mendengar Anna pingsan saat di hukum berjemur tadi pagi. Dengan perasaan panik Arthur langsung menghampiri Anna di UKS dan berniat menjaganya sampai sadar.

Namun Arthur bingung kenapa Anna belum sadar juga setelah satu setengah jam ia pingsan, akhirnya ia mengambil tas Anna untuk mencari ponselnya, berniat memanggil dokter. Karena ponsel Arthur tertinggal di kelas.

Ketika sedang mencari ponsel Anna di dalam tas, ia merasa ada yang janggal. Arthur melihat sebuah kantung plastik yang berisi tujuh bungkus testpack. Tubuh Arthur membeku, pikirannya kalut. Apa yang dia lihat ini?

Tidak lama Anna pun tersadar seraya memegangi kepalanya yang pusing. Anna merasakan kembali perut nya yang mual, membuatnya reflek berlari keluar UKS menuju toilet, dan tentu Arthur mengikuti dari belakang.

"Na? Lo gapapa?" tanya Arthur yang melihat Anna menunduk di wastafel untuk mengeluarkan isi perutnya tersebut.

Hoek!

SOLITUDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang