Pikiran Arthur menetap pada pertanyaan yang dilontarkan oleh Anna untuk nya pagi tadi. Meski siang ini Arthur sedang mengendarai mobil nya menuju rumah sakit di mana Katya di rawat, namun di pikiran nya tetap pertanyaan Anna tadi.
Ia berpikiran bagaimana jika Anna mengetahui hubungan gelap nya dengan Katya. Bahkan Arthur bisa melihat Anna yang begitu marah ketika nama kontak Katya terlihat sangat spesial. Sungguh Arthur belum siap jika Anna sampai mengetahui nya, ia tidak mau menambah rasa penyesalan pada Anna.
Sedari tadi Arthur mencoba untuk fokus menyetir dan berhenti memikirkan pertanyaan Anna, namun selalu tidak bisa. Arthur malah merasa resah setiap kali pertanyaan Anna hinggap di pikiran nya.
Untung nya mobil Arthur sudah sampai di basement rumah sakit di mana Katya di rawat, jadi Arthur akan lebih mudah mengalihkan pikiran nya dengan ia harus fokus untuk memarkirkan mobil nya itu.
Setelah selesai, Arthur langsung menuju ke lantai tiga yang tak lain adalah kamar rawat inap Katya. Ia pun menaiki lift agar lebih cepat sampai ke lantai tiga. Tidak lama pintu lift pun terbuka, dengan langsung Arthur langsung menaiki nya dan menekan tombol angka tiga.
Ting!
Hanya butuh waktu tiga menit untuk menggapai lantai tiga dengan lift. Sesampai nya ia di lantai tiga, ia langsung melangkahkan kaki nya menuju ruang rawat inap Katya. Dan pada akhirnya Arthur sampai di ruang rawat inap Katya.
"Arthur!" Katya memanggil Arthur dengan semangat karena rasa rindu nya yang besar. Arthur pun langsung tersenyum lebar mendengar nada bicara Katya yang bersemangat.
"Hai sayang, aku telat ya?" ujar Arthur seraya menghampiri Katya.
"Gak kok, kamu tepat waktu malah. Kita tinggal tunggu kakak sepupu ku dateng ya?" balas Katya yang sudah rapih dan siap untuk keluar dari rumah sakit beberapa menit lagi. Sementara Arthur mengerutkan dahi nya ketika mendengar ucapan Katya.
"Kakak sepupu? Siapa?" tanya Arthur yang penasaran.
"Ada deh nanti kamu liat aja. Dia di suruh Ayah buat bantuin kamu sama aku beresin barang-barang di rumah sakit," jawab Katya santai. Sedangkan Arthur tidak ambil pusing dan hanya mengangguk paham.
Jujur Arthur belum pernah sebelum nya melihat setiap anggota keluarga Katya, apalagi kakak sepupu yang Katya bilang barusan. Namun Arthur tidak terlalu memikirkan dan ia akan berusaha dekat dengan anggota keluarga Katya sebisa mungkin, agar tidak canggung nanti nya.
Arthur melihat raut wajah Katya yang sangat bahagia ketika melihat Arthur, namun Arthur sendiri membayangkan bagaimana raut wajah Katya jika ia mengetahui Arthur sudah menikah dan akan menjadi seorang Ayah dari anak kembar yang tengah di kandung oleh Anna.
Sungguh tidak bisa Arthur membayangkan wajah dan perasaan sakit hati yang di rasakan Katya suatu hari nanti.
"Kamu ngelamun aja?" tegur Katya yang melihat Arthur hanya menatap kosong ke arah jendela.
"Eh, gak kok."
"Oh oke, kamu siap-siap ya kakak sepupu aku udah sampe," ucap Katya pada Arthur.
"Udah sampe mana?" Tanya Arthur
"Dia lagi di lift." Entah kenapa jantung Arthur berdegup tak karuan ketika mendengar kakak sepupu nya sedikit lagi sampai dan juga perasaan Arthur yang terasa tidak enak.
"Di lif-" ucapan Arthur terpotong.
"Kak Raga!!" Katya langsung berlari ke arah kakak sepupu nya itu dengan semangat. Sementara Arthur merasa sangat lemas saat ini. Arthur merasa familiar dengan nama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDES
عاطفيةHighest rank: #1 in Fiksiremaja #1 in Cerita #3 Pregnant #5 teenfiction #8 in Benci #8 in Pregnant ...